Mohon tunggu...
Gratia Riechela
Gratia Riechela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemudi Harapan Pemuda

berani kotor itu baik - Rinso

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Jurnalisme Indonesia di Era Digital

26 September 2022   14:40 Diperbarui: 26 September 2022   16:20 1297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, kita hidup di era dimana pola komunikasi  manusia  berubah dan berkembang pesat dengan adanya mesin dan teknologi. 

Internet memfasilitasi ruang sosial dan memudahkan orang untuk berbagi informasi. 

Hal ini berdampak signifikan terhadap dinamika perkembangan jurnalisme di Indonesia. 

Padahal, revolusi teknologi menawarkan media kesempatan untuk berubah dan berinovasi lebih luas dan cepat dalam bentuk jurnalisme digital. 

Peralihan Jurnalisme Konvensional  ke Jurnalisme Digital

Jurnalisme dapat didefinisikan sebagai kegiatan mencari, mengumpulkan dan mengolah data untuk membuat berita yang menarik.

 Jurnalisme terus berlanjut dan menyebar ke masyarakat melalui media cetak, elektronik, dan digital.

 Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi melalui internet mempengaruhi perubahan transmisi informasi. 

Informasi menyebar dengan cepat, dan masyarakat umum menyerapnya dengan cepat. 

Ini menunjukkan bagaimana revolusi teknologi telah mempengaruhi jurnalisme dan mengubah konsep jurnalisme.

 Konsep jurnalisme tradisional sedang ditransformasikan di era digital dengan menggabungkan teknologi berbasis internet. 

      Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mengubah platform masyarakat untuk mengakses informasi. 

Menurut  We Are Social dan Hootsuite  Global Digital Report 2020, jumlah pengguna internet di Indonesia adalah 175, juta orang atau 6  persen dari  total penduduk Indonesia. 

Dibandingkan tahun 2019, peningkatannya sekitar 17 persen. Fenomena ini menunjukkan bahwa era digital telah membuat perubahan besar, mengubah dunia menjadi desa global. 

Digitalisasi memungkinkan informasi untuk didistribusikan di berbagai platform dan berimplikasi pada kebiasaan konsumsi yang berbeda. 

Jurnalisme digital tidak terbatas pada jurnalisme yang menggunakan sumber daya online dan jaringan telepon seluler, tetapi juga mencakup televisi dan radio digital. 

Jurnalisme digital ditandai dengan kemudahan penggunaannya setiap saat atau  secara real time. 

Jurnalisme digital dicirikan oleh penyebaran informasi yang lebih luas dan dimensi yang lebih global, karena  penggunaan multimedia yang terhubung ke Internet berdampak. 

Multimedia  dimaksudkan untuk terdiri dari kombinasi media yang berbeda seperti blog, podcast, video digital dan galeri foto.

 Selain itu, jurnalisme digital ditandai dengan kolaborasi dan interaksi interaktif antara jurnalis dan penulisnya.

pink-purple-soft-gradients-pride-trivia-informational-infographic-63316ec008a8b51bd204e562.jpg
pink-purple-soft-gradients-pride-trivia-informational-infographic-63316ec008a8b51bd204e562.jpg
Karakteristik  Jurnalisme Digital

Perkembangan teknologi digital sangat mempengaruhi industri media dan telah melahirkan media online yang mengubah media tradisional.

 Untuk mengantisipasi perubahan besar tersebut, beberapa saluran media mulai beradaptasi, berpindah ke platform digital atau  mempertahankan media cetak tetapi  juga membuat versi digital.

 Oleh karena itu, konvergensi media menjadi penting untuk kelangsungan hidup. 

Teknologi komunikasi dengan menggunakan  internet dapat menyebarkan informasi ini lebih cepat dan  lebih luas. 

Perubahan jurnalistik di era digital dapat dilihat dari karakteristik nya yakni. pemrosesan dan distribusi berita yang lebih cepat  kepada publik. 

Selain itu, juga dapat dipercaya melalui kontrol Dewan Pers yang bertindak sebagai media siber  resmi.

 Situasi ini menyebabkan konsep jurnalisme berubah melalui  media berbasis internet. 

Media digital telah mengubah jurnalisme dalam hal konten, cara kerja jurnalis, ruang redaksi, dan struktur  industri berita. 

Dalam konteks ini, teknologi dapat mempengaruhi jurnalisme dalam empat hal, yaitu:

 a) cara wartawan mencari informasi;

 b) sifat isi berita;

 c) struktur organisasi jurnalistik di  ruang redaksi: dan 

d) sifat hubungan antara media, jurnalis, dan berbagai kelompok sasaran seperti publik, pesaing, sumber berita, sponsor, dan peraturan yang mengatur jurnalisme

Salah satu perubahan terpenting terkait pekerjaan jurnalis adalah  digitalisasi  konten.

Tantangan Jurnalis dalam beradaptasi dengan Digitalisasi

Jurnalis wajib mendistribusikan informasi yang seragam dalam berbagai format untuk konsumsi digital yang lebih fleksibel, disrupsi digital, dan pengalihan elemen jurnalisme. 

Namun, skala besar dari revolusi teknologi  berbasis Internet telah menghasilkan sejumlah besar situs berita yang ada dan  persaingan yang kuat di antara media. 

Maka untuk menarik perhatian publik, jurnalis dan media digital saat ini kebanyakan mencari apa yang ramai.

 Terutama tampilan kecepatan dan hal-hal sensasional  yang paling populer di kalangan pembaca berita, sehingga akurasi beritanya menurun tanpa memedulikan apakah itu scam atau tidak dan  cenderung mempengaruhi opini. 

Kendala ini menjadi tantangan  bagi  jurnalis untuk menghadapi kesalahan umum dalam dunia jurnalisme digital terkait dengan kualitas informasi, akurasi informasi, kecepatan transmisi dan kecenderungan copy paste berita.

Terlepas dari efek negatif media digital dan kontradiksi tersebut,  media digital tentu memiliki kelebihan, yaitu kemudahan bisnis media digital. 

Berbagai platform media digital kini menawarkan tempat bisnis digital yang sangat menjanjikan yang membantu lebih banyak, lebih efektif dan efisien serta jangkauan penawaran yang sangat luas.

 Salah satunya adalah e-commerce media digital. Menurut pers, situs web media bahkan dapat menghasilkan keuntungan dengan mempromosikan media di situs web dan banyak saluran media lainnya. 

Jadi tidak lebih buruk dari surat kabar kuno yang memuat iklan di beberapa halaman surat kabar untuk mendukung perekonomian. Tentu saja hal ini  masih benar, meski sudah menjadi hal yang lumrah di era digital.

REFERENSI

Himawan, I. Q. (2011). Era Media Online, New Media: Antara Kemerdekaan Berekspresi dan Etika, Bab IV Soal Etika dalam Jurnalisme Online. Jurnal Dewan Pers(4), 35-44.

Mahramah, & Fauzi. (2021). JURNALISME DI ERA DIGITAL. JICOMS: Journal of Islamic Communication and Media Studies, I(1), 16-37.

Satria. (2017, September 6). Jurnalisme di Era Digital sebagai Transformasi sekaligus Tantangan. Dipetik September 26, 2022, dari Universitas Gadjah Mada: https://ugm.ac.id/id/berita/14661-jurnalisme-di-era-digital-sebagai-transformasi-sekaligus-tantangan

Waluyo, D. (n.d.). MAKNA JURNALISME DALAM ERA DIGITAL: SUATU PELUANG DAN TRANSFORMASI. Puslitbang Aptika dan IKP Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, 13-42.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun