Ayo para pemuda, generasi emas Indonesia, jangan biarkan waktu berlalu begitu saja. Perbaiki diri, tekun belajar, jangan hanya melihat keberhasilan orang lain, buat dan ciptakanlah keberhasilan diri sendiri. Jika belum diterima bekerja, ciptakan usaha sendiri, mulailah dari langkah kecil, dari nol dengan membuka usaha. Ada banyak jenis usaha kecil-kecilan yang dapat dikerjakan, mulai dari jualan online, menjadi reseller barang-barang branded, reseller makanan, menjual berbagai jenis makanan ringan, ada banyak pekerjaan yang dapat menghasilkan uang, permasalahannya adalah apakah kita mau mengerjakannya.Â
Dimana ada kemauan disitu ada jalan, namun dimana ada kemalasan akan selalu banyak alasan. Akan selalu banyak alasan bagi mereka yang enggan dan tidak berani mencoba.Â
Jika kita tinggal di kampung atau desa, kita dapat beternak lele, sembari menunggu lele kita dapat dijual, kita bisa usaha menjual keripik singkong, ada banyak pekerjaan yang dapat dikerjakan dan menghasilkan uang. Mulailah wahai para pemuda, jangan asyik dengan dunia media sosial, karena masa depan bangsa ini terletak pada usia generasi sekarang ini.Â
Bonus demografi Indonesia pada masa-masa ini, jika kita mau menciptakan negara kita menjadi negara maju, bekerja dan tekunlah karena lebih banyak penduduk dengan usia muda pada tahun bonus demografi saat ini.Â
Mari sejenak kembali ke masa Pandemi, dua tahun yang lalu. Sejak Pandemi Covid-19, kita semua ada di rumah, tidak diperbolehkan untuk beraktivitas di luar kecuali bidang  yang dibutuhkan seperti bidang kesehatan, apotik dan beberapa bidang lainnya. Namun, ada juga saat pandemi orang  tidak tinggal diam, ada yang mulai bercocok tanam di rumah, menanam kembang, seperti aglonema, monstera, yang mempunyai nilai jual yang tinggi saat itu, ada juga mengerjakan berbagai kerajinan tangan lainnya. Hanya orang yang bijaksana yang dapat melihat peluang sekalipun dalam kondisi paling berat dalam kehidupan.Â
Kita tidak ada lagi dalam masa pandemi Covid-19, namun mengapa angka pengangguran menjadi tinggi. Apakah ketidak siapan kita menjadi seorang wira usaha yang tekun, atau kita tidak mempunyai skill yang mumpuni ketika kita melamar kerja, sehingga kita ditolak saat melamar pekerjaan, atau kita berharap gaji yang tinggi karena kita alumni dari universitas ternama dengan IPK cumlaude, sehingga membuat kita enggan menerima pekerjaan dengan gaji yang kecil.
Semasa pandemi, penulis tidak berhenti sekalipun berhenti dari pekerjaan, penulis beternak lele, beternak ayam, menanam berbagai jenis bunga di halaman rumah. Ada banyak pekerjaan yang dapat menghasilkan ketika kita mau. Seperti penulis sampaikan di atas, jika kita mau, pasti ada saja jalan yang Tuhan berikan, jangan mempunyai mental dikasihani, lebih baik mengasihi dan memberi daripada dikasihani dan selalu meminta-minta. Jangan mempunyai mental ingin selalu diberi, disuapin, meminta-minta, bergantung, bukankah banyak pekerjaan di zaman yang serba ada saat ini.
Menjadi kontent kreator juga bisa, jika tidak mau mengerjakan pekerjaan dengan menggunakan fisik seperti petani berdasi. Berjuanglah selagi masih diberikan kesempatan dan waktu oleh Tuhan karena hidup itu adalah anugerah. Belajarlah dari orang-orang yang mempunyai kisah hidup yang insipiratif dan  nyata seperti Nick Vujicic, jika semangat kita lemah dalam mewujudkan cita-cita, lihat sekeliling kita, lihat orang-orang yang bergantung dengan kita, lihat masa depan bangsa ini, dan belajarlah dari mereka para inspirator seperti Nick Vujicic.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H