Mohon tunggu...
Grace Evanda
Grace Evanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Atmajaya Yogyakarta

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengulik Perbedaan Sudut Pandang dalam Film Posesif (2017) dan Orang Kaya Baru (2019)

14 Desember 2020   13:13 Diperbarui: 14 Desember 2020   13:18 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Orang Kaya Baru ini dikemas dengan berbagai komedi ringan di dalamnya, Sang sutradara juga sepertinya ingin menyisipkan pesan bahwa menjadi pribadi yang konsumtif dan suka menghambur-hamburkan uang bukanlah hal yang baik.

Peran film sebagai komunikasi massa disini mau menyampaikan beberapa pesan dan berusaha memberikan pengaruh kepada penonton, bahwa gaya hidup hedonisme malah bisa menjerumuskan kita ke hal-hal yang merugikan.

Kita malah bisa merasa jauh dan akhirnya kehilangan orang-orang terdekat. Menjadi kaya dan memiliki banyak uang bukanlah kunci sebuah kebahagiaan dan tidak menjamin hidup akan lepas dari masalah.

Film ini juga mungkin ingin memberikan kritik terhadap fenomena yang terjadi, soal keluarga yang mendadak kaya, walaupun pada kenyataannya tidak semua orang kaya baru memilih gaya hidup seperti yang diceritakan.

Paradigma Fungsionalisme

Paradigma fungsionalisme dikembangkan oleh Robert Merton dan Talcott Parsons. Dalam paradigma fungsionalisme, masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri atas bagian dan saling berkaitan, yakni agama, pendidikan, struktur politik, hingga keluarga.

Konflik yang terjadi dalam masyarakat dilihat sebagai tidak berfungsinya integrasi sosial dan keseimbangan. Hal ini menyebabkan harmoni dan integrasi dipandang fungsional, bernilai tinggi, dan harus ditegakkan, sedangkan konflik harus dihindarkan. Paradigma fungsionalisme juga tidak menerima hal-hal yang dapat mengguncang status quo pada suatu peristiwa.

Paradigma ini melihat hal-hal yang teratur dan tidak teratur, atau bahkan sangat melihat keteraturan dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi.

POSESIF (2017)

Fenomena toxic relationship marak dibicarakan belakangan ini. Dilansir dari merdeka.com, toxic relationship ialah hubungan yang ditandai dengan perilaku buruk dan tidak sehat secara emosional yang dilakukan salah satu pihak kepada pasangannya, dan tidak jarang merusak secara fisik.

Orang yang terlibat atau terjebak dalam hubungan toxic relationship biasanya akan menguras banyak energi hingga merusak harga diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun