Daerah Jakarta Selatan dulunya adalah daerah perkebunan dan banyak jalan dengan nama-nama buah, seperti buah gandaria, menteng, kemang dan lainnya, tetapi sekarang sudah banyak gedung-gedung yang berdiri yang menjadi maslah dan ruang terbukanya sendiri semakin sedikit.
Taman Literasi ini juga dulunya disebut Taman Martha Tiahahu yaitu Pahlawan termuda Indonesia yang lahir  pada tahun 1800 dan meninggal saat usianya 18 tahun. Taman Martha Christina Tiahahu diganti nama dengan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu karena masyarakat sangat minim dengan listerasi.Â
Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Sangat miris dengan hasil survei ini, padahal masyarakat Indonesia sangat suka komen-komen di medsos tetapi daya tarik untuk membaca sangat minim. Taman Literasi ini juga sebagai ruang terbuka umum yang banyak ditanami dengan pohon-pohon dan ada juga taman bermain untuk anak-anak. Taman Literasi ini juga dilengkapi dengan tempat buku donasi pengunjung. Jka kita ingin mendonasikan buku dapat dimasukkan ke dalam rak buku yang sudah disediakan.
Di area Taman Literasi juga kita menemukan bank sampah yang dikelolah oleh platform Octopus. Octopus adalah platform yang mengajak masyarakat untuk menjalankan kebiasaan baru dengan mengumpulkan sampah bekas pakai agar tidak berakhir di Tempat Pembuangan .Â
Taman Literasi Martha Christina Tiahahu berada di Blok-M, Kebayoran Baru. Nama Kebayoran Baru juga diambil dari nama pohon yaitu kayu bayur yang dapat mencapai ketinggian 45 meter dipergunakan untuk furniture. Ada beberapa pohon yang kita temui saat berada di Taman ini sebagai ruang terbuka hijau.