Cakuenya lumayan enak dan berukuran besar. Harganya pun tergolong murah. Akan tetapi, cakue sudah dalam keadaan dingin sehingga kurang renyah dan mantap untuk dinikmati.
Selain itu, mama dan kakakku juga membeli 2 sate kerang dari seorang bapak yang menghampiri kami. Karena aku bukan penggemar kerang, aku tidak ikut membeli.
Kata kakakku sate kerangnya gurih, sambalnya kental, dan sedikit pedas. Menurutnya rasa sate lumayan worth it dengan harga Rp5.000.
Bakmi keriting polos kami akhirnya datang juga. Wanginya benar-benar menggoda. Daging babi merahnya pun terlihat segar.
Dari penglihatan, porsinya seperti sedikit padahal aslinya sangat banyak. Kuah yang diberikan pun tidak sedikit. Rasanya benar-benar seperti bakmi yang dijual di Pematangsiantar. Sangat autentik. Harganya pun tidak mahal.
Meskipun sangat menikmati makan siang ini, di setiap tarikan bakmi selalu terlintas dipikiranku bahwa aku telah menghabiskan lebih dari separuh batas kalori yang dapat dikonsumsi setiap harinya.
Sebagai konteks, aku hanya dapat mengonsumsi 1000 - 1200 kalori per hari apabila aku ingin menurunkan berat badan sesuai target dan waktu yang kuinginkan. Dalam menghitung kalori, aku selalu menggunakan aplikasi MyFitnessPal.
Untuk 1 porsi bakmi, 2 pangsit rebus, es teh manis, dan 1 cakue, aku telah memakan kurang lebih 878 kalori. Belum lagi, pada pagi harinya aku telah memakan 1 chocolate croissant dari Tous Les Jours, yang diperkirakan memiliki kalori sebesar 210.
Jika ditotal, aku telah menggunakan 1.088 kalori. Berarti aku hanya memiliki sisa 112 kalori hingga malam nanti. Aku tahu bahwa aku akan melebihi batas konsumsi kaloriku di tanggal 1 Januari ini.
Setelah selesai menyantap bakmi dan membeli mie goreng untuk dibawakan ke rumah opungku, kami menuju ke mobil untuk kembali ke rumah di Depok.