Peran ganda bahkan multi peran orangtua saat ini sangat dibutuhkan agar anak tidak merasa sendiri menghadapi kehidupannya, agar tidak mencari pelampiasannya di luar seperti membully orang lain, atau tidak masuk sekolah atau mungkin kenakalan lainnya.Â
Selain Pendidikan keluarga, kita juga mengenal pendidikan Formal. Pendidikan Formal di Indonesia yaitu SD, SMP yang dikenal dengan pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan dilanjutkan dengan Pendidikan Formal SMU hingga perguruan tinggi. Dalam dunia pendidikan formal kita akan bertemu dengan sekolah dimana ada guru, proses belajar mengajar, ruang kelas, kurikulum yang diaplikasikan, metode belajar, siswa dan siswi dan lainnya. Semua ini mempunyai benang merah yang sangat kuat, hubungan antara guru dengan murid, kurikulum yang diaplikasikan bahkan hingga gaji guru tidak dapat dipisahkan.
Kurikulum Merdeka dengan Guru Penggerak
Ada istilah yang sudah biasa kita dengarkan, ganti menteri ganti sistem pendidikan, ganti kurikulum. Apakah yang diganti, bahasanya sajakah atau memang diganti secara keseluruhan. Pergantian kurikulum kadang membuat guru menjadi sulit sekali, karena harus beradaptasi dengan kurikulum yang baru.Â
Menjadi guru itu tidak mudah, yah, memang tidak ada pekerjaan yang mudah dalam hidup, tetapi kita perlu memahami bahwa guru itu adalah seorang pendidik. Selain mengajar dia juga mendidik. Mengajar adalah mentransfer ilmu yang dimiliki terhadap muridnya dan sebagai pendidik, membimbing dan mengarahkan anak didiknya untuk mempunyai nilai-nilai kehidupan yang benar, seperti rajin belajar, bersikap dan bertindak yang baik dan benar, tidak membully, tidak malas dan banyak lagi didikan yang diberikan oleh guru kepada murid-muridnya.Â
Dengan Kurikulum Merdeka yang sekarang apakah lantas secara otomatis sistem pendidikan kita akan segera melaju dengan pesat dengan berbagai administrasi yang dikerjakan oleh guru. Anak didik bebas memilih pembelajaran apa yang dia minati, namun jika tidak ada yang mengarahkan anak didik bagaimana dia akan paham dengan kurikulum merdeka.Â
Setiap kurikulum pasti semuanya bagus, hanya bagaimana mengimplementasikannya dalam dunia pendidikan yang berkelanjutan hingga sampai ke tingkat daerah. Kita tidak mudah serta merta langsung mengaplikasikan sebuah kurikulum yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan, tentunya kita harus melihat kesiapan dari sekolah di setiap daerah. Demikian juga dengan istilah Guru Penggerak.
Menjadi Guru Penggerak, mungkin mempunyai kualifikasi dan pengalaman mengajar yang sudah mumpuni, bagaimana dengan mereka yang masih harus mengajukan diri menjadi guru penggerak, bukankah semua guru itu adalah sebagai guru penggerak? Mengerakkan siswanya untuk berkualitas tinggi dengan belajar yang rajin dan cerdas dalam menggunakan waktu yang dimiliki.Â