Mohon tunggu...
Grace Octaviana
Grace Octaviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan Underrated Khas Malang: Tari Topeng

23 Maret 2024   23:44 Diperbarui: 23 Maret 2024   23:57 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu budaya yang erat kaitannya dengan mayarakat adalah tari, begitupula dengan masyarakat Malang yang memiliki bermacam-macam tarian Tradisional. Salah satu tarian tradisional yang terkenal dan khas dari Malang adalah tari Topeng Malangan. 

Tari malangan memiliki beberapa sanggar di kota Malang, salah satunya terletak di kec. Tumpang Kab. Malang yaitu Sanggar Lintang Pandu Sekar.

Pada zaman dahulu tarian ini diciptakan untuk disuguhkan kepada leluhur pada saat sembahyang, tetapi hanya untuk bangsawan saja, namun pada saat ini Tari Malangan dapat digunakan sebagai penyambutan untuk para tamu pada acara-acara dan juga pertunjukan pada festival-festival.

(Dokumentasi Pribadi)
(Dokumentasi Pribadi)
Tari Topeng Malangan mengandung cerita dan filosofi tersendiri dan menceritakan kehidupan manusia. Misalnya para penari tidak menggunakan alas kaki saat pertunjukan dengan filosofi kesuburan dan kayu yang digunakan dalam pembuatan topengnya tidak boleh ditebang hingga akar, karena ketika pohon tidak di tebang sampai ke akarnya maka pohon tersebut masih bisa tumbuh dan tidak akan punah.

Keberagaman karakter topeng malangan mewakili watak manusia di kehidupan nyata seperti model bentuk wajah topeng dan warna yang digunakan, misalnya warna hijau yang berarti kehidupan dan merah berarti hawa nafsu. 

Karakter yang berwarna hijau sebagai tokoh protagonis dan merah sebagai tokoh antagonis. Sampai saat ini ada 250 karakter topeng yang digunakan dalam tari topeng malangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun