Cinta manusia bisa turun dari mata ke hati. Sedangkan cinta bagi The Alpini bisa turun dari gunung ke puing-puing gempa. Keduanya sama-sama bergerak turun. Keduanya juga sama-sama bergerak oleh dorongan cinta.
The Alpini adalah pasukan elit Italia. Mereka adalah militer tangguh dalam sejarah dunia militer italia. Kiprahnya sudah teruji sejak Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan juga sampai saat ini dalam bentuknya yang lain. Sejak lahirnya pada 15 Oktober 1872, The Alpini sudah melewati masa-masa perang yang menegangkan. Terhitung sekitar 7 kali ikut dalam pasukan perang milik Kerajaan Italia dan negara Italia.
Partisipasi ini pun melintang dari Afrika ke Asia. Yang pertama adalah Perang Abissinia (1895-1896) antara Kerajaan Italia dan Ethiopia beserta beberapa wilayah Afrika bagian Timur. Berikutnya adalah di Asia melawan Pasukan Boxer di Cina (1899-1901). Lalu, ke Timur Tengah antara Kerajan Italia dan Kerajaan Ottoman (1911-1912), dikenal juga sebagai Perang Italia-Turki. Kemudian bergabung dalam Perang Dunia I (1914-1918). Berikutnya lagi, Perang Italia-Ethiopia (1935-1936). Italia menang dalam perang ini. Tiga tahun kemudian dalam Perang Dunia II (1939-1945). Pasukan perang terakhir dari Alpini dikirim pada Perang Afganistan sejak 2001.
Partisipasi dalam perang internasional ini membuktikan bahwa Pasukan Alpini amat kuat. Dalam sejarah dunia, The Alpini rupanya menjadi pasukan perang elit pertama di dunia yang beroperasi di gunung. Nama Alpini sendiri diambil dari wilayah operasi mereka. The Alpini lahir dari ketertarikan militer Italia untuk menjaga wilayah pegunungan mereka. Di Italia Utara, di sekitar pegunungan Alpen, Italia bersinggungan dengan beberapa negara lain seperti Perancis dan Austria.
![Tentara Alpini berlatar gunung, FOTO: pixabay.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/06/26/alpine-1646676-960-720-foto-pixabay-com-59500e199f4fe457687dcad2.jpg?t=o&v=770)
Artikel ini menjadi cikal bakal terbentuknya Pasukan Alpini pada Oktober 1872. Masukan berharga di dunia militer ini menjadikan Jenderal Perrucchetti sebagai Bapak Pendiri Alpini Italia. Perrucchetti sendiri tidak pernah menjadi Pasukan Alpini tetapi ilmunya tentang Alpini cukup luas. Dia juga bukan datang dari pegunungan. Ia besar dalam keluarga di daerah dataran luas di kota Adda, di sekitar Kota Milan. Latar belakang keluarganya ini membuat ia sangat ahli dalam perang dataran atau 'Pianura Padana'. Dalam artikelnya, Perrucchetti memadukan taktik perang dataran dan taktik perang gunung. Untuk mempraktikkan ilmunya ini, dia memilih beberapa di antara pasukan perang dataran untuk bergabung menjadi pasukan gunung. Hasilnya luar biasa. Dari sini lahirlah Pasukan Alpini.
Sejak saat itu, Pasukan Alpini berkembang. Pusat operasinya mereka pada saat itu berada di wilayah Utara Italia. Rerata wilayah pegunungan. Beberapa kota yang pernah menjadi basis yang kuat dari pasukan ini adalah Cuneo, Mondovi, Torino (Susa), Torino (Chivasso), Como, Treviso, Udine. Ketujuh wilayah ini memang bersinggungan dengan perbatasan Perancis dan Austria.
Dari ketujuh wilayah ini, Pasukan Alpini pun berkembang lagi di beberapa wilayah lainnya di bagian Utara Italia. Pada pembukaan awalnya (1872), Pasukan Alpini hanya memiliki 15 unit. Setahun kemudian (1873), ditambah 9 sehingga 24 unit. Jumlahnya berlipat ganda lagi pada 2 tahun kemudian (1875) dengan jumlah tentara 250 orang dan 5 orang kepala pasukan. Jumlah ini dibagi dalam 7 batalion dan masing-masing batalion memiliki nama seperti tertera dalam 7 kota sebelumnya.
![Model topi unik ala Alpini, FOTO: pixabay.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/06/26/foto-2-pixabay-com-59500e4852e0d12ea5790ce2.jpg?t=o&v=770)
Pasukan Alpine mempunyai keunikan khususnya mengenai model baju dan topi serta senjata militer. Sejak awal berdirinya, hanya ada seragam militer biasa. Pada 1874, ada seragam baru berupa Tunika berwarna Biru berpadu Abu-abu. Model ini sebelumnya hanya berupa Mantel biasa. Demikian juga dengan model sepatu yang sebelumnya berwarna biru dan tidak tinggi diganti dengan sepatu bot tinggi.
Perubahan lainnya terjadi pada 1883, dengan warna seragam hijau untuk semua jajaran Alpini. Tentang topinya unik. Sejak 1873, ada topi perang ala Calabrese (dari Kota Reggio Calabria) dengan "penna nera" atau pena hitam. Ini melambangkan sayap elang yang menghiasi seluruh bagian topi. Topi itu sendiri merupakan mahkota kerajaan.
![Parade Pasukan Alpin, FOTO: esercito.difesa.it](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/06/26/salah-satu-pasukan-alpini-foto-esercito-difesa-it-59500ea62670d412c21c0483.jpg?t=o&v=770)
Senjata model Vetterli ini dimodifikasi oleh militer serta penemu berkebangsaan Italia Giuseppe Vitali (1845 -1921). Senjata baru yang cocok dengan kebutuhan pasukan Alpini pun tercipta. Senjata ini kemudian bernama "Vetterli -Vitali Mod. 1870-1887". Senjata berkaliber 6,5 mm ini bertahan selama kira-kira 3 tahun. Sejak 1890, ada senajata model baru yang diproduksi oleh Pabrik Senjata di Kota Torino berjenis "Carcano Mod. 91". Masih banyak perubahan lainnya yang bertujuan untuk menunjang kinerja pertahanan Pasukan Alpin.
Inilah yang membuat Pasukan Elit ini menjadi bertahan dalam berbagai medan perang. Pasukan ini pun menjadi bagian inti dari sistem pertahanan militer Italia. Selain Pasukan Alpini, masih banyak jenis pasukan elit lainnya yang dimiliki oleh militer Italia. Pasukan Alpini berkiprah di gunung. Saat ini, muncul pertanyaan, apakah masih aktual dan relevan kehadiran pasukan ini saat batas negara Italia sudah jelas dan semua perang perbatasan hampir tidak ada?
Kiprah mereka ibarat kiprah seorang remaja yang bergelagat karena cinta. Dengan cinta, ia rela mempertaruhkan segalanya. Ia pikir, ia mesti membuktikan bahwa ia mempunyai cinta dan ia mampu membuktikan cintanya entah untuk gadisnya atau untuk negaranya.
Cinta itu juga yang mengalir dalam darah Pasukan Alpini saat ini. Sebagaimana cinta yang terus bertumbuh, cinta pasukan ini juga terus mengalir. Saat ini, muncul batalion baru dari Pasukan Alpini yakni Batalion Aquila. Batalion ini lahir pada 2009 yang lalu bersamaan dengan gempa bumi dahsyat yang terjadi di Kota Aquila, Italia Tengah. Batalion ini merupakan bagian dari "9 Reggimento Alpini" atau "Keturunan Alpini ke-9". Batalion Aquila ini punya misi khusus yakni membantu para korban gempa. Mereka adalah ujung tombak penyapu puing gempa, pencari terdepan para korban gempa (Popotus 1/6/2017).
Batalion yang bernama lain "Orta all'Aquila" ini juga berperasi di beberapa wilayah berdekatan di sekitar Aquila. Wilayah ini memang rawan gempa. Pilihan pasukan ini pun relavan dan aktual. Pasukan ini didukung oleh sekitar 300 tentara laki-laki dan perempuan. Ini adalah sebuah berkat bagi warga Italia dan juga bagi kelanjutan Pasukan Elit Italia ini. Dengan kelahiran ini, bolehlah beranggapan bahwa, tanpa cinta, Pasukan ini akan mati. Mata cinta itu punya daya untuk menghidupkan.
![Pasukan Alpini dalam servis militer di Libanon, FOTO: live.lastampa.it](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/06/26/foto-live-lastampa-it-59500e8252e0d121954b2a52.jpg?t=o&v=770)
Italia sudah menunjukkan penghormatan mereka terhadap satu dari sekian Pasukan elit mereka. Dalam hal ini, mereka juga melahirkan kembali kejayaan itu dalam situasi aktual. Ini yang membuat misi mereka bisa bertahan dan diteruskan. Bagaimana dengan pasukan elit dan jasa para pejuang Indonesia?
Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.
MOL, 25/6/2017
Gordi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI