Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibadah Perayaan Pentakosta di GKI Surya Utama

20 Mei 2024   20:30 Diperbarui: 21 Mei 2024   06:39 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tarian yang diiringi dengan alat musik taganing, seruling, bas, piano oleh pemusik dengan nyanyian inilah Hari Pentakosta (dokumentasi PHRG)

Masa Raya Paska ditutup dengan Pentakosta atau hari ke lima puluh setelah Paska. Ada peristiwa besar yang dirayakan dalam peristiwa Pentakosta ini  yaitu Turunnya Roh Kudus dan juga membawa persembahan syukur tahunan sebagaimana tradisi umat Yahudi dalam Perjanjian Lama. Pentakosta disebut pula dengan perayaan tujuh pekan. Hal ini merupakan panen tahunan pada pekan ke-7 atau hari ke-49. Pesta panen itu dilakukan pada ke esokan harinya yakni hari ke - 50. Pada saat merayakan pesta tahunan, jemaat membawa hasil pertama dari hasil panen mereka.

Pada Hari Minggu, 19 Mei 2024, Ibadah Perayaan Hari Raya Pentakosta tahun ini di GKI Surya Utama, dirayakan dengan suasana yang meriah, dimana umat ikut ambil bagian membawa persembahan syukur tahunan dan juga hasil bumi seperti sayur-sayuran, buah-buah, beras dan lainnya. Hasil bumi yang dibawa oleh umat dapat dibawa kembali oleh umat yang lain ketika selesai ibadah.

Dalam liturgi minggu, seperti biasanya dimulai dengan prosesi atau introitus (antre = masuk beriiringan). Proses yang dipahami sebagai prosesi umat yang datang berhimpun untuk menghadap Allah, walaupun dalam praktiknya yang melakukan prosesi adalah para pelayan liturgi yang berarakan memasuki ruangan ibadah. Itulah sebabnya mengapa selama prosesi, umat berdiri sebagai tanda ikut berprosesi bersama para pelayan liturgi.

Pada dasarnya jemaat tidak menyambut para pelayan liturgi. Jemaat ikut mengiringi Alkitab, sebagai simbol kehadiran Kristus dalam prosesi. Saat prosesi, yang berjalan terlebih dahulu adalah pembawa Alkitab disusul oleh pelayan liturgi: pelayan Firman, pelayan persembahan dan lainnya bila ada, serta umat-jika disertakan dalam prosesi. Ketika proses berlangsung umat bernyanyi dengan nyanyian yang membentuk suasana dimanis, hangat dan sukacita dengan iringan yang sesuai. Nyanyian prosesi berfungsi membentuk suasana persekutuan karena itu nyanyiannya jangan terlalu singkat dan juga jangan terlalu lembut. Dibutuhkan pemilihan lagu yang tepat ketika prosesi.  

Pemandu dan Pemusik Pelayan di Ibadah Pagi (dokumentasi PHRG)
Pemandu dan Pemusik Pelayan di Ibadah Pagi (dokumentasi PHRG)

Pada setiap ibadah GKI, umumnya ada pembacaan Kitab yang pertama yang dibacakan oleh umat dan biasanya hanya satu orang saja yang membacakannya. Namun pada Hari Raya Pentakosta ini, Panitia Perayaan Hari Raya Gereja menghadirkan nuansa yang berbeda dengan membacakan ayat Kitab Para Rasul 2: 1-21 dengan menggunakan berbagai bahasa daerah dan juga internasional. Setiap lektor (pembaca kitab) dibagai ayat demi ayat dan dibacakan sesuai dengan bahasa daerah yang telah dipilih. 

Pembacaan Kitab Kisah Para Rasul 2: 1-21 dalam berbagai bahasa daerah (dokpri)
Pembacaan Kitab Kisah Para Rasul 2: 1-21 dalam berbagai bahasa daerah (dokpri)

Lektor (dokpri)
Lektor (dokpri)

Pada ibadah kebaktian pagi pukul 9.00 WIB, bacaan dimulai dari bahasa Indonesia, Batak, Nias, Jawa, Ambon, Manado, Mandarin dan bahasa Inggris. Untuk ibadah pukul 17.00 sore, bacaannya tetap dari Kisah Para Rasul 2: 1-21 dan tetap dibacakan dalam bahasa daerah seperti di atas hanya untuk yang ibadah sore ditambahkan bahasa Prancis. Setiap lektor (pembaca kitab) masing-masing dibagi 2-3 ayat dan untuk lektor yang terakhir mengakhiri bacaan Kitab dengan mengatakan "Demikianlah sabda Tuhan" dan umat memberi respon terhadap bacaan kitab tersebut: "syukur kepada Allah". 

Lektor (dokpri)
Lektor (dokpri)

Lektor (dokpri)
Lektor (dokpri)

Tema Ibadah Pentakosta tahun ini adalah "Berkata-kata dalam Pimpinan Roh dengan pengkotbah ibu Pdt. Yolanda Pantou, sebagai pendeta GKI Surya Utama. Hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Seperti apakah hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Hidup dipimpin oleh Roh Kudus, artinya kita dipimpin oleh Roh. Manusia tidak hanya terdiri dari tubuh saja tetapi tubuh, roh dan jiwa dan diharapkan selalu terpelihara sempurna.  Adapun kotbah dari ibu Pdt. Yolanda dapat kita temukan dalam chanel Youtube GKI Surya Utama pada link di bawah ini


Bagi penulis, saat ibadah setiap minggu, kotbah salah satu yang penulis tunggu-tunggu karena dapat menguatkan, mengarahkan, mengajari, mendidik, menegur, mengingatkan dan menyegarkan jiwa setelah seminggu kita letih bekerja. Kotbah menjadi makanan bagi jiwa yang lapar akan kebenaran Firman Tuhan. Saat mendengarkan kotbah kita harus mau merendahkan hati kita, membuka hati untuk hadirnya Roh Kudus dalam pikiran kita, agar saat berkotbah pikiran kita tidak melayang-layang kemana-mana, di mana iblis mengajak pikiran kita untuk berjalan-jalan agar tidak fokus terhadap firman yang disampaikan oleh pengkotbah, bahkan ada juga yang sampai mengantuk, semoga tidak ada diantara kita seperti itu. Karena dibutuhkan  kesungguhan dan mau membuka ruang untuk hadirnya Tuhan dalam hati kita ketika kita beribadah tidak hanya pada saat kotbah tetapi dalam rangkaian seluruh ibadah. 

Petugas Pelayan Ibadah Sore (dokumentasi PHRG)
Petugas Pelayan Ibadah Sore (dokumentasi PHRG)

Ada hal yang menjadi catatan cinta dalam hati penulis melalui kotbah yang disampaikan oleh ibu Yolanda. Dimana kita diingatkan untuk melakukan pertobatan karena Roh Kudus yang kita yakini bekerja dalam diri kita dapat membantu dan mengarahkan kita, saat kita dalam menjalani proses pergumulan dalam hidup ini. Dunia ini penuh dengan tantangan, kepada siapa kita berharap dan menyampaikan keluhan-keluhan kita? tentunya kepada Allah Bapa di sorga melalui doa. Ketika kita berdoa, kita dimpimpin oleh Roh. Roh Kudus yang membimbing kita untuk berbicara kepada Allah. Roh yang memimpin kita kepada kebenaran dan keadilan. Jika selama ini kita telah melakukan kesalahan maka kita butuh pertobatan secara holistik. Kembali kepada jalan yang benar. Doa yang dipimpin oleh Roh Kudus memberikan kita damai sejahtera dan iman kita kembali disegarkan dan dikuatkan kepada Tuhan. 

Panitia Hari Raya Gereja (dokumentasi PHRG)
Panitia Hari Raya Gereja (dokumentasi PHRG)

Pada Perayaan Pentakosta tahun ini, Panitia Hari Raya Gereja, membawa persembahan ucapan syukur hasil bumi dan menghantarkannya melalui prosesi maju ke mimbar dalam bentuk  tarian yang diiringi dengan nyanyian Inilah Hari Kelimapuluh, Hari Pentakosta. Panen pertama menjadi nampak, panen dari Paska. Untuk siapakah hasil pertama ini? Untuk Tuhan, Sumber anugerah! Lagu dari Kidung Jemaat Nomor 241 yang dinyanyikan oleh umat secara bersama.

tarian yang diiringi dengan alat musik taganing, seruling, bas, piano oleh pemusik dengan nyanyian inilah Hari Pentakosta (dokumentasi PHRG)
tarian yang diiringi dengan alat musik taganing, seruling, bas, piano oleh pemusik dengan nyanyian inilah Hari Pentakosta (dokumentasi PHRG)

Panitia Hari Raya Gereja penuh sukacita menghantarkan hasil bumi menuju altar dengan hikmat dan penuh kesungguhan, karena persembahan yang disampaikan kepada Tuhan sebagai sumber anugerah. Ibadah pagi dan sore mengajak jemaat untuk turut serta merasakan sukacita Pentakosta. 

dekorasi gereja (dokumentasi PHRG)
dekorasi gereja (dokumentasi PHRG)

Panitia Hari Raya Gereja meramu tata ibadah lebih kreatif agar seluruh umat bersukacita dalam menikmati ibadah Perayaan Pentakosta kita tahun ini tanpa terkecuali. Hal ini dapat kita lihat respon dari umat saat umat ikut serta dalam membawa hasil bumi sebagai persembahan ucapan syukur kepada Tuhan dan saat pulang ibadah mereka dapat membawa hasil bumi yang ada. 

hasil bumi yang dibawa oleh umat (dok.PHRG)
hasil bumi yang dibawa oleh umat (dok.PHRG)

Kiranya Hari Raya Pentakosta tahun ini semakin membawa sukacita dan berkat yang melimpah bagi seluruh umat. Dari Pelayanan ini nama Tuhan dipermuliakan di tempat yang Maha Agung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun