Sejarah itu misalnya soal pemilihan lagu. Harus berbahasa Italia atau dari dialek daerah tertentu di Italia. Hanya pada 1981-1984 terdapat 3 lagu dalam bahasa Inggris dan 1 dalam bahasa Prancis. Lagu-lagu ini pun rupanya dikarang oleh paling tidak 1 pengarang lagu asli Italia. Rupanya boleh memilih lagu yang berasal dari 1 atau lebih pengarang. Ibarat sambil menyelam minum air, festival ini menjadi ajang menyanyi dan ajang mencipta lagu.
Keunikan lain adalah soal interaksi dengan pemirsa. Pada awalnya pemirsa yang jauh hanya mendengar suara karena ditransmisikan melalui radio. Sejak 1955 atau edisi ke-5, mulai ditayangkan melalui TV. Perkembangan cara tayang ini juga ikut membarui cara pemilihan pemenang. Dari hanya melalui pemilihan langsung sampai pada pemilihan melalui telepon.
Ragam keunikan lain adalah usia peserta. Tahun ini bervariasi dari yang muda (20-an) sampai yang tua (60-an). Yang muda muncul karena ingin masuk dalam jenjang karier dan merebut juara untuk pemenang kaum muda (giovani). Yang tua rupanya mendapatkan rasa gengsi. Ada yang rupanya ikut lebih dari 1 kali. Bahkan 1 dari 3 pemenang edisi 2017 adalah dari golongan tua.
Pemenang untuk tahun 2017 adalah Francesco Gabanni (34 tahun) dengan lagu Occidentali's Karma. Gabanni sebelumnya adalah pemenang kaum muda edisi 2016 dengan lagu Amen. Dia rupanya berhasil meningkatkan prestasinya dalam 2 tahun ini. Lagu Occidentali's Karma ditulis oleh Francesco bersama saudaranya Filippo Gabani dan 2 teman lainnya Fabio Ilacqua, Luca Chiaravalli.
Juara kedua diraih oleh penyanyi perempuan terkenal di Italia yakni Fiorella Mannoia (62 tahun) dengan lagu Che sia benedetta yang ditulis oleh Erika Mineo dan Salvatore Mineo. Mannoia tampil di Sanremo kali ini setelah tampil terakhir kali pada 29 tahun yang lalu. Penyanyi Italia yang terkenal sejak 1968 ini sudah menghasilkan 39 album lagu.
Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.
PRM, 13/2/2017
Gordi