Mohon tunggu...
Grace Miranda Siregar
Grace Miranda Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang berusaha mencapai gelar sarjana sosial

Aku Ada untukmu tersenyum

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wanita berambut ikal di Halte

19 September 2020   10:49 Diperbarui: 25 September 2020   14:04 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: businessinsider.com

aku berjalan menuju halte trans untuk menunggu kedatangan angkutan kota nomor 103 dengan tujuan Pancing.Setiap no angkutan umum punya rute yang berbeda. So jangan sampai kita salah menaiki angkot, kudu hafal nomor dan tujuannya. Jika tidak tahu kita beresiko besar kesasar di kota medan yang cukup luas.

Kulihat beberapa orang sudah duduk di halte berjarak sesuai protokol kesehatan dan tak lupa menggunakan masker. Ya Akibat dari pandemi covid masih merebak.
Untung saja slot tempat duduk masih tersisa untukku. Dengan menghela napas panjang aku duduk sambil mengibas-ngibaskan wajahku dengan tangan karena hari ini sangat panas.

Tiba-tiba seorang wanita berambut ikal datang dengan menggunakan sapu tangan high heels Tak lupa dengan lipstick merah meronanya. 

"Aduh duh buset dah panas sekali ya Indonesia ini,  gak seperti di Jakarta disini haltenya pun bangkunya gak cukup untuk gua duduk" Ia menggerutu dengan suara keras.

Lantas semua orang yang awalnya sibuk dengan Handphonenya. Serentak lantas memalingkan wajah kearah wanita itu.
Aku juga ingin ngakak dengan pernyataannya, kan Jakarta di indonesia yak.

"Kalau begini bisa-bisa mukaku yang glowing ini Akan lecet dong, aduhhh bedak gua yang mahal ini akan kering" Ia mengoceh kembali sambil mengibas-ibaskan wajahnya dengan kipas.  Semua orang di halte tidak menggubrisnya sedikitpun.

"Anggap aja radio rusak-rusak" bisik Salah satu teman yang duduk disebelahku. Wanita itu mondar-mandir seperti cacing kepanasan. Sambil memegangi perhiasannya. Tampaknya Ia ingin pamer.

" Dihhh.. Norak banget sih dia" Ujar kembali teman disebelahku.
Tiba-tiba angin bertiup, yang benar saja sarung tangan merah wanita itu terbang tertiup angin. Lantas terkuaklah ternyata wanita pamer itu memiliki penyakit kulit, sepertinya itu jenis kudis.

Lantas semua orang yang dari tadi cukup menahan sabar melihat tingkahnya tertawa terbahak-bahak.
"Kualat lo, makan tu kulit glowing, Hahahahaha" Ujar teman julid di sampingku. 

Seketika wajah dan telinganya memerah bak cabai rawit.
Dia sudah sangat malu, dengan bibir manyun Ia meninggalkan Halte. Ada-ada saja tingkah manusia di bumi ini.
Semoga aku tak bertemu orang seperti itu lagi. Eh angkot yang kutunggu sudah datang aku melambaikan tangan dan segera naik. Sambil melepas penatku bekerja hari ini.

Pangkalpinang, 19sept2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun