Acara semakin menarik ketika musikalisasi pidato Bung Karno pada 1 Juni tahun 1945 dibacakan kembali dengan penekanan kalimat demi kalimat yang lantang dan berani. Musikalisasi puisi ini seolah-olah membuat kami peserta ikut merasakan situasi yang sama saat Pak Soekarno membacakan pidatonya di zaman dahulu dengan berkobar-kobar.
Tidak berhenti sampai disitu, para alumni juga mahasiswa aktif UNPAR kemudian menampilkan sebuah musikalisasi puisi berjudul perjalanan, dan performance beberapa lagu yang disesuaikan dengan Pancasila dan perjuangan bangsa Indonesia tempo dahulu.
Tak ketinggalan lagu Garuda Pancasila juga dikumandangkan sebelum talkshow digelar.
Talkshow yang tidak kalah menarik ini menghadirkan Bapak Thomas Supono (Brigjen.Purn), Andreas Doweng Bolo (Ketua PSP UNPAR), dan Adito Palendra (Ketua BEM UNPAR) sebagai narasumber.
Talkshow kebangsaan ini mengangkat tema “Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global”.
Lewat talkshow tersebut saya belajar banyak hal. Seperti bagaimana Pancasila menurut Bapak Thomas Supono diinterpretasikan sebagai nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh seorang pejuang. Selama menjadi bagian dari ABRI, Bapak Thomas merasa bahwa memang Pancasila tertuang dalam diri seorang prajurit selama perjuangannya. Prajurit yang profesional memerlukan kejujuran dan nilai-nilai dasar Pancasila. Manusia pancasilais yaitu yang siap membela bangsa dan negara, yang siap berbakti, dan juga melindungi Pancasila itu sendiri.
Mengenai manusia yang pancasilais Bapak Andreas Doweng juga mengajarkan bahwa Pancasila itu sesuatu yang ideal diturunkan ke berbagai macam turunan yang membuat Pancasila sendiri dapat dilaksanakan, yang mengartikan bahwa manusia yang Pancasilais adalah masyarakat yang dapat menerapkan dan mempraktekan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut ketua BEM UNPAR, Kak Adito, mahasiswa sekarang ini banyak menerapkan Pancasila meski tidak secara gamblang digembar-gemborkan namun nilai-nilai Pancasila yang tertanam lewat pendidikan di masa sekolah dulu juga Pendidikan Pancasila saat berkuliah tercermin lewat perilaku mahasiswa yang baik. Tak lain menurutnya, manusia pancasilais adalah yang dapat menerapkan kelima sila dalam Pancasila.
Pancasila punya interpretasi masing-masing baik itu dari sudut pandang pemerintahan, ABRI, dosen, mahasiswa atau elemen masyarakat lainnya.