Pada film Catatan Si Boy (1987) dan Catatan (Harian) Boy (2011) paradigma yang digunakan adalah paradigma fungsionalisme. Paradigma ini berakar pada objektivisme, pemikiran sesuai dengan sosiologi kemapanan, tatanan sosial, stabilitas sosial, persatuan, kohesi sosial, solidaritas, dan realitas lain (dalam Astuti, 2022) Paradigma fungsionalisme berpandangan bahwa sistem sosial terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan (agama, pendidikan, struktur politik, keluarga), yang masing-masing harus mencari keseimbangan dan keselarasan. Karakter Boy dalam "Catatan Si Boy I" digambarkan sebagai sosok pria idaman kaum wanita, kaya raya, rendah hati dan religius. Hal tersebut serupa dengan karakter Satrio di film Catatan (Harian) Boy (2011). Dimana sosok Satrio juga digambarkan sebagai sosok pria "sempurna" seperti sosok Boy.
Genre dan Subgenre
  Genre dalam film adalah sebuah klasifikasi atau jenis film yang memiliki pola, latar, karakter, cerita, dan tema yang khas. Secara umum, genre film membantu dalam mengurutkan film sesuai dengan spesifikasi (dalam Alfathoni, 2020). Film Catatan Si Boy (1987) dan Catatan (Harian) Boy (2011) sama-sama mengangkat genre Drama-Romantis. Film Catatan Si Boy memiliki sub genre  romance karena mengisahkan tentang cinta segitiga antara Boy dengan Nuke dan juga Vera.
Daftar Pustaka
Alfathoni, M. A. M., & Manesah, D. (2020). Pengantar Teori Film. Deepublish.
Astuti, R. A. V. N. P. (2022). Buku Ajar: Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H