Mohon tunggu...
Goz Ubay
Goz Ubay Mohon Tunggu... lainnya -

Cari temen

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ironi Kota Santri

18 Februari 2013   03:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:08 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berjalan mengikuti langkah kaki

Disetiap sudut kota yang kucintai

Kota santri yang tak lagi suci

Terselubung kabut politisasi

Kota ini dahulu sangat islami

Dimana kyai menjadi panutan kami

Namun kini apa yang terjadi

Mereka memilih menjadi kurcaci

Duhai panutan kami

Kemanakah kami akan pergi

Bertanya tentang sebuah arti

Sedangkan engkau sudah tak punya arti

Coba lihat kota ini

Yang dipenuhi nafsu duniawi

Jarang terdengar lantunan suci

Syair indah para wali

Berganti pesta setan keji

Wahai penerus nabi

Kembalilah engkau kepada kami

Menghambakan diri dijalan Ilahi

Demi sebuah janji yang PASTI

Kota santri

Pengalana sepi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun