Mohon tunggu...
Grace Evanda
Grace Evanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Atmajaya Yogyakarta

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Bird Box": Bertahan Hidup dengan Kain Penutup Mata, Apa Nilai di Balik Film Ini?

19 Oktober 2020   19:02 Diperbarui: 21 Oktober 2020   18:17 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : sayaajarkan.com

Pada tahun 2019 lalu, saya diajak menonton film Bird Box. Katanya, film ini menyuguhkan ketegangan yang tak biasa.

Yups, setelah selesai menonton, di samping ketegangan-ketegangan yang ditampilkan, saya melihat sosok "ibu" yang benar-benar luar biasa dan berani berjuang untuk menyelamatkan anak-anaknya agar bisa bersama-sama keluar dari keadaan yang sangatlah sulit.

Malorie benar-benar menjaga dan melindungi anaknya dalam perjalanan sulit mengarungi derasnya sungai untuk sampai ke tempat aman guna menyelamatkan diri dari situasi yang tidak terkendali akibat serangan makhluk tak kasat mata.

source : sayaajarkan.com
source : sayaajarkan.com

Makhluk ini dapat menyebabkan orang yang menatapnya dengan mata telanjang memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Pada awalnya, Malorie terlihat seperti tidak menyukai kehamilannya, hingga dokter yang biasa memeriksa kehamilan Malorie menyarankan dan memberikan pilihan kepadanya untuk memberikan anaknya itu kepada orang tua yang ingin mengadopsi, dibandingkan Malorie malah mengabaikan kehadiran anaknya itu setelah diahirkan.

Namun, seiring berjalannya waktu dan juga kondisi yang kacau akibat serangan makhluk yang tak kasat mata, jiwa keibuan Malorie mulai tumbuh, bahkan Malorie rela menyelamatkan bayi dari temannya yang juga hamil dan melahirkan di waktu yang sama dengan Malorie.

Pada saat itu, salah satu temannya di kelompok penyintas terkena pengaruh dari makhluk tersebut. Malorie menjaga anak temannya itu sama seperti ia menjaga anak kandungnya sendiri.

Di zaman sekarang, masih banyak para ibu yang tega menelantarkan anaknya, membuang anaknya, dan melakukan tindakan kejam lainnya. Film ini dapat berdampak bagi para wanita dan ibu-ibu di luar sana, memberikan gambaran untuk bisa lebih menghargai kehamilannya dan juga menjaga anaknya di situasi apapun, bukan malah meninggalkan atau mengabaikannya.

Film Bird Box memiliki genre horror, thriller, dan science fiction. Bisa dilihat dari poster film dan juga alur cerita yang memang cukup misterius dan mencekam.

source : thedisplay.net/
source : thedisplay.net/

PARADIGMA EMPIRISME

Jika kita melihat dari bagaimana sang pembuat film menulis alur cerita ini, paradigma yang bisa kita gunakan untuk menganalisis makna dari film ini ialah dengan menggunakan paradigma emprisme.

Berdasarkan paradigma empirisme, semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia, sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna. Paradigma ini juga mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

Jika dilihat dari alur cerita film Bird Box, segala tindakan yang dilakukan oleh Malorie bersama kelompok penyintas yang juga sedang menyelamatkan diri dari teror makhluk tak kasat mata ini diambil berdasarkan kejadian yang telah mereka alami sebelumnya, mereka sama-sama melihat dan menganalisis kejadian yang menimpa mereka, belajar dari pengalaman untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Ketika kelompok penyintas ini sedang panik dan berkumpul di satu rumah karena masih bingung dengan apa yang telah menimpa mereka, Tom menceritakan kejadian yang telah menimpanya dan juga krunya.

Tom mengungkapkan bahwa ketika ia dan kru nya sedang menggali sebuah fondasi, kontraktornya tiba-tiba berbaring di depan buldoser, lalu operatornya juga memiringkan alat bor ke selokan dan mematahkan lehernya.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatannya, Tom menyimpulkan bahwa jika ada yang menatap makhluk itu, maka akan membuat orang tersebut gila dan membuat orang itu ingin menyakiti bahkan membunuh dirinya sendiri.

Malorie bersama kelompok penyintas itu yang memang juga telah mengalami kejadian serupa menyadari hal ini, mereka langsung bergegas menutup semua jendela dan menghindari kontak dengan dunia luar.

Dari pengalaman inderawi yang mereka dapat sebelumnya, mereka dapat menemukan cara agar selamat dari pengaruh monster tak kasat mata ini, yakni dengan menutup mata dengan sehelai kain ketika berhadapan dengan dunia luar dan orang-orang yang sudah terinfeksi.

KONSUMSI DARI FILM BIRDBOX

Bird Box merupakan film yang dirilis pada akhir 2018 lalu di Netflix, dibintangi oleh Sandra Bullock dan disutradarai oleh Susanne Bier.

Film yang diadaptasi dari novel karya Josh Malerman ini disebut-sebut menjadi salah satu film yang paling banyak ditonton, yakni mencapai 89 juta kali dalam empat minggu pertamanya. Bahkan, Netflix dikabarkan sedang menggarap sekuel kedua dari film ini.

Berdasarkan artikel dari kontan.co.id, peminat dari film ini cukup banyak dan menjadi salah satu dari 10 film original Netflix yang terpopuler dan paling banyak diminati. Hal ini berarti konsumsi penonton terhadap film Bird Box cukup tinggi.

Film ini memberikan harapan tinggi pada calon penonton. Munculnya berbagai meme, plesetan-plesetan, hingga adanya bird box challenge, membuat penonton semakin penasaran dan memutuskan untuk menilai sendiri apakah kehebohan dari Bird Box di media sosial ini sepadan dengan kualitas filmnya sendiri. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor tingginya konsumsi penonton terhadap film Bird Box.

Feedback para penonton setelah menonton film ini ditandai dengan kemunculan berbagai meme dan juga viralnya bird box challenge, dimana challenge ini menuntut pemainnya untuk menutup mata dengan kain dan berjalan melakukan kegiatan sehari-hari. Tagar-tagar #birdboxchallenge pun ramai di twitter, instagram, dan youtube.

Berdasarkan artikel yang tertulis dalam wired.co.uk, Netflix memanfaatkan promosi di media sosial, seperti menggunakan twitter. Selain itu, Bird Box juga sempat dibantu dengan tweet dari Kim Kardashian West yang memiliki 59 juta pengikut.

Waktu perilisan yang mendekati natal juga dapat menjadi salah satu faktor tingginya konsumsi penonton terhadap film Bird Box, mengingat natal dikenal sebagai musim film bergengsi dan juga hari libur.

Akan tetapi, film ini dinilai "overrated" (tidak memenuhi ekspektasi tinggi dari para konsumennya), sehingga rating nya pun rendah. Film Bird Box hanya mendapat rating 57% di situs rotten tomatoes, serta mendapat rating 6,6 dari 10 poin di website imdb.

Mengapa sih film Bird Box bisa dikatakan overrated? Berdasarkan artikel di dalam thedisplay.net, diungkapkan bahwa sosok monster dalam film ini tidak jelas, padahal biasanya di film-film yang mengambil setting post-apocalypse, penonton biasanya disuguhkan dengan narasi tentang makhluk ataupun monster yang sedang dihadapi, klimaks dari film ini juga datar, terlalu banyak karakter tambahan, dan juga romantisme yang klise.

FEMINISME

Film Bird Box menggambarkan ketangguhan Malorie sebagai seorang wanita untuk mempertahankan hidupnya dan anaknya dari teror makhluk tak kasat mata.

Di dalam film ini, keberanian Malorie benar-benar dapat diacungi jempol, bahkan di beberapa scene, Malorie tampak lebih berani dibandingkan pemeran laki-laki yang lain. Kesetaraan gender sangat kental terlihat dalam film ini.

FEMINISIME LIBERAL

Feminisme liberal memiliki paham yang berdasar pada kebebasan, dimana perempuan dan laki-laki mempunyai kebebasan dan kesempatan yang sama.

Hal ini dapat terlihat dari adegan dimana Malorie menawarkan diri untuk ikut menjarah makanan di supermarket dikarenakan rumah tempat kelompok ini berlindung sudah kehabisan makanan, sehingga mau tidak mau, harus ada yang memberanikan diri ke luar rumah untuk menjarah makanan di supermarket yang tentunya telah terbengkalai.

Beberapa pemeran laki-laki di film ini tampak ketakutan dan menolak untuk ikut pergi ke luar setelah mendengar ide untuk menjarah makanan ini, namun Malorie dengan santai berkata bahwa ia akan ikut, padahal pada saat itu Malorie sedang hamil besar.

Selain itu, ada juga seorang pemeran wanita yang ikut, padahal kekasihnya sudah melarangnya dan mengatakan bahwa mereka akan mati jika tetap memutuskan untuk keluar, namun wanita itu tetap ikut dan mengatakan "aku terlatih, tak apa".

Adegan ini mau menunjukkan bahwa perempuan juga mempunyai kesempatan dan kebebasan yang sama dengan laki-laki, bahkan Malorie yang merupakan seorang wanita yang sedang mengandung juga tetap memiliki kesempatan dan kebebasan yang sama.

FEMINISME EKSISTENSIAL

Menurut aliran feminisme eksistensial, perempuan mampu mendapat kedudukan dan melawan diskriminasi dengan melepaskan ketergantungan pada kaum laki-laki, seperti dengan memiliki pekerjaan sendiri.

Ada suatu adegan dimana saudara perempuan Malorie mengatakan bahwa Malorie terlihat lebih banyak berkerja setelah kepergian Ryan (tidak dijelaskan secara rinci siapa Ryan dan alasan Ryan pergi dalam film ini, namun saya menyimpulkan bahwa Ryan merupakan ayah dari anak yang dikandung Malorie).

Hal ini menunjukkan bahwa Malorie lebih banyak bekerja agar dapat melupakan Ryan dan agar pikirannya tidak bergantung kepada Ryan.

Selain itu, Malorie juga terlihat ingin mandiri dan tidak bergantung dengan lelaki ketika memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan bersama anaknya mencari tempat aman setelah Tom meninggal. Di sini, Malorie menunjukkan bahwa sebagai wanita, ia juga bisa survive tanpa harus terus bergantung pada lelaki.

Aliran feminisme eksistensial melihat penindasan perempuan terjadi akibat beban reproduksi yang dimiliki perempuan, sehingga tidak dapat mempunyai posisi yang sama dengan laki-laki.

Seorang wanita di kelompok penyintas yang juga sedang hamil mengatakan kepada Malorie bahwa ia merasa menjadi beban karena ia lemah, bahkan Malorie juga mengatakan bahwa ia juga beban di sini. Namun, mereka berdua saling menguatkan dan berusaha menunjukkan bahwa mereka bisa setara dengan para lelaki di kelompok itu dengan menjadi wanita yang tegas dan pemberani.

#filmologiuts 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun