Satu dari sebutan terkenal untuk Italia adalah mafia. Kata ‘mafia’ pun menjadi identik dengan Italia. Bahkan, dalam dunia sepak bola, iming-iming pengaruh mafia pun ikut terbawa. Saat sepak bola tidak berhasil memberi kepuasan kepada publik, sorotan negatif pun muncul, tertuju langsung kepada para mafia. Lahirlah istilah mafia sepak bola.
Memang, seperti dunia sepak bola yang terkenal itu, sebutan mafia juga amat terkenal. Penulis pernah merasakan bagaimana sakitnya menjadi orang yang tertuduh mafia. Di atas jembatan penyeberangan yang ramai, di salah satu sudut Kota Lourdes-Prancis, teriakan mafia itu bergema. Kata itu seolah-olah menjadi raja suara di hadapan banyak orang dari berbagai negara yang lalu lalang di atas jembatan itu.
“Mafia-mafia,” teriak pelancong itu pada kami yang mengenakan baju bertulis ‘pasukan pendorong kursi roda orang sakit Italia’. Baju itu memang menjadi penanda bahwa kami kelompok dari Italia. Pelancong itu juga tahu, Italia identik dengan mafia. Meski kami tahu dan sadar, kami bukan mafia.
Di Italia, geng mafia ini cukup berpengaruh. Yang paling terkenal adalah di bagian selatan. Tetapi, sampai saat ini, jariangannya sudah menyebar ke banyak bagian lainnya di Italia. Mafia membunuh banyak orang. Sampai saat ini, jumlah korban terhitung 950 orang. Sekitar 125 orang di antaranya adalah anak-anak. Jumlah ini dihitung sejak 1893, tahun mulainya pengaruh mafia secara besar-besaran di Italia. (Popotus 21/3/2017)
Orang Italia sadar, para korban ini telah berbuat sesuatu untuk negara. Aksi positif inilah yang membuat mereka ‘tidak disukai’ oleh para mafia. Para mafia adalah kelompok yang berlawanan dengan negara. Itulah sebabnya kelompok ini identik dengan kaum yang melawan negara. Dalam operasinya, kaum mafia selalu menggunakan jurus kekerasan. Jurus inilah yang membuat banyaknya korban yang meninggal begitu saja.
Tanggal ini sengaja dipilih. Inilah hari pertama dari Musim Semi. Masa khusus yang ditandai dengan hawa baru, hidup baru, dan suasana baru. Saat ini, alam tampak baru, semuanya tumbuh dengan wajah baru. Inilah wajah Musim Semi. Seperti wajah ini, Perayaan 21 Maret ini juga mempunyai maksud yang sama. Hari ini, warga Italia tidak saja mengingat tetapi juga menghormati dan terutama mesti berbuat sesuatu untuk mengurangi bahkan menghapus pemgaruh gerakan geng mafia ini.
Presiden Italia Sergio Mattarella mengingatkan hal ini pada Perayaan Hari Khusus ini (21 Maret 2017) di Kota Locri-Calabria, Italia Selatan. “Hari ini, kita harus mengingat semua yang sudah terjadi, tetapi juga dan terutama berjuang agar tidak terjadi dan tidak ada korban yang jatuh lagi,” tegas Mattarella. Penegasan ini kiranya menguatkan keluarga para korban mafia. Presiden Italia ini tahu betul betapa sakitnya menjadi keluarga korban. Kakaknya dulu Piersanti Mattarella (24/5/1935 – 6/1/1980) dibunuh oleh kelompok geng mafia Cosa Nostra di Kota Palermo. Saat itu, Piersanti sedang menjabat sebagai gubernur Provinsi Siciliana.
Seperti Piersanti dan Notarbartolo, para korban mafia—selain anak-anak—pada umumnya memiliki sikap militan. Mereka pada umumnya mencintai kejujuran dan patuh pada hukum. Sikap ini kiranya amat dibutuhkan saat ini, ketika hukum bisa dibeli dan kejujuran bisa dimanipulasi. Para korban mafia pada umumnya juga adalah mereka yang mempunyai kehendak yang kuat untuk melawan kejahatan. Dengan sikap ini, mereka akan berlawanan dengan para mafia yang selalu beroperasi dengan kerangka kejahatan besar. Dan, pada akhirnya perjuangan melawan kejahatan itu menuntut nyawa para korban mafia.