Mohon tunggu...
Gpl4all Debian
Gpl4all Debian Mohon Tunggu... wiraswasta -

gpl4all is my nickname and i've been using it as an online personality since i've found Linux and Open Source Software movement back in 1994.\r\n\r\ni am Indonesian, stay in Jakarta, have my own business, and an IT consultant.

Selanjutnya

Tutup

Politik

IT Digunakan dan Diperalat pada Pilpres 2014

19 Juli 2014   09:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:54 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menimbang hal di atas dan berdasarkan pengalaman saya sebagai praktisi IT selama 24 tahun, --di berbagai industri, terutama di industri perbankan dan telekomunikasi yang sangat mengedepankan integritas dalam pengumpulan dan pemrosesan data-- saya harus dengan jujur menilai bahwa QC yang dilaksanakan pada Pilpres 2014 tidak mematuhi prinsip dasar pemrosesan data yang pada akhirnya menghasilkan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan dan tidak layak menjadi konsumsi publik, dan yang sangat disayangkan, hasil dari QC yang tidak bisa dipertanggung jawabkan tersebut ternyata telah menjadi dasar bagi pihak tertentu (sengaja ataupun tidak mau mengaku sengaja) untuk membentuk opini rakyat Indonesia yang konsep berpikirnya sangat sederhana dan pada dasarnya masih belum dewasa dalam berdemokrasi, dan pada akhirnya merusak esensi dari sebuah proses demokrasi yang bersih dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Tulisan mengenail CACAT QC ini akan sangat panjang bila saya lanjutkan sehingga saya harus menghentikannya agar bisa melanjutkan ke hal lain yang juga menodai proses Pilpres 2014, yaitu munculnya berbagai tayangan media online yang diakui sebagai parsitisipasi aktif dan inisiatif masyarakat yang percaya hasil QC sama dengan hasil yang resmi yang akan diumumkan oleh KPU pada tanggal 22 Juli 2014 mendatang, dan mereka mendirikan media online berupa web dan tulisan di media sosial yang menayangkan hasil perhitungan suara yang disebutkan sebagai Real Count, walaupun KPI telah sekian lama melarang penyiaran informasi tersebut.

Agar mudah saya ambil 2 site dan 1 page di Facebook sebagai contoh:


Apapun tujuan mereka yang melakukan ini buat saya tidak penting, yang jelas hasilnya adalah bertambahnya kebingungan rakyat Indonesia, sekali lagi maaf yang memang belum cukup dewasa berdemokrasi, dan ironisnya para pembuat web site dengan pengakuan melakukan perhitungan nyata berdasarkan data dari KPU juga menggambarkan bagaimana lebih tidak dewasanya mereka dalam berdemokrasi: tidak mengerti bagaimana mekanisme Pilpres 2014 yang telah ditetapkan Undang Undang dengan kewenangan penuh berada di tangan KPU dan rakyat tinggal mengikutinya sesuai dengan hak dan kewajibannya.

Alasan saya menilai mereka lebih tidak dewasa ditambah lagi dengan kenyataan seharusnya mereka memiliki pengetahuan lebih tinggi dari kebanyakan rakyat Indonesia pada umumnya (bahkan kawalpemilu dikabarkan dibuat oleh pemenang olimpiade 'something', dan beberapa note di FB page mereka ditulis oleh Profesor, Phd lulusan luar negeri pulak), buktinya mereka bisa mengerti sedikit soal IT, dan memanfaatkannya. Hanya sayang sekali mereka juga lupa satu prinsip dasar yang saya sebutkan di atas: "Garbage In, Garbage Out", kenapa?

Jawabannya sederhana: TIDAK ADA YANG VERIFIKASI DATA YANG MASUK, PROSES YANG BERJALAN, SERTA INFORMASI YANG DISEBARKAN.

“Withholding information is the essence of tyranny. Control of the flow of information is the tool of the dictatorship.” ― Bruce Coville


Saya bukan seorang yang sangat mengerti IT, saya bahkan tidak menyelesaikan pendidikan saya S1 di jurusan Tehnik Komputer Bina Nusantara, hanya kuliah selama 4 semester, kemudian terpaksa bekerja, masuk ke industri yang begitu kompetitif dengan bekerja keras sambil belajar tanpa bimbingan apapun atau siapapun karena era saya bukanlah era internet yang memudahkan orang belajar dan mendapatkan informasi apa saja. Tapi saya punya keyakinan, lebih dari 20 tahun saya menekuni dunia IT dengan autodidak tidak akan membuat saya kecut berhadapan dengan para akedemisi, karena saya menghadapi kondisi real, dunia IT yang sangat kompleks yang bukan sekedar teori dan coba-coba di lab.

Jangan kecewa karena saya tidak membahas masalah teknis berkaitan dengan QC, web hitung-hitung suara tersebut, karena buat saya menjadi tidak berharga karena mereka tidak paham apa esensi mendasar data processing dan lebih menyedihkan mereka tidak paham proses demokrasi sehingga memang tidak pantas dinilai berharga. PS: bila ada yang tersinggung atas tulisan saya yang bernada keras, atau menganggap keras, saya mohon maaf, saya memang orang yang tidak bisa bermanis-manis. Saya hanya bisa bermanis-manis saat saya debugging atau tracing, tentunya dengan keyboard IBM Model 1391401 buatan tahun 1987, atau motret di pedalaman yang penuh kedamaian.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita semua sehingga apapun yang telah kita lalui, kita bisa mendapatkan hasil yang baik tanggal 22 Juli 2014 nanti dan menyambutnya dengan penuh suka cita, lapang dada, dan damai!

Tulisan ini merupakan copy artikel yang sama di blog pribadi saya: http://bit.ly/gpl4all silahkan mengunjungin blog tersebut kalau ingin tau siapa manusia bermulut tanjam yang tidak tidak pernah bersuara di dunia IT selama ini (saya lebih suka menjadi aktifis Open Source underground di dunia maya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun