Mohon tunggu...
Grace Miranda Siregar
Grace Miranda Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang berusaha mencapai gelar sarjana sosial

Aku Ada untukmu tersenyum

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terus Melangkah

15 Juli 2020   16:24 Diperbarui: 15 Juli 2020   19:57 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hari ini Desa kuningan di guyur hujan deras, pepohonan sebagian tumbang bersamaan dengan petir yang sangat menggelegar.

Tiba-tiba seluruh Desa Kuningan menjadi gelap gulita. Listrik padam, semua warga pada mengeluh Dan menyalahkan pihak PLN terkait padamnya listrik begitu juga suasana di rumahku.

"Padahal tagihan listrik bulan ini kan udah mama lunasin." Mama menggerutu sambil mempersiapkan lampu teplok lampu yang masih memanfaatkan minyak tanah sebagai sumber energi.

"Udah jam berapa ini mawar?" tanya ibu sembari membawakan sebuah lampu teplok di atas meja belajarku.

"Jam 21.15 WIB ma" Ujarku

"Kamu masih belajar, udah lanjutkan besok saja war, lampu ini tidak akan bertahan lama minyak tanah kita sudah menipis." Sembari Ibu meninggalkan kamarku.

Mawar sedang berlatih soal-soal masuk politeknik keuangan negara STAN. Pendidikan tinggi kedinasan yang dibawah naungan Badan pendidikan dan pelatihan keuangan  kementerian keuangan Republik Indonesia.
Salah satu Pendidikan tinggi kedinasan favorite di Indonesia. 

Kalau masuk sana bakal sering ketemu sama menteri keuangan Indonesia Ibu Sri mulyani. So, Semua orang bermimpi ingin mencicipi kuliah disana termasuk mawar. 

Hanya yang lulus seleksi yang diterima. Peminat setiap tahun 146, 702 orang Dan yang mereka terima hanya 7.301 orang saja. 

Terhitung 1:20 itu artinya satu org yang lulus telah mengalahkan 20 orang pendaftar lainnya.

"Semakin banyak peminat nya semakin sedikit peluang masuk nya war."Begitulah omongan orang yang sering menjatuhkan semangatnya.

Oleh karenanya mawar terus berlatih sepanjang waktu setiap harinya. 
 Walau memang rasa kantuk kadang merayu, begitu pun dengan rasa bosan. Ia terus berlatih mengupas soal -soal itu hanya bermodalkan lampu teplok dan tinta pulpen yang hampir habis.

Mawar seorang anak semata wayang. Ayahnya seorang penjaga sekolah SD Negeri 6 kuningan Jawa Barat. Ibunya setiap pagi membuka beberapa janjanan di kantin sekolah. Yups, Ibu mawar adalah Ibu kantin sekolah itu. Sudah enam tahun lamanya mereka mengabdi disana walau bukan sebagai staf guru. Gaji yang tak seberapa tapi tanggung jawabnya besar.

Ayah Mawar harus memastikan keamanan Sekolah, memonitoring lingkungan Sekolah, memelihara dan menjaga barang-barang milik Sekolah.  Mengatasi hal-hal yang bersifat menganggu ketertiban dan keamanan Sekolah.

Mawar harus bangun setiap harinya jam 3 pagi untuk membantu Ibu memasak jajanan kantin. Untung memang tipis dari hasil menjajakan jajanan kantin tapi Kata Ibu harus bersyukur lumayan membantu persediaan beras di dapur. Kadang semua tidak habis terjual. 

Maka kami mengahatkan kembali untuk kami makan bersama. Apalagi saingan Ibu Ada beberapa kantin, tapi Kata Ibu rejeki sudah diatur yang diatas.

"Jatuh bangun dalam berusaha tapi jangan pernah menyerah, begitu juga denganmu nak teruslah berlatih soal-soal STAN tersebut. "

Perkataan Ibu yang menjadi bara api semangat mawar untuk mempersiapkan Test tertulis tersebut.
Jam telah berada pada pukul 01:00 WIB sudah dini hari waktunya mawar untuk istirahat tidur. Mengumpulkan tenaga untuk kembali mengupas soal-soal STAN . (***) 

Pangkal pinang, 150720

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun