Mohon tunggu...
Welling Praheningtyo
Welling Praheningtyo Mohon Tunggu... Supir - hallo everybody, let's talk.

When the going gets tough, only the toughs keep on going.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebagai Volunteer di Keroncong Plesiran #3

17 September 2019   15:23 Diperbarui: 17 September 2019   15:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu 14 September 2019 bertempat di amphiteater Nglanggeran, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogya. Berlangsung sebuah pagelaran musik keroncong dari musisi - musisi terbaik di tanah air, namun dengan iringan orkestra dari Symphonie Kerontjong Moeda. Dikutip dari Habitus "Symphony Kerontjong Moeda": Relasi Agen, Modal dan Arena dalam Pertunjukan di Yogyakarta karya Akwilla Innocentia, Symphony Kerontjong Moeda sendiri hadir sebagai pertunjukkan orkestra-keroncong yang bertujuan melestarikan musik keroncong agar masyarakat terutama kaum muda kembali menyukai musik populer ini. 

Tidak salah memang tujuan mereka, banyak kawula muda Yogyakarta dan daerah - daerah lain yang menyukai aliran musik mereka. Termasuk saya sendiri. Setelah dikabari oleh seorang kawan dekat, sejak awal saya berencana untuk menonton pertunjukan itu, namun karena ternyata harus membeli tiket, saya memutuskan untuk mendaftar sebagai volunteer, relawan untuk pagelaran ini. Pagelaran - pagelaran sebelumnya yang diadakan oleh Symphony Kerontjong Moeda, tidak menarik biaya tiket, alias gratis. Saya mengikuti tahapan pendaftaran volunteer itu mulai dari seleksi administratif dan wawancara. Saya memilih divisi usher, apakah usher itu? Menurut kamus, usher itu adalah penjaga pintu dan penerima tamu. Tapi dalam pagelaran ini, kami bertugas sebagai pengarah dan pengantar tamu / penonton. 

Rupanya pagelaran ini telah dipersiapkan sejak jauh hari sebelum hari H. Mungkin persiapannya memakan waktu setahun. Sebagai volunteer, kami diberi beberapa fasilitas seperti uang transport, kaus, totebag, minuman coklat Nglanggeran, stiker, sertifikat dan makan pagi, siang, dan malam hari. Begitu pula penontonnya diberi fasilitas sesuai dengan harga tiket yang dibayar, contohnya seperti tiket klas silver diberi coklat Ngalnggeran, rubber wristband dan stiker. Betapa nikmatnya jadi volunteer!

Gambar: Amfiteater Nglanggeran dengan panggung orkestra, tenda - tenda berfungsi untuk melindungi para musisi dari sengatan matahari | dokpri
Gambar: Amfiteater Nglanggeran dengan panggung orkestra, tenda - tenda berfungsi untuk melindungi para musisi dari sengatan matahari | dokpri
Saat hari H kami diinstruksikan supaya datang pada pukul 07.00 WIB di amfiteater Nglanggeran, kami dibriefing singkat oleh koordinator lapangan. Divisi tersibuk adalah Area, ticketing, dokumentasi dan Runner. Kami dari divisi usher paling santai karena hanya bertugas saat penonton dan tamu undangan sudah mulai berdatangan. Artis dan kelompok musisi pengisi acara pada hari itu ada Kunto Aji, Pusakata ( mantan vokalis Payung Teduh ) Nufi Wardhana, Farid FSTVLST, Orkes Keroncong Midaleudami dari Bandung dan masih ada beberapa lagi. Saya beruntung ditempatkan di area amfiteater sebagai pengantar tamu undangan, karena dapat melihat langsung ke panggung sepanjang acara berlangsung.

Gambar: Kawan- kawan dari divisi usher. Berfoto bersama sebelum mulai bertugas, saat golden hour | dokpri
Gambar: Kawan- kawan dari divisi usher. Berfoto bersama sebelum mulai bertugas, saat golden hour | dokpri
Di sini saya juga bertemu dengan kawan - kawan yang baik. Kawula muda Yogya yang terbuka untuk bercerita bersama, berbagi pengalaman dan perjalanan hidup. Mereka sangat bersemangat dan antusias, segala sesuatu dijalani dengan penuh rasa kesadaran dan tanpa banyak mengeluh. Terutama saya dekat dengan kawan - kawan divisi usher, karena kami memang satu divisi. Sekarang kita kembali menjalani kehidupan masing - masing, mungkin aku tidak bisa mengikuti pagelaran Keroncong plesiran lagi tahun depan. Tetaplah semangat dan terus berkarya, kawan. 

Yogyakarta, 17 September 2019.

Welling

sumber:
Akwilla Innocentia, Habitus "Symphony Kerontjong Moeda": Relasi Agen, Modal dan Arena dalam Pertunjukan di Yogyakarta, (Yogyakarta: Skripsi Universitas Gadjah Mada, 2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun