"Yah mungkin karena sekolah. Tapi ada juga anak - anak kami yang pergi merantau ke Malaysia, untuk cari uang," ungkapnya.
Kepala Suku Kampung Adat Wolotopo, Bernadus Dei mengatakan, menenun zaman dulu lebih sulit. Pasalnya, bahan - bahan untuk tenun diproduksi sendiri, mulai dari menanam napas, panen hingga pintal jadi benang.
"Kalau sekarang benang sudah bisa pakai beli di toko. Yah betul zaman dulu kalau mau menikah ana gadis harus sudah bisa Tenun," ujarnya.
Dia juga mengakui saat ini sudah jarang ada anak perempuan muda yang suka piawai menenun. Menurutnya, mereka di tengah keterbatasan tetap berusaha mempertahankan tradisi - tradisi kampung Adat Wolotopo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H