Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Makin Tua, Makin Kuat

16 Februari 2017   21:15 Diperbarui: 17 Februari 2017   10:34 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejak pagi sudah ditemani Sang Moka, FOTO: lavazza.com

Kopi Italia dengan demikian betul-betul memeras air itu sampai menghasilkan minuman kopi yang keras. Ya, kadar zat kopinya memang tinggi. Bayangkan, dari air 1 liter plus serbuk kopi 15-20 sendok, hanya menghasilkan kopi 1-1,5 gelas ukuran Indonesia. Betapa kerasnya zat kopi yang dihasilkan. Ada yang berguyon, orang Italia banyak minum kopi, sehingga banyak juga yang—maaf—hilang rambutnya. Entah benar atau tidak. Ini hanya guyon non akademik.

Cara kerja mesin ini amat sederhana. Bagian bawah berisi tabung air. Di dalam tabung ini ada tabung serbuk kopi. Tabung serbuk kopi dimasukkan dalam tabung air sehingga tabung kopi tampak berada di permukaan air. Bagian atas mesin berisi tabung minum kopi. Di tengahnya ada sumbu kecil tempat mengeluarkan air yang naik dari tabung air dingin paling bahwah. Air mendidih yang ada di bawah akan naik, melewati tabung kopi, naik lagi lewat sumbu air, dan keluar memenuhi tabung minuman kopi bagian atas. Jadi, sederhana kan? Makanya setiap pagi, biasanya Moka ini selalu jadi teman sebelum sarapan.

3 bagian Moka, FOTO: iconeye.com
3 bagian Moka, FOTO: iconeye.com
Moka yang eksis sejak abad 20 ini rupanya menjadi lirikan para pecinta seni juga. Entah mungkin karena tergusur oleh mesin-mesin kopi modern yang bekerja lebih cepat lagi, Moka kini menjadi benda etalase. Hanya menjadi penghuni ruang pameran dan juga museum. Situasi ini membuat Mokaharus terbang jauh dari Italia ke Amerika. Di kota New York, Museum Seni Modern(MoMa) menjadi rumah baru bagi Moka. Di meseum ini, Moka memamerkan ‘tubuhnya’ yang memikat mata. Tubuh Mokarupanya menjadi objek seni modern. Lantas, lenyapkah peredaran Moka saat ini?

Moka tidak seperti anggota partai politik. Moka hanyalah anggota partai rumah tangga yang bekerja sejak pagi hari saat pemilik rumah bangun dan siap bekerja. Beda dengan anggota partai yang jika kalah akan diabaikan, Moka selalu ada di hati orang Italia. Janji yang diberikan bukan sekadar obral a la calon gubernur atau presiden. Moka mampu memenuhi janjinya untuk memberikan minuman kopi yang enak bagi orang Italia. Itulah sebabnya, Moka tidak ada matinya. Viva caffè.

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 16/2/2017

Gordi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun