Benteng Pendem adalah benteng peninggalan zaman Belanda yang terletak di Cilacap. Bangunan ini merupakan kenangan sejarah yang sudah berusia ratusan tahun.
Benteng ini bernama "Kusbatterij op de Lantong te Cilacap", artinya adalah bangunan yang menonjol ke pantai atau pinggir laut. Orang-orang kemudian menyebutnya dengan Benteng Pendem, karena bangunannya yang terpendam. Lokasinya berada di seberang pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.
Belanda membangun Benteng Pendem di seberang pantai karena lokasinya yang strategis. Seorang guide yang sudah bekerja di Benteng Pendem sejak tahun 2005, Satimin (51) mengatakan bahwa lokasi ini sangat strategis karena Belanda dapat mengintai dari arah mana saja kapal yang masuk.
"Sebelah Timur merupakan lautan Hindia lepas," ujar Satimin. Selain itu, jalur pinggir pantai Teluk Penyu merupakan jalur masuknya Pelabuhan Tanjung Intan. Pelabuhan Tanjung Intan sudah ada bahkan sebelum adanya pelabuhan lain karena dibangun secara alami dan bukan buatan.
Lokasi ini juga dinilai strategis karena terdapat Pulau Nusakambangan di bagian pinggir Kota Cilacap. Jadi, ombak tidak akan bisa menempuh Kota Cilacap karena adanya Pulau Nusakambangan.
Menurut Satimin, konstruksi awal bangunan Benteng Pendem dilakukan pada tahun 1861. Pada saat itu, Belanda ingin menguasai Kota Cilacap karena Kota Cilacap kaya akan hasil alamnya, terutama minyak.
Lokasinya yang berada dekat dengan pantai juga membuat kegiatan ekspor dan impor barang mudah untuk dilakukan. "Karena untuk ekspor impor barang itu sangat mudah melalui jalur laut daripada darat," ungkap Satimin.
Sesuai dengan namanya, bangunan Benteng Pendem semuanya terpendam. "Jadi konstruksinya tidak kelihatan, terpendam semua," kata Satimin. Satimin mengungkapkan bahwa cara memendamnya adalah dengan ditanami kayu-kayu agar bangunan ini tidak nampak dari kejauhan.
Fungsi dari Benteng Pendem adalah sebagai tempat untuk mengintai musuh dan mempermudah pengiriman barang. "Benteng ini untuk pengintaian," ujar Satimin. Belanda akan mengintai musuh yang masuk melewati pelabuhan, kemudian apabila musuh sudah masuk maka akan dikejar oleh Belanda.
Satimin mengatakan di atas terowongan dalam benteng ini terdapat banyak sekali konstruksi-konstruksi untuk landasan meriam. "Dalam arti untuk pengintaian," kata Satimin. Satimin memberi tahu bahwa terdapat enam landasan meriam yang terletak di sebelah Timur dan enam landasan meriam yang terletak di sebelah Selatan. "Dari seluruh arah ada yang pengintainya semua," tambah Satimin.
Bangunannya yang terletak di dalam tanah, membuat musuh yang sedang berada di kapal tidak dapat melihat bangunan Benteng Pendem. "Musuh belum lihat di sini sudah lihat dulu," ujar Satimin.
Selain itu, Benteng Pendem juga digunakan sebagai tempat persembunyian bagi orang-orang Belanda yang membangun benteng ini, dan juga termasuk orang-orang pribumi yang dipekerjakan oleh Belanda untuk membuat benteng.
Satimin mengungkapkan bahwa setelah benteng ini selesai dibangun, pribumi tidak diperbolehkan untuk pulang. "Setelah selesai, dimasukkan penjara dan konon katanya dibantai semua," ungkap Satimin. Hal itu bertujuan untuk mengunci rahasia mengenai Benteng Pendem agar tidak bocor.
Benteng Pendem memiliki ketinggian kurang lebih 3 meter -- 5 meter. Awalnya, benteng ini memiliki lahan seluas 10,5 hektar, namun sebanyak 4 hektar sudah digunakan oleh Pertamina sehingga hanya tersisa 6,5 hektar.
Benteng Pendem memang berlokasi di samping kilang minyak Pertamina. Satimin mengatakan, di bagian bawah Pertamina juga masih menjadi misteri, karena mungkin banyak bangunan-bangunan terpendam juga. "Di dalam Pertamina sangat vital jadi tidak bisa mengakses ke situ," kata Satimin.
Keunikan yang dimiliki oleh Benteng Pendem adalah konstruksinya yang sederhana tetapi kekuatannya melebihi bangunan zaman sekarang. Benteng Pendem dibangun secara manual dan sederhana, hanya terdiri dari susunan bata. "Kata orang zaman sekarang, cuma adukan tok tapi kuat," ujar Satimin.
Benteng Pendem juga didesain secara simetris sehingga meskipun dibangun secara sederhana tetapi bentuk bangunannya sama. Maka, tak mengherankan jika bangunan ini tetap utuh meski sudah berusia ratusan tahun.
Terdapat beberapa ruangan yang dimiliki oleh Benteng Pendem, antara lain barak, klinik, ruang pertahanan, ruang rapat, tempat meriam, gudang senjata, kamar penjaga, ruang perlindungan, gardu pandang, terowongan, parit, sumur, ruang akomodasi, ruang perwira, dan terdapat juga jembatan.
Barak terdiri dari empat belas kamar. Fungsi barak adalah sebagai tempat untuk beristirahat orang-orang Belanda dan pribumi yang dipekerjakan untuk membangun benteng. "Selama pembangunan belum selesai ya tinggal di situ," ujar Satimin.
Sedangkan terowongan berfungsi untuk tempat bersembunyi pimpinan-pimpinan Belanda dan terdapat beberapa kamar untuk menaruh meriam. "Fungsinya kalau keadaan darurat," kata Satimin. Jika keadaan di Benteng Pendem tidak aman, maka mereka akan lari ke terowongan untuk bersembunyi.
Setelah Belanda pergi dari Indonesia, benteng ini sempat terbengkalai dan dibiarkan terpendam. Hingga akhirnya pada tahun 1986 dilakukan penggalian utama oleh PT Wardoyo sehingga Benteng Pendem dapat dibuka untuk pariwisata.
Semua ruangan yang ada di benteng ini boleh dikunjungi oleh pengunjung. "Intinya positif jangan yang negatif-negatif," ungkap Satimin. Satimin mengatakan bahwa jangan macam-macam saat di Benteng Pendem karena benteng ini sudah berusia ratusan tahun dan tidak bisa dibangun lagi.
Satimin mengatakan bahwa proses penggalian benteng ini menelan biaya yang sangat banyak. Membutuhkan biaya kurang lebih Rp 200.000.000 untuk menggali Benteng Pendem. "Pada tahun itu uang Rp 1.000 saja sudah dapat sepeda motor," ungkap Satimin.
Hingga tahun 2020, penggalian masih belum dapat dilakukan secara maksimal. Proses penggalian baru dilakukan sekitar enam puluh persen. Masih terdapat banyak ruangan yang terpendam tetapi sulit untuk digali lagi karena membutuhkan biaya yang banyak dan alat-alat yang canggih.
Seiring berjalannya waktu, fasilitas yang ada di Benteng Pendem juga semakin ditingkatkan oleh pemerintah setempat demi kenyamanan pengunjung. Terdapat gazebo-gazebo yang dibangun agar pengunjung dapat bersantai dan terdapat wahana bebek air yang dapat dinaiki.
Benteng Pendem merupakan salah satu cagar budaya di Cilacap yang patut untuk dilestarikan. Benteng Pendem banyak dikunjungi oleh anak-anak hingga orang dewasa. Banyak pengunjung dari luar kota dan luar pulau seperti Jakarta dan Riau yang datang ke benteng ini.
Salah satu pengunjung benteng ini, Amel, mengatakan bahwa dia masih mau datang ke Benteng Pendem karena Benteng Pendem merupakan tempat bersejarah. "Perlu dilestarikan soalnya tempat sejarah," ujar Amel.
Siapa saja dapat menikmati indahnya Benteng Pendem sembari mengingat akan adanya sejarah. "Nilainya tidak bisa dihitung karena sejarahnya itu," tutup Satimin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H