Melewati berbagai hal, Pancasila itu dinamis, waktu ke waktu, interpretasinya mungkin bisa berbeda dari satu generasi ke generasi lainnya. Di mana walaupun pada masa orde baru terjadi ketegangan antara pemerintah dengan rakyat, dan ABRI dengan mahasiswa yang disebabkan oleh misinterpretasi Pancasila, dimana seolah-olah Pancasila hanya milik penguasa, kebebasan berdemokrasi sangat dibatasi, dan kita diatur oleh sistem negara, namun kemudian sesudah reformasi mencari cara agar Pancasila dapat kembali diinterpretasikan dengan benar walau menghadapi banyak tantangan.
Di zaman yang semakin berkembang ini, di mana perkembangan teknologi semakin maju, mendorong pemerintahan untuk lebih terbuka, juga menyangkut kebebasan berpendapat di depan publik untuk menyampaikan aspirasi dan kritik terhadap kinerja pemerintah.
Memang perkembangan ini memiliki risiko tersendiri, namun yang perlu kita lakukan adalah mengambil hal yang positif yaitu bagaimana Pancasila bisa tetap dipegang teguh di tengah perkembangan zaman, seperti yang disampaikan oleh Bapak Andreas Doweng.
Anak muda di zaman ini punya banyak referensi, berbagai ideologi lain mungkin memengaruhi. Misinterpretasi inilah yang harus diluruskan, yaitu ketika Pancasila dihadapkan dengan globalisasi, kita harus mengusahakan Pancasila tetap bisa berjalan beriringan dengan globalisasi. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Kak Adito dan dua narasumber lainnya, di mana kita harus bisa memaknai nilai-nilai Pancasila dan kebutuhannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila dan demokrasi erat kaitannya. Di tahun depan di mana pemilu akan diadakan, sebagai bagian dari masyarakat kita harus dengan bijak memilih pemimpin, yaitu memilih berdasarkan kualitasnya, bukan terpengaruh dengan politik identitas. Kita juga harus memaknai pemilu sebagai bagian dari demokrasi Pancasila, karena pemimpin asalnya dari rakyat, maka kita sebagai rakyat juga harus terlibat dalam demokrasi itu. Â
Demokrasi ini harus kita kawal. Pemilu 2024 jangan jadi pemecah kita, namun jadikan suatu hal yang justru memperkuat demokrasi kita. Mengawal pemilu mulai dari calon pemimpin yang kemudian akan jadi pemimpin Indonesia, sampai masyarakat yang memilihnya. Pemilu harus dilaksanakan dengan asas, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Berbagai hal lain mungkin menjadi tantangan bagi kita untuk tetap memegang teguh Pancasila itu sendiri, namun dengan kerjasama yang baik kita dapat membangun peradaban dan pertumbuhan global dengan berdasarkan Pancasila.
Selamat hari lahir Pancasila !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H