Sabtu 14 September 2019 bertempat di amphiteater Nglanggeran, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogya. Berlangsung sebuah pagelaran musik keroncong dari musisi - musisi terbaik di tanah air, namun dengan iringan orkestra dari Symphonie Kerontjong Moeda. Dikutip dari Habitus "Symphony Kerontjong Moeda": Relasi Agen, Modal dan Arena dalam Pertunjukan di Yogyakarta karya Akwilla Innocentia, Symphony Kerontjong Moeda sendiri hadir sebagai pertunjukkan orkestra-keroncong yang bertujuan melestarikan musik keroncong agar masyarakat terutama kaum muda kembali menyukai musik populer ini.Â
Tidak salah memang tujuan mereka, banyak kawula muda Yogyakarta dan daerah - daerah lain yang menyukai aliran musik mereka. Termasuk saya sendiri. Setelah dikabari oleh seorang kawan dekat, sejak awal saya berencana untuk menonton pertunjukan itu, namun karena ternyata harus membeli tiket, saya memutuskan untuk mendaftar sebagai volunteer, relawan untuk pagelaran ini. Pagelaran - pagelaran sebelumnya yang diadakan oleh Symphony Kerontjong Moeda, tidak menarik biaya tiket, alias gratis. Saya mengikuti tahapan pendaftaran volunteer itu mulai dari seleksi administratif dan wawancara. Saya memilih divisi usher, apakah usher itu? Menurut kamus, usher itu adalah penjaga pintu dan penerima tamu. Tapi dalam pagelaran ini, kami bertugas sebagai pengarah dan pengantar tamu / penonton.Â
Rupanya pagelaran ini telah dipersiapkan sejak jauh hari sebelum hari H. Mungkin persiapannya memakan waktu setahun. Sebagai volunteer, kami diberi beberapa fasilitas seperti uang transport, kaus, totebag, minuman coklat Nglanggeran, stiker, sertifikat dan makan pagi, siang, dan malam hari. Begitu pula penontonnya diberi fasilitas sesuai dengan harga tiket yang dibayar, contohnya seperti tiket klas silver diberi coklat Ngalnggeran, rubber wristband dan stiker. Betapa nikmatnya jadi volunteer!
Yogyakarta, 17 September 2019.
Welling
sumber:
Akwilla Innocentia, Habitus "Symphony Kerontjong Moeda": Relasi Agen, Modal dan Arena dalam Pertunjukan di Yogyakarta, (Yogyakarta: Skripsi Universitas Gadjah Mada, 2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H