Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gagas RI Episode 9: Pancasila dan Cinta Tanah Air

24 Juni 2024   12:16 Diperbarui: 24 Juni 2024   12:24 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. 

Paulus adalah seorang Rasul yang gigih memberitakan Injil ke berbagai daerah dan negara pada zamannya, namun sebelum bertobat Paulus adalah orang yang membunuh banyak pengikut Yesus, seorang yang ganas, penjahat dan Rasul Paulus menganggap pengikut Yesus adalah orang-orang yang dapat merugikan perekonomian pada zaman itu dan tidak mempercayai Injil. Namun Paulus menjadi Rasul, dipilih  oleh  Yesus untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, melalui perjumpaannya dengan Tuhan. 

Awalnya Rasul Paulus yang seorang penjahat dapat berubah menjadi seorang Rasul yang memberitakan Injil dan mempertaruhkan hidupnya demi pemberitaan Injil ke seluruh dunia. Namun, ketika Rasul Paulus mengalami perjumpaan dengan Yesus, dan Paulus diproses melalui matanya buta saat berjumpa dengan Yesus, namun Yesus dapat menyembuhkannya, disitulah Paulus menjadi orang yang kuat dan tangguh, berjanji akan menjadi pengikut Yesus yang sejati, karena itulah Rasul Paulus mengatakan dalam suratnya kepada jemaat di Filipi bahwa apa yang dahulu dianggap oleh Rasul Paulus keuntungan sekarang dianggap rugi karena pengenala akan Kristus. 

Menurut pandangan Uskul Kardinal Ignatius Suharyo menjadi Katolik 100% adalah menjadi pribadi yang berbuah, memberi dan bukan pribadi yang serakah karena hidupnya telah menjadi baru saat mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Yesus. Menjadi 100% Katolik dapat mengikut teladan Yesus dan tidak memilki watak seorang serakah, karena serakah itu adalah berhala. Menjadi 100% Katolik dapat membawa damai, sukacita, dan berbuah ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

Dalam kehidupan Yesus ada dua kelompok yang ingin Yesus mati dengan segara, yaitu Kelompok Orang Farisi dan Yahudi. Mengapa? Karena sejak kehadiran Yesus, perdagangan di dalam bait suci di hancurkan oleh Yesus, sehingga kelompok orang Farisi dan Yahudi sangat membenci Yesus, karena merekalah yang membuat aturan dan peraturan dalam perdagangan, bisnis di bait suci, sementara bait suci adalah tempat ibadah bukan tempat perdanganan atau bisnis. Itulah mengapa Yesus selalu dihina, difitnah, diejek, dikhiantai dan mati di Kayu Salib. Sebagai warga negara Indonesia jangan serakah apapun jabatan kita. 

Dalam penjelasannya Uskup Kardinal Ignatius Suharyo juga mengatakan bagaimana menjadi 100% Indonesia. Uskup Kardinal Ignatius Suharyo mengutip sebuah pidato kebudayaan Mochtar Lubis. Dalam pidato tersebut bapak Mochtar Lubis menyebutkan bahwa ada  6 ciri Indonesia, yaitu: orang Indonesia wataknya hipokritis  munafik, enggan bertanggungjawab atas perbuatannya, mempunyai jiwa feodal, percaya takhyul, artistik, watak yang lemah. 

Ada benarnya juga kutipan dari Uskup Kardinal Ignatious Suharyo tentang watak Indonesia ini, karena itulah Uskup Kardinal Ignatius Suharyo menawarkan gagasan pastoral, menjadi sungguh-sungguh menjadi warga Indonesia yang semakin baik. Cinta tanah air, pribadi yang  tidak mudah tergerus, dirawat dan dijaga.

Pancasila sebagai dasar negara kita yang ditetapkan sebagai dasar Konstitusional yang terdiri dari lima sila. Sila Pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, sebagai Warga Negara Indonesia kita harus memiliki sikap toleransi dalam beragama, saling menghargai dan tidak memaksakan kehendak agama ita terhadap orang lain. Berdoa dan bersyukur setiap hari merupakan cara kita untuk mengamalkan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. 

Sila ke dua, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab kita wajib saling tolong menolong sesama yang membutuhkan dan menghormati hak-hak azasi manusia. 

Sila ketiga, Persatuan Indonesia menghargai keberagaman negara dan menjaga persahabatan antar etnis, mencintai tanah air dan menjunjung tinggi kesatuan berbangsa dan bernengara. 

Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn perwakilan, kita sebagai warga negara Indonesia menghargai dan menjunjung tinggi demokrasi, tidak mudah terprovokasi SARA dan menghargai segala pendapat namun menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah untuk mufakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun