Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Membaca yang Efektif untuk Anak TK

27 Februari 2024   08:15 Diperbarui: 27 Februari 2024   08:18 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TK atau kindergarten adalah Lembaga dengan satuan pendidikan anak mulai dari usia  4 hingga 6 tahun. TK di Indonesia pada usia anak 4 hingga 6 tahun dapat dikategorikan menjadi dua kelas yaitu kelas TKA dan TKB. Usia 4 tahun masuk ke kelas TKA dan usia 5 tahun masuk ke kelas TKB. 

TK sebagai lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia mempersiapkan anak untuk masuk SD (Sekolah Dasar). Ada pertaturan usia untuk masuk SD Negeri saat ini harus berusia 7 tahun, namun di sekolah-sekolah swasta atau sekolah yang berbasis kurikulum National plus dan Internasional anak usia 6 tahunpun dapat masuk SD, jika sudah mampu membaca, berhitung dan menulis. 

Kurikulum yang dipergunakan untuk TK tergantung dari sekolah masing-masing. Jika sekolahnya National plus atau International, anak sudah harus bisa mengenal huruf dan membacanya dalam bahasa Inggris, harus dapat membaca satu kata dalam bahasa Inggris jika sekolah tersebut berbasis International Curriculum. Sudah harus bisa counting atau berhitung dan mengenal number words atau penamaan angka dalam huruf. Setidaknya anak mengenal angka satu sampai dua puluh dalam bahasa Inggris. Agar tidak kewalahan saat memasuki usia K1 (Kindergarten 1) maka orangtua memasukkan anaknya terlebih dahulu ke Nursery atau play group yang berusia 3 tahun. Di Nursery anak mulai dikenalkan huruf dan angka. Setelah mahir mengenal angka dan huruf barulah anak tersebut dapat masuk Kindergarten one atau TKA.

Ada perbedaan kurikulum antara kurikulum Nasional, national plus dan Internasional. Bahkan ada juga sekolah yang sudah bahkan ada juga sekolah yang sudah  menerapkan kemampuan dalam berbahasa Mandarin, khususnya sekolah-sekolah yang berbasis International dan National plus.

Sebenarnya banyak pandangan terhadap penerapan kurikulum TK ini, ada yang berpandangan bahwa di TK tidak perlulah harus tahu membaca, berhitung dan menulis, nantilah saat di SD, namun kenyataannya di SD anak sudah harus lancar membaca, berhitung dan menulis. Jika anak tidak lancar maka anak akan ketinggalan dari teman-temannya. Ada juga orangtua murid yang berpandangan, bahwa selesai dari TK, harusnya sudah dapat membaca, menulis dan berhitung agar di SD tidak kewalahan lagi. Nah dua pandangan yang berbeda, namun yang pada kenyatannya bahwa kurikulum SD kita saat ini anak sudah wajib dan bisa membaca, jadi memang TK itu adalah masa pra sekolah yang dilatih untuk mempersiapkan diri anak untuk masuk SD. Banyak juga orangtua yang khawatir jika anak tidak dapat membaca padahal sudah masuk SD. Jangan khawatir para bunda dan orangtua ada beberapa cara mudah dan efektif dalam membaca seperti penjelasan saya dibawah ini. 

Bagaimana agar anak mudah dan lebih efektif membaca. Pertama anak harus sudah mengenal huruf A sampai Z, sudah tahu mana vowel (huruf hidup) dan mana konsonan (huruf mati). Setelah anak mengenal kedua kategori jenis huruf tersebut maka mulailah menggabungkan huruf hidup dan huruf vokal atau disebut. Ingtkanlah selalu anak didik bawah huruf hidup hanya ada lima yaitu: huruf "a, e, i, o dan u", jjika boleh gunakanlah huruf-huruf yang besar agar anak dapat mengingat apa yang mereka lihat dan tersimpan dalam memori anak. Setelah anak paham dengan lima huruf hidup, ajaklah anak untuk mengulang huruf konsonan seperti b, c, d, f, g,h, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y dan z. Ajarkanlah anak berulanga-ulang akan dua jenis huruf tersebut. Setelah mereka paham, mulailah melakukan penggambungan dua huruf letakkanlah huruf satu hidup di tengah dan seluruh huruf konsonan mengelilingi huruf hidup tadi, contoh huruf "a" nah huruf "a" ini diletakkan di tengah dan huruf konsonan b, c sampai z, mengelilingi huruf a, setelah itu gabungkanlah dua huruf hingga membentuk suku kata. Contoh: b dengan a bacanya, "ba", c dengan a, membacanya, "ca", d dengan a, membacanya "da" hingga penggabungan huruf z. Lakukanlah hal serupa dengan penggabungan huruf hidup lainnya seperti "e, i, o, dan u". Ajaklah anak berulang-ulang mengucapkannya.

dokpri
dokpri

Setelah anak paham dengan penggabungan suku kata, maka ajarkanlah dengan penggabungan dua suku kata, seperti suku kata "ba" dan suku kata "ca" jika digabungkan menjadi "ba ca". Nah sudah terbentuk satu kata. Lakukanlah dengan penggabungan suku kata yang lain. Memang banyak sekali penggabungan suku katanya dan guru dituntut untuk sabar mengajarkan anak TK karena mereka masih tahap dasar, karena itu berhati-hatilah dalam mengajar anak usia TK karena mereka masih polos dan jika guru melakukan kesalahan dalam metode mengajar maka hal itu dapat diingat oleh anak. 

dokpri
dokpri

Setelah anak paham dengan suku kata, kata maka ajarkanlah cara membaca phrase atau kelompok kata, penggabungan dua kata atau lebih. Gabungkanlah mulai dari dua kata, tiga kata dan empat kata yang mempunyai arti, seperti "baju ibu", "baju ibu baru", baju ibu baru beli" dari dua kata, tiga kata dan empat kata hingga membentuk kalimat. Semampunya pakailah kata dan phrase yang mempunyai arti sehingga anak tidak salah dalam menggunakan suku kata. 

Setelah terbentuk phares maka mulailah membentuk kalimat. Kalimat yang terdiri dari Subjek, Predikat dan Objek. Ajarilah tahapan demi tahapan agar anak tidak merasa kesulitan. Untuk anak usia TK A ada batasan kemampuan untuk membaca, berhitung dan menulis. Untuk membaca tahapan TK masih sampai kata, setelah mereka memasuki TKB, maka akan diperkenalkan cara membaca phrase dan kalimat.

dokpri
dokpri

Nah, para pendidik, orangtua cobalah untuk melakukan tahapan-tahapan pengajaran yang mudah, sederhana agar anakpun mudah dan senang  menerima apa yang kita ajarkan, kalau bisa dipermudah mengapa dipersulit. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun