bahwa kasus Reynhard akan menjadi marking (pernyataan di mana informasi atau identitas tertentu akan ditekankan dan dikaitkan dengan tindakan tertentu yang tidak sesuai).Â
  Misalnya, kita sering melihat berita-berita sensasional tentang kekerasan seksual yang dilakukan oleh kaum homoseksual,
 tetapi ketika pelakunya adalah heteroseksual, kita jarang melekatkan diri pada orientasi seksual mereka.
  Dalam hal ini, media online di Indonesia berlomba-lomba menulis berita tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaku,Â
bahkan untuk hal yang absurd sekalipun seperti rumah pelaku , (selfie) pelaku dan lain-lain.Â
Alhasil, perilaku media yang  seperti ini kemudian ditiru oleh pemirsa berujung pada pembuatan meme dan stiker Reynhard, yang bermunculan di lini aplikasi chatting.
  Selain itu, pada media online, selama kurang dari seminggu memberitakan kasus tersebut menggunakan diksi yang terkesan multitafsir,Â
bahkan kata kunci Reynhard Sinaga di search engine internet, sebagian besar akan memunculkan artikel yang mengacu pada hal-hal di luar konteks kasus pemerkosaan.
 Oleh karena itu, peliputan kasus kriminalitas yang melibatkan kelompok marjinal,Â
seperti kasus Reinhard Sinaga, dapat dibilang kerap dilakukan secara bermasalah.Â
Mulai dari sensasionalisme berlebihan hingga penerapan marking.