Mohon tunggu...
Grace Anastassia Sipayung
Grace Anastassia Sipayung Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

"Penyesalan dari Kata Terlambat"

27 November 2020   21:25 Diperbarui: 27 November 2020   22:02 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah ruangan dengan kaca sebagai dinding di satu sisi ruangan, beberapa orang gadis tengah melenggokan badannya kesana dan kemari. Dari cara mereka menari, orang pun dapat melihat, mereka bukan sembarang penari yang asal asalan.

"Bagaimana jika kita cukupkan untuk hari ini? ini sudah pukul 7 malam" ucap salah satunya. Yang ikut disetujui yang lain

"wah, tidak disangka sangka kita bisa sebagus ini, ini semua karena Alora" ucap yang lainnya

"Tentu saja, Alora adalah salah satu yang paling berbakat disekolah" timpal yang lainnya. Semua tertawa menyetujui diikuti wajah memerah dari orang yang namanya disebut sebut.

"Ah, tentu tidak. Kita sebagus ini karena kalian semua juga hebat" ucap gadis itu dengan senyum lebar.

Setelah perbincangan kecil itu mereka memilih untuk membubarkan diri dan kembali ke rumah masing masing. tidak berbeda dengan Alora, gadis muda itu telah sampai di rumah dengan tubuh yang tidak segar dan lelah. Saking lelahnya bahkan gadis itu mengabaikan sang ibu yang sudah menunggunya di depan pintu rumah.

"Alora, darimana saja kau? Kenapa baru pulang? Bukannya sekolah sudah selesai beberapa jam lalu?" tanya ibunya panjang lebar sambil mengikuti Alora yang masuk tanpa mempedulikannya.

"Menari" ucap gadis itu singkat tanpa ekspresi. Raut wajahnya seakan menandakan ia tidak tertarik dengan pembicaraan yang sedang berlangsung.

"Sekolah mu menghubungi ibu. Katanya kau tidak mengumpulkan tugas lagi" ucap sang ibu dengan raut wajah lemas. Karena sebenarnya, ini bukan yang pertama kali. Entah apa lagi yang harus dilakukan sang ibu agar bisa mengubah pemikiran anaknya yang kolot ini. hidupnya seolah olah dirancang hanya untuk menari dan menari. Selain menari, gadis itu tidak memiliki kehidupan lagi.

"Hmm, baiklah, akan ku kumpulkan lain kali" ucap gadis itu lalu beranjak pergi ke kamar. Setelah membersihkan diri, Alora membaringkan diri di ranjang nya. Baru saja 5 menit, pintunya sudah diketuk dan menampilkan seorang pria tinggi yang kemudian masuk ke kamarnya.

"Apalagi ini? kakak ingin menasihatiku juga?" tanya gadis itu dengan wajah malas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun