Sabtu, 2 Maret 2024, perjalanan Kopaja71 bersama dengan Tim Transjakarta dan juga Tim Sebumi dalam acara Jakarta Green Tour. Pada kesempatan ini Komunitas Kompasianer Jakarta berkesempatan untuk mengenal lebih jauh sustainable life melalui program  Transjakarta yang dipimpin oleh pak Bowo sebagai Kepala Departemen Humas & CSR Transjakarta dan mba Bella serta mas Eka dari Tim Sebumi.Â
Bersih, Berdaya dan Bestari
Perjalanan kami dimulai dari Halte Bundaran HI dengan menggunakan Transjakarta Listrik. Menurut penuturan pak Bowo bahwa Transjakarta telah mengoperasikan 100 unit bus listrik pada tahun 2023.  Transjakarta listrik ini dapat mengurangi emisi karbon mencapai 99,9%, aman,  sudah melalui pengujian baik saat banjir, daya dukung batrei dan juga ketahanannya. Ada 3 program sustainbale lingkungan Transjakarta yang telah dirilis pada tanggal 18 Juli2023, sebagai kerangka untuk melakukan program keberlanjutan dengan cara menjalankan bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan produktivitas/pengembangan di waktu mendatang  yaitu: Bersih, Berdaya dan Bestari.Â
Aspek bersih bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan berdampak dalam memerangi krisis iklim.Â
Aspek berdaya artinya tumbuh dan berkembang bersama ekonomi lokal, sepertibekerjasama dengan para UMKM yang berjualan di setiap halte
Aspek bestari memberikan ruang inklusif untuk seluruh lapisan masyarakat bermobilisasi. Â Seperti Transjakarta Cares. Layanan transportasi ini diperuntukkan bagi penyandang disabilitas secara gratis. Fasilitas bebas biaya naik Transjakarta juga diberikan bagi 15 kategori, antara lain lansia, marbot, hingga jumatik (juru pemantau jentik).
Taman Literasi Martha Christina Tiahahu
Menggunakan Transjakarta listrik sangat nyaman dandi dalamnya juga bersih. Karena nyamannya tidak terasa sudah tiba di tempat lokasi tujuan yaitu M Bloc. Tim Sebumi, mba Bela mengarahkan kami berjalan terlebih dahulu ke Taman Literasi Christina Martha Tiahahu. Taman Literasi ini berada di kawasan Jakarta Selatan.Â
Daerah Jakarta Selatan dulunya adalah daerah perkebunan dan banyak jalan dengan nama-nama buah, seperti buah gandaria, menteng, kemang dan lainnya, tetapi sekarang sudah banyak gedung-gedung yang berdiri yang menjadi maslah dan ruang terbukanya sendiri semakin sedikit.
Taman Literasi ini juga dulunya disebut Taman Martha Tiahahu yaitu Pahlawan termuda Indonesia yang lahir  pada tahun 1800 dan meninggal saat usianya 18 tahun. Taman Martha Christina Tiahahu diganti nama dengan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu karena masyarakat sangat minim dengan listerasi.Â
Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Sangat miris dengan hasil survei ini, padahal masyarakat Indonesia sangat suka komen-komen di medsos tetapi daya tarik untuk membaca sangat minim. Taman Literasi ini juga sebagai ruang terbuka umum yang banyak ditanami dengan pohon-pohon dan ada juga taman bermain untuk anak-anak. Taman Literasi ini juga dilengkapi dengan tempat buku donasi pengunjung. Jka kita ingin mendonasikan buku dapat dimasukkan ke dalam rak buku yang sudah disediakan.
Di area Taman Literasi juga kita menemukan bank sampah yang dikelolah oleh platform Octopus. Octopus adalah platform yang mengajak masyarakat untuk menjalankan kebiasaan baru dengan mengumpulkan sampah bekas pakai agar tidak berakhir di Tempat Pembuangan .Â
Taman Literasi Martha Christina Tiahahu berada di Blok-M, Kebayoran Baru. Nama Kebayoran Baru juga diambil dari nama pohon yaitu kayu bayur yang dapat mencapai ketinggian 45 meter dipergunakan untuk furniture. Ada beberapa pohon yang kita temui saat berada di Taman ini sebagai ruang terbuka hijau.
M Bloc
Setelah kita mengenal lebih jauh tentang taman Literasi Martha Christina Tiahahu kita jalan santai ke MBloc.Â
M Bloc dulunya merupakan komplek perumahan tempat pegawai Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) dan gedung tempat produksi uang. Kemudian, pada tahun 1991 dipindahkan ke Karawang, akhirnya gedung Peruri ini menjadi terbengkalai. Â
Pada tahun 2019, berkat inisiatif dan ide kreatif anak muda Jakarta bekerjasama dengan Peruri, bangunan ini disulap menjadi tempat nongkrong, tempat konser, sekaligus tempat penyalur ide-ide kreatif anak muda lainnya.
Di M Bloc ini kita masih dapat menemukan peralatan peninggalan Peruri seperti mesin cetak uang kertas dan mesin cetak uang logam. Kita juga dapat menemukan market lokal yang menjual jajanan alami, tidak pakai penyedap rasa dan juga beberapa kerajinan lokal seperti aksesoris, pakaian batik dan kotak tempat nasi yang terbuat dari karton. Terdapat beberapa pelaku UMKM di Market lokal M Bloc.
Keahlian tangan dalam kreatifitas anak muda Jakarta dapat menyulap M Bloc menjadi spot yang diminati oleh anak muda sekarang ini yang di design dengan keunikan tersendiri dan banyak juga area tempat makan, salah satunya Roastman tempat kami akan melakukan ecoprint dan have lunch bersama Tim Transjakarta dan Sebumi.Â
Ecoprint
Ecoprint adalah salah satu tehnik mewarnai pakaian atau kain dengan cara menggunakan bahan-bahan alami seperti daun, bunga, batang kayu dan juga ranting. Tehnik ecoprint ini dapat mengurangi penggunaan pewarna bahan sinstesis pada pakaian. Bahan pewarna pakaian ada dua jenis yaitu alami dan sintesis. Tehnik mewarnai ecoprint menggunakan bahan-bahan alami, yang ramah lingkungan dan juga sehat.
Selain bunga, daun, dapat juga menggunakan tanaman lainnya seperti kunyit, daun padan dan buah kakao, hanya sayang sekali, bahan pewarna alami tidak dapat bertahan kuat, karena itu masih banyak pabrik tekstil yang masih menggunakan bahan sintesis, walau bahan sintensis ini memang berbahaya karena berasal dari bahan-bahan kimia. Dibutuhkan reaksi kimia tertentu supaya bisa menghasilkan warna yang nilainya stabil. Karena menggunakan reaksi kimia, warna yang dihasilkan lebih beragam daripada pewarna alami. Dari segi keuntungan, jenis warna dan ketahanannya memang lebih menguntungkan menggunakan pewarna sintesis untuk pakaian sementara pewarna alami pilihan warnya terbilang sedikit. Pewarna pakaian sintesis jika limbahnya  masuk ke dalam tanah akan menimbulkan pencemaran tanah dan dapat mematikan micro organisme yang ada di dalam tanah.Â
Langkah-langkah melakukan tehnik ecoprint dengan totebag
1. Bentangkan tote bag  di atas meja.
2. Lapisi bagian dalam totebag dengan plastik agar saat melakukan ecoprint rapihÂ
3. Buat pola dan tempelkan dengan daun dan bunga di atas totebag
3. Letakkan plastik di atas daun dan bunga yang sudah dibentuk jadi pola
4. Pukul dengan menggunakan palu hingga warna daun menempel di totebag
5. Angkat secara perlahan lastik bersama dengan daun dan bunga yang sudah menempel pada plastik tersebut.
6. Tunggu beberapa saat hingga daun menempel benar
7. Ecoprint totebagmupun jadi deh !
Menggunakan ecoprint sebagai salah satu untuk menjaga lingkungan kita aman dari pencemparan tanah dan air. Mungkin dengan cara mengurangi penggunaan pewarna kain sintesis dapat membantu keberlanjutan masa depan lingkungan kita. Jadi mulailah dengan menggunakan ecoprint. Tidak lupa juga kita perlu untuk menanam pohon, bunga dan tanaman lainnya baik disekitar rumah kita maupun di taman agar ada ruang hijau untuk keluarga.Â
Mulailah dari diri sendiri untuk menyelematkan bumi dan membuat iklim kita semakin baik.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H