Akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang. Karena uang banyak manusia yang rela menghalalkan segala cara untuk memilikinya. Uang memang begitu dibutuhkan karena itu orang harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Semua pasti ingin memiliki banyak uang, namun tidak semua juga sama nominal uang yang dimiliki. Orang yang bekerja keras, hemat dan tahu cara mengelola keuangannya akan lebih terlihat hasilnya dalam kehidupan sehari-hari, namun orang yang menghambur-hamburkan uaangnya ketika masih banyak, akan menerima penderitaan kemudian kelak.Â
Ada pepatah mengatakan, hemat pangkal kaya, boros pangkal miskin. Pepatah ini masih berlaku hingga sekarang, karena itulah banyak nasehat orang tua kita, jika kita bekerja, menabung untuk masa depan. Kita tidak tahu seperti apa masa depan kita kelak, namun ketika kita mempunyai penghasilan, kita dapat menabuungnya, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti PHK, kita sudah punya tabungan untuk digunakan sebelum mendapatkan pekerjaan lagi atau uang yang kita tabung dapat kita jadikan sebagai modal usaha ketika kita di PHK.
Gaya hidup sekarang ini, dengan istilah "mager", semua serba ada, makanan, pakaian, segala kebutuhan ada melalui aplikasi, kita dapat memesan dan berbelanja sesuai dengan keinginan kita, tinggal klik pesanan kita sudah diantar ke rumah. Kemudahan yang kita nikmati sekarang ini, memudahkan kita juga untuk menghamburkan uang kita, jika tidak ada self kontrol. Keinginan mata, banyaknya diskon yang ditawarkan oleh masing-masing penjual dari platform digital, membuat kita kalap mata dan akhirnya belanja lagi.Â
Dengan mempunyai uang, memang hidup kita jauh lebih dimudahkan, karena kita dapat membeli kebutuhan kita, dapat dengan mudah bepergian kemana-mana, bandingkan jika tidak mempunyai uang. Lebih sakit tidak mempunyai uang, tidak ada teman, semua menjauh, termasuk semutpun menjauh kalau kita tidak mempunyai uang. Mungkinkah karena hal ini manusia menjadi cinta uang? Memiliki uang, dianggap mempunyai nilai lebih, lebih dari orang lain, dapat membeli barang-barang branded, status sosial berubah dan semua mendekat termasuk semutpun mendekat karena kita sudah mampu membeli gula yang disukai semut.Â
Tidak dapat dipungkiri, manusia butuh pengakuan. Manusia ingin diakui keberadaannya, diakui kesuksesannya, diakui kekayaanya dan prestasi serta pencapaiannya dalam hidup, karena itu tidak jarang dari kita untuk menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Mengapa manusia cinta akan uang, bahkan lebih mencintai uang daripada kehidupannya sendiri? Mungkin karena dengan uang hidup akan lebih mudah dan mendapatkan pengakuan.
Karena uanglah manusia menjadi rakus. Ingin mempunyai banyak uang, dan memiliki banyak harta, tergiur oleh tawaran-tawaran pinjaman online, yang menjerat dia masuk ke dalamnya. Memang sangat menyakitkan ketika kita tidak mempunyai uang, namun tidak begitu juga caranya, hingga meminjam untuk kesenangan dan kebutuhan pribadi, karena itulah kita harus mencukupkan apa yang kita miliki. Jangan takbur, agar hidup aman dan dan damai. Pinjaman online telah menjerat banyak korban, banyak terjadi perselingkuhan, perceraian, pembunuhan yang mengakibatkan kematian.Â
Pinjol ini telah menjerat banyak kalangan masyarakat, karena dengan mudah dicairkan, namun bunganya sangat tinggi dan mengikat leher peminjam, namun itupun dihalalkan oleh pemerintah. Akibat dari ketidak mampuan secara ekonomi, pilihan cepat masyarakat adalah pinjol, namun efeknya sangat menyakitkan. Orang yang terbiasa dengan gaya hidup hedon, ketika diperhadapkan dengan kebangkrutan dan ekonominya tidak lancar lagi, kadang memilih jalur cepat dengan pinjol.Â
Pinjol memang sudah meresahkan banyak masyarakat, namun sampai sekarang masih saja berkembang, itulah uang. Semakin dicari semakin banyak cara orang menyediakannya dan semakin banyak orang mencarinya walau dengan cara yang tidak halal.Â
Uang memang sangat memikat manusia, namun bagaimana agar uang tidak menguasai kehidupan kita, bahkan kadang manusia jauh lebih mencintai uang daripada keluarganya sendiri. Sanking cintanya manusia ada yang punya sifat kikir, menyimpan uangnya sampai tidak mau berbagi, karena ketakutan akan hari esok. Kurangnya kepercayaan atas pemeliharaan Tuhan sepanjang hidup.
Tipe kikir ini jarang Tipe kikir ini, biasanya sulit berempati, dia hanya fokus dengan dirinya sendiri, ada juga teman yang kesusahan, dia pura-pura tidak tahu, cuek dan kalau bisa menghindar, sanking pelitnya, bahkan kadang sama diri sendiri pun kikir dan kalau bisa uangnya jangan sampai keluar satu senpun. Setiap orang mungkin pernah ada dalam posisi ingin hemat, namun itu hanya temporary, tetapi orang dengan tipe kikir ini, sudah mendarah daging, tidak pernah ada kata temporary dalam hidupnya, setiap hari kalau bisa duitnya selalu bertambah namun tidak pernah berkurang.
Uang memang akar dari segala kejahatan, jika tidak dapat menguasai uang, maka uang yang akan menguasai dirinya sendiri. Kuasailah diri sendiri khususnya terhadap penggunaan uang, jangan gelap mata. Punya uang banyak pergunakan dengan baik, masih banyak orang yang membutuhkan uang kita, berbagilah sewajarnya dan bersedekah kepada orang yang membutuhkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H