Mohon tunggu...
Grace Charmita Sinaga
Grace Charmita Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FPP Undip

Mahasiswa Teknologi Pangan FPP Undip

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pematangan Buah di Era Modern: Inovasi-Inovasi untuk Pasokan Buah yang Lebih Efisien

17 Desember 2023   20:38 Diperbarui: 17 Desember 2023   21:03 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

SEMARANG - Buah-buahan merupakan hasil pertanian yang umumnya dipanen ketika menunjukkan tanda-tanda kematangan. Beberapa contoh buah  seperti pisang, tomat, alpukat, cempedak, manggis, dan pepaya yang akan dipasarkan jarak jauh umumnya dipanen pada tingkat kematangan 75-80%, sedangkan untuk pemasaran jarak dekat dipanen dengan tingkat kematangan 85-90%. 

Ketika buah-buahan mengalami pematangan, sejumlah perubahan fisik, kimia, dan organoleptik terjadi. Proses ini sering kali dapat diperlambat atau dihambat oleh kondisi lingkungan dan faktor penyimpanan.

Permintaan konsumen akan buah yang tinggi dan cepat mendorong produsen dan distributor untuk menghasilkan buah yang matang dengan lebih cepat setelah dipanen dari pohon. Untuk memenuhi permintaan tersebut maka produsen perlu melakukan percepatan pematangan buah secara kimiawi. 

Pematangan buah dengan metode alami dapat menghasilkan tingkat kematangan yang tidak seragam, sehingga akan sulit untuk menyediakan buah pisang dengan tingkat kematangan yang sama dalam jumlah yang besar dan waktu yang singkat, kemudian proses pematangan buah pisang dapat dipacu dengan menggunakan etilen, baik etilen secara alami yang terdapat di dalam buah maupun pemberian etilen dari luar. Selain pemberian etilen, percepatan pematangan buah juga dapat dilakukan dengan memodifikasi kondisi penyimpanan dan kemasan buah.

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai beberapa metode percepatan pematangan buah untuk mengetahui cara kerja dan pengaruhnya terhadap buah-buahan pasca panen. Artikel ini akan menyoroti keunggulan dan tantangan yang terkait dengan setiap metode percepatan pematangan buah, membantu pembaca untuk memahami faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam implementasi. Dengan artikel ini diharapkan dapat memberikan informasi praktis untuk petani dan pelaku industri serta menambah wawasan dan kesadaran publik terkait inovasi di bidang pertanian terutama pengolahan pasca panen.

Proses pematangan buah dapat dipercepat dengan beberapa cara yang dapat disesuaikan dengan jenis buah, biaya, dan ketersediaan bahan. Salah satu cara yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan etilen. Terdapat dua jenis etilen yang dapat ditemukan di pasaran, yaitu etilen gas (karbit) dan etilen cair (ethrel). 

Etilen merupakan hormon pematangan yang produksinya akan mengalami peningkatan dengan cepat hingga buah mengalami pembusukan. Buah-buahan klimaterik sebenarnya telah memiliki hormon etilen yang mempercepat pematangannya tetapi penambahan etilen dari luar dapat mempercepat proses pematangan dan menghasilkan buah-buahan dengan Tingkat kematangan yang seragam.

Kalsium karbida atau karbit berbentuk batu dan serbuk. Untuk mempercepat pematangan buah, karbit dapat dimasukkan dalam karung bersamaan dengan buah yang akan dimatangkan. Ketersediaan karbit yang mudah diperoleh dan ekonomis menjadi alasan banyak petani yang menggunakannya sebagai zat pematangan buah. Pada buah seperti pisang biasanya memerlukan waktu selama 7-8 hari hingga buah berubah menjadi kekuningan, dengan penambahan karbit hal tersebut dapat dipersingkat menjadi 3-4 hari saja. Pada buah cempedak, karbit dapat mempercepat pematangan buah hingga 3 hari lebih cepat. Banyaknya karbit yang digunakan dapat disesuaikan dengan kecepatan pematangan yang diperlukan.

Umumnya dosis yang digunakan untuk buah pisang adalah 1 g karbit untuk 1 kg buah. Untuk buah cempedak, pemeraman dengan dosis karbit 4 g/kg dinilai paling efektif. Sebaiknya dosis yang digunakan tidak terlalu tinggi karena dosis yang berlebihan dapat menyebabkan kebusukan pada buah. Selain itu dosis yang terlalu tinggi juga dapat menimbulkan rasa yang kurang sedap serta gangguan kesehatan.

Etilen cair atau ethrel adalah etilen yang diencerkan dengan air. Ethrel atau ethepon merupakan larutan yang menghasilkan etilen dengan dosis paling rendah 500-1000 ppm atau 5 ml/l air pada buah pisang kapok. Penggunaan zat ini belum terlalu banyak digunakan dibandingkan karbit. Zat ini tidak menimbulkan bau dan tidak menyebabkan kotor pada kulit buah. Beberapa jenis buah yang dipercepat proses pematangannya sering kali memiliki rasa yang relatif kurang manis, kulit buah tetap hijau sehingga tidak menarik, dan daging buah lunak sehingga menjadi cepat busuk. Penggunaan ethrel kemungkinan dapat mempertahankan kualitas buah dibandingkan penggunaan karbit karena ethrel menghasilkan gas etilen secara perlahan.

Pematangan buah dengan menggunakan bahan-bahan kimia mungkin dihindari oleh beberapa orang karena menghindari konsumsi zat-zat berbahaya. Selain itu penggunaan karbit dan ethrel juga sebaiknya dilakukan oleh profesional atau orang-orang berpengalaman seperti petani dan pelaku pertanian. Terdapat alternatif lain untuk mempercepat pematangan buah dengan lebih aman, salah satunya dengan menggunakan senyawa capsaicin. Senyawa capsaicin terdapat dalam cabai, paprika, merica, juga lada putih. senyawa capsaicin dapat memberikan efek aktif terhadap enzim pematangan yang ada di dalam buah alpukat sehingga dapat membantu mempercepat pematangan buah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun