Jum'at 14 Juli,Al-Aqsha resmi di boikot oleh Zionis, melarang segala aktivitas di Masjid itu. Hak Keberjamaahan hilang. Bahkan Imam Besar Masjid Al-Aqsha ditembak.
Senin, 17 Juli 2017,Warga Palestina melakukan aksi protes atas tindakan keamanan Israel tentang pelarangan aktifitas di Al-Aqsa. Hal ini merupakan respon atas pemasangan gerbang metal detectorpada pintu masuk ke Al Aqsa. Dalam aksi protes tersebut,14 orang muslim terluka dan satu orang dikabarkan dalam kondisi kritis menurut pernyatan Palestinian Red Crescent, termasuk Sheikh Ikrima Sabri. Aksi ini juga bertujuan untuk menjaga status quo,umat Islam diberikan kontrol dalam melakukan aktivitas peribadatan, sedangkan Yahudi tidak diperkenankan untuk beribadah, namun diizinkan untuk berkunjung.
Jum'at, 21 Juli 2017, Tiga penduduk Palestina gugur dan lebih dari 300 orang terluka setelah bentrokan terjadi di wilayah Tepi Barat. Bentrokan ini diduga terjadi karena ribuan umat Islam Palestina menolak melewati metal detectorsyang kontroversial. Lebih dari 25 orang ditahan oleh pihak kepolisian Israel dalam aksi ini.
"Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang melarang menyebut nama Allah di dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan ketakutan. Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mendapat azab yang berat." (QS Al Baqarah: 114)
Ini adalah sebuah perjuangan di bumi Palestina, dimana negeri yang amat dicinta kini sedang porak-poranda.
Negeri yang amat dicinta yang kondisinya saat ini sangat menggemparkan dunia, Di tanah tercinta inilah lahir syuhada yang berjiwa ksatria, para ambiya yang mulia, serta para pahlawan yang tidak terlupakan.
Kini, mereka kembali berjuang sekuat tenaga di setiap sudut kota, khususnya Gaza untuk melawan para penguasa yang tidak mengizinkan para Muslim Palestina menjalankan ritual agamanya di Masjid Al-Aqsha. Kekerasan terus dilakukan, suara peluru terdengar dari berbagai penjuru, bahkan sampai melesat pada wanita dan anak kecil tidak berdosa. Â Mungkin mereka tidak peduli bahaya apa yang ada di depan mata, pun tidak peduli derita yang mereka rasa, Tapi mereka tetap berjuang untuk merdeka. Segenggam batu dan pekik takbir pun jadi semangat mereka
Mungkin para Zionis bisa mengambil harta, rumah, bahkan nyawa mereka. Tapi para Zionis tidak akan mampu mengambil keimanan dan ketaqwaan orang yang berjuang membela agamanya. Palestina sungguh mengajarkan kita tentang refleksi keimanan dan ketaqwaan ditengah himpitan kesengsaraan, bagaimana dalam jangka waktu yang sangat lama bisa istiqomah tetap berdiri dan membela tanah Palestina tercinta.
Mendengar jawabannya saat itu, hati pun bergetar, merasa diri ini sangat tidak peduli terhadap mereka yang berjuang membela Al-Quds. Diri ini merasa sedih terhadap diri sendiri yang tidak peduli kepada mereka.
Maka jahatlah diri ini yang tidak mau menolong, membantu, atau bahkan peduli terhadap saudaranya yang membela tanah suci umat muslim yang didalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha.