Tua itu pasti. Manusia akan mengalami setiap fase kehidupan hingga lansia, jika Tuhan memberikan kesempatan untuk hidup hingga menua. Ada banyak lansia yang masih produktif dalam berbagai pekerjaan, usaha namun ada juga yang tidak produktif lagi karena faktor kesehatan dan ketidakmampuan secara phisik. Kebanyakan lansia pada zaman ini, memilih produktif dan jika masih ada yang dapat dikerjakan mereka dapat mengerjakannya bahkan lebih rajin dari usia Gen Z. Ada beberapa aktivitas yang dikerjakan oleh lansia, misalnya aktif di berbagai organisasi sosial, seperti gereja, mesjid dan komunitas lainnya. Lansia yang memilih untuk tetap beraktifitas kemungkinan jarang mengalami kepikunan karena otak mereka dilatih untuk terus berkarya dan berinteraksi dengan produktif.Â
Lansia yang produktif pada umumnya jarang bergantung kepada orang lain, mereka berusaha untuk melakukan aktivitasnya sendiri. Kemampuan mereka secara fisik  membuat mereka dapat beraktivitas dengan bebas,tanpa bergantung kepada yang lain,  karena mempunyai keuangan sendiri. Bagi masyarakat Indonesia, budaya kekeluargaan dan cinta kasih kepada orang tua masih sangat kental dijaga, jika kita bandingkan dengan mereka yang tinggal di luar negeri, dimana lansiapun dapat tinggal sendiri tanpa harus ditemani oleh anak, keluarga atau saudara, bahkan ketika anak-anak sibuk, mereka akan memilih panti jompo sebagai tempat tinggal mereka.
Bagi kita masyarakat Indonesia, yang masih kental dengan budaya merawat orangtua di masa lansia, masih sangat sungkan mengirimkan orang tua ke Panti Jompo dan Panti Jompo merupakan pilihan terakhir bagi keluarga yang orangtuanya sudah lansia. Terkadang jika anak-anak mengirimkan orangtuanya ke Panti Jompo dianggap sebagai anak durhaka, tidak tahu membalas budi  orangtua yang telah merawat dan membesarkan hingga sukses di masa yang sekarang. Anggapan ini memang masih kuat bagi masyarakat Indonesia.Â
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dengan anggapan jika anak mengirimkan orangtua ke Panti Jompo menjadi anak durahaka adalah sebuah hal yang salah juga, karena bisa juga karena keadaan, misalnya anak sering bekerja ke luar negeri, sementara orang tua kita yang sudah lansia, ditinggal sendiri di rumah bersama dengan suster. Kekhawatiran anak akan sangat tinggi ketika orangtua ditinggal sendiri di rumah. Apakah orangtua kita yang sudah lansia bersama dengan suster dijaga dan dirawat oleh suster dengan baik, atau malah sebaliknya. Karena banyak juga kasus, dimana orang tua yang ditinggal sendiri atau bersama dengan suster menderita.
Ada beberpa hal yang perlu kita pertimbangkan ketika kita mengirimkan orang tua kita ke Panti Jompo.Â
1. Kondisi Pekerjaan Anak-anak
Anak-anak yang sudah berkeluarga khususnya yang tinggal di kota metro mempunyai tingkat mobilitas yang sangat tinggi dan mereka bekerja pagi hingga malam khususnya orang-orang yang tinggal di kota Jakarta. Orang tua yang sudah lansia setiap hari akan merasakan kebosanan dan kejenuhan jika mereka sendiri di rumah dan tidak produktif. Mereka akan menunggu anak-anaknya atau cucunya agar merasakan kebersamaan dengan keluarga tanpa melakukan sesuatu yang membuat mereka menjadi produktif. Orang tua yang sudah lansia akan merasakan kondisi tersebut selama mereka ada berama anak dan cucunya. Kecuali jika orang tua kita masih produktif dapat mempunyai kegiatan sendiri atau berkumpul dengan komunitasnya sendiri.Â
2. Keamanan Orang tua jika tinggal di rumahnya sendiri
Pada umumnya orang tua kita lebih nyaman tinggal di rumahnya sendiri dibandingkan tinggal bersama keluarga anak-anaknya. Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan mengapa orang tua kita tidak dapat tinggal sendirian di rumah, yaitu kondisi keamanan. Orangtua yang sudah lansia ketika tinggal di rumah sendiri harus diperhatikan keamanannya, karena mereka telah menurun secara fisik. Bisa saja orang tua kita mengalami kecelakaan sendiri di rumah, seperti menyalakan kompor saat memasak namun lupa mematikannya, sehingga terjadi kebakaran, atau tergelincir di kamar mandi tidak ada yang melihat, atau terjatuh saat berjalan dan tidak ada yang melihat dan membantu akhirnya orang tua kita meninggal tanpa ada yang mengetahui dan banyak lagi kecelakaan yang terjadi terhadap orang tua ketika mereka ditinggal sendirian di rumah.
Dengan berbagai pertimbangan seperti ini, keluarga atau anak-anaknya harus memikirkan bagaimana caranya agar orang tua kita mempunyai rasa aman ketika tinggal di rumahnya sendiri, jika anak-anak tidak ada yang dapat menemani tinggal di rumah karena semua sudah bekerja bahkan bekerja di luar negeri, maka Panti Jompo adalah solusi terbaik.
Panti Jompo disediakan oleh negara atau pihak pengelola swasta, komunitas sosial atau gereja bertujuan agar lansia dapat merasakan keamanan, kenyamanan dan gembira ketika mereka bersama dengan teman mereka sesama lansia. Panti Jompo disediakan untuk mereka yang membutuhkan dan ada juga beberapa jenis panti jompo. Ada yang dikelola oleh pemerintah dimana biaya dan dana operasional disediakan oleh negara sementara Panti Jompo yang dikelola oleh swasta atau gereja dananya dari pengelola tersebut.Â
Salah satu Panti Jompo yang dikelola oleh gereja yaitu Panti Jompo Yayasan Panti Werda Hana merupakan salah satu Badan Pelayanan milik Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat. Perkembangan Panti Jompo Werda Hana hingga hari  ini semakin bagus, ada banyak fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola Panti Jompo. Ada fasilitas kesehatan yang menunjang seperti Rumah Sakit kecil yang disediakan di Panti Jompo. Ruang makan, tempat nongkrong, aula, tempat nonton seperti studio, salon, dan banyak lagi fasilitas lain yang disediakan. Di Panti Jompo ini ada kegiatan yang rutin setiap hari dan ada juga kunjungan dari berbagai komunitas atau gereja yang berkunjung sehingga para lansia tidak bosan dan bahkan mereka mempunyai banyak kegiatan setiap hari.Â
Pada kesempatan berkunjung ke Panti Jompo Werda Hana, penulis melihat para lansia tersebut menikmati kebersamaan dengan lansia lainnya, bahkan ada seorang lansia bersaksi mengatakan beliau sangat betah tinggal di Panti Jompo. Ketika anaknya mengajak keluar setiap minggu untuk bersama dengan keluarga, ibu tersebut menolak dengan mengatakan bahwa beliau telah mempunyai kegiatan di Panti Jompo. Dari kesaksian ibu tersebut, kita dapat melihat bahwa seorang lansia yang ada di Panti Jompo dapat merasakan kebahagiaan dan kenyamanan tersendiri. Memang Panti Jompo Werda Hana ini adalah Panti Jompo yang mandiri artinya berbayar, setiap bulan keluarga akan membayarkan sesuai dengan paket yang diambil. Mulai dari tiga juta per bulan hingga dua puluh juta.Â
Apa yang dapat penulis simpulkan dari kunjungan ke Panti Jompo ini adalah, pandangan masyarakat Indonesia tentang memasukkan orang tua ke Panti Jompo dipandang durhaka, tidak selamanya berlaku, karena banyak kesaksian dari para lansia yang mengatakan bahwa mereka merasakan kenyamanan dan kemanan tinggal di Panti Jompo tersebut. Mereka diberikan makan teratur, ada aktifitas, setiap hari diperiksa ke kamar, ada pemeriksaan kesehatan, ada ruang untuk ngobrol dan menonton bersama dengan teman sesusia. Ada banyak latar belakang para lansia masuk ke Panti Jompo tersebut dan pada umumnya karena anak-anak mereka semua bekerja, ada yang tinggal di Luar Negeri dan pada sibuk. Sehingga mereka memutuskan untuk tinggal di Panti Jompo karena mereka juga di Panti Jompo diberikan ijin keluar bersama dengan keluarga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H