Mohon tunggu...
Sinode GPIAI
Sinode GPIAI Mohon Tunggu... Lainnya - Gereja

Berminat dalam bidang pembinaan rohani dan membangun keselarasandalam dimensi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungan Rohani: Tuhan Penolong di Kala Krisis

31 Agustus 2024   13:30 Diperbarui: 31 Agustus 2024   13:31 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Renungan dari Pdt. Surja Kusuma

Dalam masa yang penuh ketidakpastian ini, kita sering mendengar seruan meminta pertolongan dari berbagai kalangan. Ketakutan dan kecemasan melanda semua orang, tidak peduli latar belakang sosial atau ekonomi mereka. 

Pandemi ini telah menunjukkan keterbatasan manusia, dari dokter hingga pemimpin dunia. Pertanyaannya adalah, dari mana datangnya pertolongan yang kita harapkan?

Baik mereka yang memiliki kekayaan maupun yang hidup dalam kesederhanaan, semuanya merasa tidak sanggup menghadapi situasi ini. Berbagai upaya dan sumber daya telah dikerahkan, namun tampaknya belum ada solusi yang memadai. Situasi ini mencerminkan betapa terbatasnya kemampuan manusia dalam menghadapi masalah yang sangat besar.

Janganlah Kuatir: Tuhan Yesus Sang Imanuel

Dalam ketakutan dan kekhawatiran, Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak takut selama Tuhan Yesus ada di dalam hidup kita. Dia adalah dokter di atas segala dokter yang mampu memberikan kesembuhan dan pertolongan. Meskipun kita menghadapi ketidakpastian, kehadiran Yesus memberi kita jaminan bahwa segala sesuatu ada dalam kendali-Nya.

Yesus tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga menguji iman kita. Seperti dalam kisah Filipus yang menghadapi tantangan besar untuk memberi makan ribuan orang dengan sumber daya yang sangat terbatas. Ujian ini mengajarkan kita untuk tidak hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri, tetapi juga untuk percaya pada kuasa dan rencana Tuhan.

Ketika Filipus melihat situasi yang dihadapinya, dia menyadari bahwa uang yang ada tidak akan cukup untuk memberi makan semua orang. Ini adalah gambaran bagaimana keterbatasan manusia sering kali membuat kita merasa putus asa. 

Namun, di saat yang sama, kita diajak untuk menyadari bahwa apa yang tampak mustahil bagi manusia, tidaklah mustahil bagi Tuhan.

Mujizat dan Pertolongan Tuhan Yesus

Ketika Andreas mempersembahkan lima roti dan dua ikan, banyak yang meremehkan jumlah yang sedikit itu. Namun, di tangan Yesus, hal yang tampaknya tidak berarti itu menjadi sarana untuk menunjukkan kuasa-Nya yang luar biasa. 

Hal ini mengingatkan kita bahwa apa yang kita anggap kecil dan tidak berharga, jika dipersembahkan kepada Tuhan, bisa menjadi alat untuk melakukan mukjizat.

Yesus tidak hanya memberi makan lima ribu orang, tetapi Dia juga mengetahui kebutuhan masing-masing dari mereka. Ini menunjukkan bahwa Yesus peduli dan mengerti setiap kebutuhan individu kita. Mukjizat ini bukan hanya tentang jumlah roti dan ikan, tetapi tentang kepedulian Yesus terhadap kebutuhan setiap orang.

Tuhan Yesus Mengetahui Kebutuhan Kita


Dalam segala kebutuhan dan pergumulan, Yesus mengetahui apa yang kita perlukan. Dia melihat dan memahami setiap detail kehidupan kita. Tidak ada satu pun kebutuhan kita yang luput dari perhatian-Nya. 

Dia adalah Tuhan yang tahu persis apa yang kita butuhkan, bahkan sebelum kita menyadarinya.

Tuhan Yesus: Sumber Kecukupan
Ketika Yesus memberi makan orang banyak, mereka semua kenyang, bahkan lebih dari cukup. Ini menggambarkan bagaimana Tuhan mencukupi kebutuhan kita, bahkan melebihi apa yang kita harapkan. Apa yang tadinya tampak tidak mungkin menjadi mungkin di tangan-Nya.

Pentingnya Doa

Dalam menghadapi ketakutan dan kecemasan, kita diajak untuk mendekat kepada Tuhan Yesus. Dia adalah sumber pertolongan yang sejati. Ketika kita berseru kepada-Nya, Dia mendengar dan akan memberikan pertolongan-Nya yang ajaib. Tidak ada masalah yang terlalu besar atau terlalu kecil bagi Tuhan.

Doa yang tulus, bahkan yang sederhana seperti seruan Petrus, “Tuhan, tolong aku,” dapat menggerakkan hati Tuhan. Doa bukanlah tentang panjangnya kata-kata, tetapi tentang ketulusan hati yang mengakui ketergantungan kita pada Tuhan. 

Di tengah segala pergumulan, mari kita serahkan semuanya kepada Tuhan dengan doa dan kepercayaan penuh.

Ajakan bagi Umat
Akhirnya, kita diingatkan bahwa Tuhan Yesus adalah penolong yang setia dalam setiap aspek kehidupan kita. Tidak peduli seberapa besar atau kecil masalah yang kita hadapi, Dia siap menolong. Mari kita terus percaya dan berharap pada-Nya, karena Dia adalah Tuhan yang selalu hadir dan bekerja dalam kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun