Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesona Tari Kecak-Uluwatu Bali

14 April 2024   22:36 Diperbarui: 15 April 2024   09:00 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pertunjukan Tari Kecak di Uluwatu-Bali mulai jam 19.00 WITA (dokpri)

Kecak adalah jenis tarian Bali yang sangat unik yang tidak diiringi dengan alat musik apapun, tetapi diiringi oleh suara yang di dengungkan dengan cak-cak-cak-cak-cak-cak dalam durasi waktu satu jam. Kita menonton pertunjukan tarian Kecak di Uluwatu-Bali pada jam tujuh malam dengan durasi waktu satu jam dengan harga tiket masuk Rp.150.000. 

Dalam satu hari pertunjukkan Tari Kecak hanya diadakan dua kali, yang pertama di jam enam dan pertunjukkan kedua di jam tujuh malam. Pertunjukkan kedua di Uluwatu-Bali sangat mempesona walaupun gelap. Banyaknya pengunjung mulai dari wisatawan domestik dan international, membuat antrian masuk kita padat sekali. Jadi harus berhati-hati juga bagi yang membawa anak-anak agar tidak hilang dari barisan antrian. 

Pesona Tari Kecak ini sangat menarik banyak wisatawan dengan lokasi Uluwatu yang penuh dengan monyet yang membuat kita sebagai wisatawan juga harus berhati-hati terhadap monyet dan pemandangan pantai dari Uluwatu pun sangat menakjubkan dan menarik.

 Tari Kecak berasal dari jenis tarian sakral "Syang Hyang". Pada tari Sang Hyang menurut kepercayaan dalam tarian tersebut seorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan. Dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para dewa atau leluhur yang dapat menyampaikan sabdanya. 

Pada tahun 1930-an mulailah disisipkan cerita epos Ramayana ke dalam tarian tersebut secara singkat dalam bentuk cerita. Adapun cerita singkat tersebut adalah sebagai berikut:


"Dewi Kakayi (Ibu Tiri) Sri Rama, Putra mahkota yang syah dari kerajaan Ayodya diasingkan dari istana ayah anandanya Sang Prabu Dasa Rata, semua ini terjadi karena akal jahat dari ibu tiri Sri Rama yaitu Dewi Kakayi. Dengan ditemani adik laki-lakinya serta isterinya yang setia Sri Rama pergi ke hutan Dandaka. Pada saat mereka ada di hutan, mereka diketahui oleh Prabu Dasamuka (Rahwana) seorang raja yang lalim dan Rahwana pun terpikat oleh kecantikan Dewi Sita. Ia lalu membuat upaya untuk menculik Sita dan Ia dibantu oleh patihnya Marica. Dengan kesaktiannya Raksasa Marica menjelma menjadi seekor Kijang Emas yang cantik dan lincah. Dengan demikian maka merekapun berhasil memisahkan Dewi Sita dari Rama dan Laksamana. Rahwana lalu menggunakan kesempatan ini untuk menculik Dewi Sita dan membawanya kabur ke Alengka Pura. Dengan keadaan seperti itu maka Rama dan Laksamana berusaha menolong Sita dari cengkraman Raja yang kejam itu. Atas bantuan bala tentara Kera di bawah penglima Hanoman, maka mereka berhasil mengalahkan bala tentara raksasa Rahwana yang dipimpin oleh Meganada putranya sendiri. Akhirinya Rama berhasil merebut kembali istrinya dengan selamat."

Scene Hanoma (si Kera Putih) akan dibakar (dokpri) 
Scene Hanoma (si Kera Putih) akan dibakar (dokpri) 

Kita menonton pertunjukkan Tari Kecak dengan tegang karena suasananya malam dan gelap, awalnya sih mungkin membosankan karena selama beberapa menit, penarinya mendengungkan kata-kata cak-cak-cak-cak-cak-cak sebagai permulaan cerita. 

Ada beberapa adegan yang dapat kita lihat, namun penulis tidak dapat memvideokan secara utuh tarian tersebut, karena posisi yang sangat jauh yang dipenuhi oleh para penonton membuat penulis juga sulit memfoto dan memvideokan dengan baik. Namun ada beberapa adegan cerita singkat yang disampaikan oleh narator sebelum cerita pertunjukan tari Kecaknya dimulai.

Scene 1: Rama, Sita dan Kijang Emas.

Rama, Sita dan Laksamana memasuki arena, lalu muncul Kijang Emas. Dewi Sita meminta Rama untuk menagkapnya. Rama meninggalkan Sita yang dijaga oleh Laksamana. Tiba-tiba terdengar jeritan minta tolong dimana Sita berfikir bahwa itu suara Rama, lalu menyuruh Laksamana membantunya. Tetapi Sita berfikir bahwa Laksamana akan mengambil keuntungan dengan ketiadaan Rama yang membuat  Laksamana marah besar dan pergi meninggalkan Sita seorang diri. 

Scene 2: Sita, Rahwana, Bhagwan dan Garuda

Rahwana muncul mau menculik Sita namun tidak berhasil. Dengan akal jahat Rahwana, dia berubah wujud menjadi Bhagwan (orang tua) yang sedang kehausan dan minta diambilkan air oleh Dewi Sita. Setelah dibawakan air, Sita dibawa lari oleh Bhagawan/Rahwana. Sita lalu menjerit minta tolong dan jeritannya tersebut di dengar oleh Burung Garuda yang sedang terbang di angkasa. Lalu Garuda menolong Sita, namun tidak berhasil karena Rahwana menebas putus sayang Garuda. Sitapun berhasil dibawa kabur oleh Rahwana. 

Scene 3: Twalen, Rama, Truna Laksamana dan Hanoman.

Dengan ditemani abdinya Rama dan Truna Laksamana yang sedang tersesat di hutan Ayodya Pura ingat dengan isterinya yaitu Dewi Sita yang dibawa kabur oleh Rahwana ke Alengka Pura dengan bantuan Hanoman (Si Kera Putih). Rama menyuruh Hanoman membawa cincinnya ke Alengka Pura untuk diberikan kepada Dewi Sita.

Scene 4: Sita, Trijata dan Hanoman

Dengan ditemani Trjiata keponakan Rahwana, Sita meratapi nasibnya di Taman istana Alengka. Hanoman (si kera putih) muncul. Ia berkata bahwa ia dalah utusan Sang Rama dan ia pun memperlihatkan cincin Rama yang dibawanya. Sita lalu menyerahkan bunga untuk diserahkan kepada Rama sebagai ungkapan pesan agar Rama menyelamatkannya secepat mungkin. Hanomanpun pergi menuju Taman Alengka Pura, untuk mengobrak abrik  Taman Alengka Pura, kemudian dia tertangkap dan akan dibakar namun dia lolos karena dia mempunyai kesaktian yang kuat.

Secene 5: Hanoman, Rahwana, Rama, Laksemana, Sita, Trijata

Dalam scene ini kita dapat melihat Rama dan Laksemana ditemani Hanoman menantang Raja Rahwana untuk berperang. Dengan kesaktian Rama akhirnya dia dapat mengalahkan Rahwana. Pada akhhirnya Rama dan Sita dapat bersatu kembali. 

Scene demi scene perlu kita tonton dengan fokus agar kita paham alur ceritanya. Cerita dalam tarian sakral yang dipadukan sangat bagus dan menarik karena karena ada sejarah singkat Rama dan Sita dan kita salut terhadap para penari yang tidak berhenti berdecak-decak selama kurang lebih satu jam. 

Tarian unik Kecak ini sangat bagus sekali dan perlu dilestarikan hingga akhirnya tarian ini tetap ada dan tidak hilang makna kesakralannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun