Mohon tunggu...
Grace Evanda
Grace Evanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Atmajaya Yogyakarta

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengulik Perbedaan Sudut Pandang dalam Film Posesif (2017) dan Orang Kaya Baru (2019)

14 Desember 2020   13:13 Diperbarui: 14 Desember 2020   13:18 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : cnnindonesia.com

Hal ini kemudian dapat menjadi isu komunikasi antara pasangan tersebut, karena jika sudah terjebak dalam toxic relationship, konflik akan lebih rentan terjadi.

Peran film sebagai komunikasi massa dinilai dapat memberikan pengaruh terhadap khalayak, sehingga melalui setiap adegan dalam film tersebut diharapkan agar penonton lebih bisa menerima pesan yang ingin disampaikan, supaya bisa keluar dari hubungan yang tidak sehat agar dapat menjalani hidup dengan lebih positif.

source : liputan6.com
source : liputan6.com

Film Posesif (2017) menceritakan tentang kehidupan romansa sepasang remaja SMA, Lala dan Yudhis. Sosok Yudhis diperankan oleh Adipati Dolken dan Lala yang diperankan oleh Putri Marino.

Kisah cinta mereka dalam film "Posesif" ini diawali ketika Yudhis dan Lala memakai sepatu yang warnanya melanggar peraturan sekolah, lalu dihukum untuk lari keliliing lapangan dengan tali sepatu yang saling terikat. Hukuman inilah yang membuat mereka jadi dekat dan kemudian berpacaran. Ya, kisah cinta mereka memang cepat sekali bersemi dan terjalin yaa..

Pada awalnya kisah cinta mereka memang semanis gulali, akan tetapi lama-kelamaan muncul berbagai konflik yang mengaduk-aduk perasaan penontonnya. Terjadi banyak ketidakteraturan dalam film ini.

Paradigma fungsionalisme yang terlihat di dalam film "Posesif" ialah adanya ketidakteraturan yang terjadi antara antara Lala dan Yudhis, antara Lala dengan ayahnya, bahkan antara Yudhis dengan ibunya.

Bahkan, di awal cerita juga sudah menunjukkan ketidakteraturan yang terjadi di dalam lingkungan sekolah, dimana mereka melanggar peraturan yang mengharuskan siswanya memakai sepatu berwarna hitam.

Dalam film ini, Yudhis terlalu posesif, sikap cemburu Yudhis sangat berlebihan, penuh dengan ancaman, dan aura Yudhis yang tadinya manis di awal juga berubah pahit. Yudhis terlihat sangat mengekang dan membatasi kebebasan Lala.

Yudhis memata-matai Lala di rumahnya, menggedor pintu rumah, hingga menerobos masuk ke kamar Lala. Kalau sedang tidak bersama dengan Lala, Yudhis akan stalk social medianya, menelfon Lala berkali-kali untuk menanyakan kabar, bahkan ada scene yang menunjukkan bahwa Yudhis missed call Lala lebih dari 30 kali dalam rentang waktu kurang dari satu jam.

Sikap Yudhis yang seperti itu tentunya menunjukkan ketidakteraturan dalam suatu hubungan, karena seharusnya mereka dapat saling menerima dan saling percaya agar hubungan mereka dapat berjalan dengan baik dan teratur, serta dapat meminimalisir terjadinya konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun