Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

KONGSI: Teruslah Menulis Kiranya Diterbitkan dan Dibukukan

14 Juli 2024   08:05 Diperbarui: 14 Juli 2024   11:50 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembacaan puisi (Dokumentasi Pribadi)

KONGSI (Kongkow Fiksi Kompasiana) Volume 1, pada tanggal 13 Juli 2024 hari ini yang bertempat di Bentara Budaya Jakarta, Pojok Baca area gedung Kompas Gramedia Indonesia yang dimulai pada pukul 15.00 WIB dihadiri para penulis cerpen, novel, dan artikel Kompasiana. 

Sebuah kesempatan yang sangat berharga bagi para penulis jika ada kongkow yang sangat berharga yang difasilitasi oleh Kompasiana. 

Seorang Penulis itu, wajib banyak pengetahuan, interaksi, diskusi, membaca, referensi dan terus belajar tentang sastra dan tulisan. Upgrade diri dalam berbagai tulisan, seperti novel, artikel, puisi, narasi dan karya sastra lainnya sangat penting. 

Pada acara Kongkow Fiksi Kompasiana kali ini, yang dihadiri sekitar 50 kompasianer di mana acara diramu dengan temu komunitas fiksi kompasiana, sharing session, open mic fiksiana berpuisi dan pembacaan cerpen. 

Acara ini sangat menarik sesi demi sesi, yang diawali dengan kata sambutan dari COO Kompasiana, Nurulloh, yang diwakilkan kepada bapak Kevin selaku Community Division Head dan dilanjutkan dengan pembacaan cerpen oleh Ibu Erry Siahaan, yang tergabung dalam komunitas Pulpen dan Kopaja71. 

Ibu Erry membacakan puisi (Dokumentasi Pribadi)
Ibu Erry membacakan puisi (Dokumentasi Pribadi)

Ibu Erry membacakan cerpen dengan penghayatan yang mendalam yang merupakan hasil karya Rosul Jaya Raya dengan judul Upacara Bendera. Cerpen ini adalah sebuah kisah kehidupan di sebuah pesantren yang dihubungkan dengan peristiwa sejarah pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya. 

(Dokumentasi Pribadi)
(Dokumentasi Pribadi)

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan ketika kita membaca sebuah cerpen, yaitu penulisan tanda baca dalam alur cerita, mimik yang di dalamnya raut wajah, gesture, intonasi, penguasaan isi cerpen sehingga kita tidak hanya melihat script saja, tetapi kita juga dapat melihat audiens kita, seperti yang dilakukan oleh Ibu Erry Siahaan dengan luar biasa membacakan cerpen tersebut. 

Setelah selesai pembacaan cerpen, dilanjutkan dengan talkshow dengan nara sumber Ibu Mirna Yulistianti. Ibu Mirna Yulistianti sebagai seorang editor buku sastra di Gramedia Pustaka Utama sejak tahun 2000 dengan moderator Widha Karina.

ibu Mirna bersama Widha Karina sebagai moderator (Dokumentasi Pribadi)
ibu Mirna bersama Widha Karina sebagai moderator (Dokumentasi Pribadi)

Ibu Mirna sudah mengedit berbagai hasil karya dan buku karya penulis Indonesia seperti Eka Kurniawa, Sapardi Djoko Damoni, Djenar Massa Ayu, Joko Pinurbo, Intan Paramaditha, Shindunata, A.Fuadi, Seni Gumira Ajidarma, Ratih Kumala, Cyntha Hariadi, dan hasil karya penulis lainnya. 

berbagai buku yang di edit bu Mirna(Dokumentasi Pribadi)
berbagai buku yang di edit bu Mirna(Dokumentasi Pribadi)

Pada kesempatan ini Ibu Mirna memaparkan ciri-ciri naskah sastra yang dicari oleh penerbit yaitu:

1. Novel, Cerpen, Puisi

Dalam pemaparan Ibu Mirna tentang novel, cerpen, dan puisi itu tentunya berbeda, karena cara penulisan ketiganya pun berbeda. Menulis novel diibaratkan oleh Ibu Mirna seperti lari maraton. 

Seorang penulis harus dapat menjaga agar dapat menuliskan novel hingga selesai. Pada umumnya yang agar terkendala dalam menulis sebuah novel adalah bagian pertengahan, sementara bagian yang paling mudah adalah di awal dan ending dari sebuah novel. 

Hal ini juga kadang dialami oleh penulis. Ada langkah yang penulis lakukan ketika menulis sebuah novel/buku, yaitu dengan membuat kerangka novel terlebih dahulu. Ketika kita menuliskan kerangka atau sinopsis sebuah cerita yang kita inginkan akan lebih mempermudah kita untuk menulis dengan disiplin dan fokus tehadap tujuan cerita kita di awal. Namun jika terjadi perubahan ketika menulis dipertengahan maka kita akan buat kembali kerangkanya, agar tetap fokus pada karya yang akan kita tuliskan. 

Menulis cerpen diibarkatkan oleh Ibu Mirna seperti sprint. Cerpen adalah sebuah alur cerita yang pendek, pembaca mungkin banyak yang suka baca cerpen karena singkat. Menulis cerpenpun harus mempunyai nilai jual sehingga banyak pembaca. 

Cerpen dituliskan dengan menarik, singkat, padat, efisien dalam menggunakan kata-kata dan bertele-tele, karena ceritanya pendek. Jika ingin memperpanjang cerita hingga seratus lebih halaman beralihlah ke novel.

Menulis puisi mungkin lebih mudah, karena sudah ada ketentuan dalam menulis puisi. Seperti menggunakan kata kunci, diksi, rima, dan pengembangan tema. Dalam pelajaran bahasa Indonesia pun puisi sudah dipelajari sejak dari SD, sehingga tidak jarang jika ada acara-acara besar di sekolah seperti Hari Guru, ada perlombaan membaca puisi. 

bersama ibu Mirna yang ramah (Dokumentasi Pribadi)
bersama ibu Mirna yang ramah (Dokumentasi Pribadi)

2. Memiliki tema yang relevan dengan kehidupan

Nah, tema ini sangat penting dalam menuliskan sebuah novel. Tema berperan kuat agar novel, cerpen dan puisi kita mendapatkan nilai jual dan disukai oleh masyarakat. 

3. Ditulis dengan baik (minim typo dan kesalahan gramatikal)

Menulis dengan minim typo dan kesalahan gramatikal memang agak sulit. Kadang kita sudah baca ulang dengan hati-hati yang kita tulis, namun ada saja yang typo. Mungkin sebelum dikirimkan kepada penerbit, perlu ada tim dari seorang penulis untuk membaca novel yang sudah selesai dituliskan sehingga mengurangi kesalahan dalam penulisan. 

Semakin banyak yang membaca sebelum disampaikan kepada penerbit, maka novel kita akan semakin baik, karena sudah ada orang yang terlebih dahulu mengoreksi dan memberikan masukan bahkan melihat tulisan yang typo. 

4. Unik, memiliki kebaruan dalam bentuk dan isi

Keunikan dan ciri khas dari sebuah hasil karya penting. Seorang penulis pasti mempunyai keunikan tersendiri dalam menulis, karena tidak semua gaya tulisan sama. Ada gaya tulisan yang unik, menarik, digabungkan dengan kehidupan yang relevan dengan adat istiadat budaya, karakter, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Sebaiknya diperhatikan konten yang membuat pembaca tertarik untuk membaca novel, cerpen atau puisi kita.

5. Memiliki potensi yang dapat menjangkau pembaca dengan luas

Kita sebagai penulis, diharapkan juga dapat mempromosikan novel, cerpen, puisi yang dibukukan atau buku yang lain, sehingga hasil karya kita lebih dikenal oleh masyarakat luas dan dapat terjual dengan baik. 

Setelah buku kita masuk ke penerbit masih ada proses produksi buku. Seperti apa proses produksi buku yaitu, 

  • Ada Kontrak (royalti, tiras cetak, masa dan waktu terbit)
  • Editing (menguatkan naskah, mengoreksi typo, dan lainnya)
  • Setting (jenis huruf, ukuran buku 14 x 21, 13,5 x 20) dan lainya
  • Koreksi proof (koreksi minor sebelum naskah dicetak
  • Desain/sampul (perwajahan sesuai isi dan trend)
  • Cetak (produksi massal 1000, 2000, 3000 ekds)
  • Distribusi (penyebaran ke toko Gramedia, dll)
  • Display di toko (terbit nasional)

Untuk desain sampul itu sangat penting dan perlu kita buatkan terlebih dahulu sinopsis dari novel yang kita tuliskan. Cover buku depan dan belakang pada umumnya menjadi nilai jual, jadi jika design cover novel menarik dengan judul yang unik, pada umumnya masyarakat tertarik untuk membeli.

Pembacaan puisi (Dokumentasi Pribadi)
Pembacaan puisi (Dokumentasi Pribadi)

Setelah talkshow oleh Ibu Mirna yang dihujani 5 pertanyaan oleh lima penanya, acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi. Dari 10 orang yang membacakan puisi yang terpilih sebagai pemenang pertama adalah Lidwina Nathania dengan karya berjudul "Kekekalan Perjuangan" yang mendapatkan plakat, vocher gramedia sebesar tiga ratus ribu rupiah dan beberapa hadiah lainnya. 

(Dokumentasi Pribadi)
(Dokumentasi Pribadi)

Bagaimana dengan 9 orang peserta lainnya, tentunya dapat juga souvenir dari Kompas Gramedia. 

Pembagian souvenir (Dokumentasi Pribadi)
Pembagian souvenir (Dokumentasi Pribadi)

Pada akhir penghujung acara kita mendokumentasikan momen berharga dengan berfoto bersama Kompasianer dan admin Kompasiana.

foto bersama (Dokumentasi Pribadi)
foto bersama (Dokumentasi Pribadi)

"Teruslah menulis ya mba", adalah sebuah percakapan akhir bersama Ibu Mirna yang masih ingat sampai ke rumah. Yah, benar dengan menulis suara kita yang kecil pun dapat kita sampaikan kepada dunia. Jika suara kita kecil, maka menulislah, dengan menulis isi hati, kepala dan cita-cita kita dapat tersampaikan kepada dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun