Mohon tunggu...
Goudy Karina
Goudy Karina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Frugal Living: Hemat Pangkal Kikir?

2 Juli 2024   01:55 Diperbarui: 3 Juli 2024   16:24 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kadang Aku tuh sengaja ngisi bensin pas pulang kantor nunggu sampe kedip dulu. Sebenernya sih kan ga harus sampe kedip ya, cuma kaya biar sekalian aja gitu,” ujar Juan.

Juan juga menjelaskan, pertimbangannya menggunakan kendaraan pribadi jauh lebih ekonomis daripada menggunakan transportasi umum.

“Sebenernya Aku bisa aja berangkat dan pulang dengan jarak 19 km itu dengan naik transportasi umum, tapi aku tetep pilih naik motor. Gapapa cape, tapi sampe ke rumah lebih cepet dan ga tua di jalan. Kalo naik motor sekitar 40 menit, sedangkan naik transortasi umum bisa sampe 2 jam, belum lagi sama transitnya. Berdasarkan perhitungan aku, naik motor bikin aku lebih hemat juga. Let say, tiap hari keluar 10 ribu naik transjakarta, sebulan 300 ribu. Kalau naik motor, budgeting bensin aku sekitar di 230 ribu,” ungkapnya.

Serupa tapi tak sama dengan Natali (24), seorang senior strategist di WFA digital agency asal Bali. Sistem kerja Work From Anywhere (WFA) membuat Natali jauh lebih berhemat karena tak perlu mengeluarkan biaya transportasi. Akan tetapi, keleluasaan tempat bekerja ini memunculkan masalah lainnya, yaitu keinginan untuk Work From Cafe (WFC).

“Keinginan buat kesana-kemari, buat WFC, bikin sama aja kaya orang ke kantor. Jadi ga ada hemat-hematnya. Jadi gue akalin dengan budgeting atau atur WFC seminggu sekali aja, biar ga mumet di kostan terus,” ujar Natali.

 Menurut Natali, mengusahakan frugal living yang tidak menyiksa itu mudah dan memungkinkan. Untuk menekan pengeluaran, Natali mengalokasikan keuangannya untuk self reward memesan makanan secara online daripada melakukan WFC.

Konsep frugal living sayangnya lebih sering disalah artikan. Ketika mendengar “frugal living”, orang cenderung menginterpretasikannya dengan hidup kikir, merana, bahkan menyiksa diri. Sebagaimana mestinya, konsep frugal living adalah bagaimana kita dapat mengelola keuangan dengan bijak.

Menjadi hemat bukan tentang menjadi kikir. Hemat adalah tentang bagaimana kita mampu mengendalikan hasrat kita dan bukan sebaliknya. Hidup hemat membutuhkan banyak pertimbangan dan disiplin diri, terutama saat kita melihat sesuatu yang kita sukai, walaupun sebenarnya kita tak selalu membutuhkannya.

Tanpa kita sadari, hidup hemat memberikan kita kemewahan yang sebenarnya. Dengan langkah yang tepat, kita bisa hidup hemat sekaligus menikmati masa kini, bukan menyiksa diri. Berhemat membuat kita terlatih hidup sederhana, terlatih mengatur keuangan, mengantisipasi kesulitan keuangan di masa tua, dan dapat memenuhi kebutuhan dengan baik. Jika kita bijaksana dan hemat dalam hal membelanjakan uang, kita dapat menikmati hidup tanpa stres dan emosi utang.

If you would be wealthy, think of saving as well as of getting. Away then with your expensive follies, and you will not have so much cause to complain of hard Times, heavy taxes and chargeable families.

— Benjamin Franklin, The Way to Wealth

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun