Seorang pembaca menulis di Kompas.com sbb:
Salah transfer Via ATM BCA
Selasa, 26 Januari 2010 | 09:00 WIB
Kejadiannya terjadi tanggal 20 Desember 2009. Saat itu saya mentransfer sejumlah Rp 28 juta lebih via ATM BCA kepada rekan orang tua yang bernama Iwan. Tapi saya malah transfer ke orang bernama Iwan Suteja. Ini murni kesalahan saya. Entah apa yang harus saya lakukan ketika itu dan hingga kini. Semua kegiatan saya terganggu, karena terus memikirkan ini. Saya membuat orang tua saya susah, harus bolak-balik terus, yang membuat saya semakin down, orang tua saya seperti dipermainkan.
Sekali lagi, saya sadar ini kesalahan saya, tapi kenapa pihak BCA tidak membantu sedikitpun, ya setidaknya memberi informasi sehingga orang tua saya dan penerima dana bisa bertemu, selanjutnya biar kami selesaikan dengan kekeluargaan, tapi kenapa pihak BCA tidak membantu seperti yang saya harapkan. Malah saya diberi tahu oleh karyawan BCA, telah terjadi penarikan Rp 10 juta via ATM, beberapa saat setelah telepon HALO BCA, begitu juga esok harinya, terjadi penarikan lagi 10 juta. Saya sangat down, mendengar itu, berarti harapan saya uang tersebut bisa kembali semakin pupus.
Kenapa sih kok tidak ada service kepada nasabahnya, walaupun itu murni kesalahan saya. Padahal tanggal 21 Desember merupakan ulang tahun saya ke 20, dan ini merupakan kado yang luar biasa bagi saya. Kalau dibayangkan, uang itu bisa untuk kuliah saya nantinya, karena sudah 2 tahun saya menundanya, apakah akan tertunda lagi karena masalah ini.
Sekali lagi saya minta tolong kepada BCA mengenai kejelasannya, apakah memang tidak bisa membantu permasalahan orang tua saya, karena bagi kami itu jumlah yang sangat besar. Ada satu hal lagi, apakah orang tua saya bisa melihat mutasi yang terjadi di bulan oktober, karena kami ingin tahu tanggal 16 Oktober’09 terjadi mutasi kepada siapa.
Melalui cabang pembuka, yang diperlihatkan hanya jumlahnya.tidak ada keterangan untuk siapa. Padahal itu yang kami pertanyakan, kalau jumlah kan ada dibuku rekening. Saya mohon ada kejelasannya dari BCA, coba pandanglah dari sisi saya sebagai seorang anak yang melakukan kesalahan tersebut. Saya harap ada kebijaksanaannya dan mohon maaf bila ada tutur kata saya yang tidak berkenan. Terima kasih.
Hmmm emang susah jadi nasabah....
Berlindung di balik syarat dan ketentuan, seenaknya pihak bank bilang, "memang seperti itu prosedurnya". Titik. Nah terus apa fungsi dari data yang dimiliki bank bila tidak bisa mempertemukan pihak yang tidak berhak dengan pemilik uang? Weleh2..... undang-undang Perlindungan Konsumen mesti direvisi nih.
