Casani membuat figur-figur ini berupa patung dengan bahan granit dan perunggu. Jadi, total ada 28 patung yang ada di monumen ini. Di tengahnya ada patung Verdi dengan gaya bermeditasi.
Monumen ini berbentuk busur yang megah. Di atasnya terdapat lambang yang diambil dari kisah mitos. Lambang itu berupa dua singa beringas, sebuah gerobak yang terletak di antara dua singa itu, dan seorang manusia yang berdiri tegak. Gambaran pada bagian atas monumen ini seolah-olah menandakan kejayaan.
Di lingkaran busurnya terdapat 28 patung yang dipasangkan di 28 tiang keliling. Setiap patung diberi nama pada bagian kakinya. Jadi, ada gambar patung di setiap tiang, lalu di bawah setiap patung ada keterangan namanya.
Ettore menyelesaikan pahatan patung di Monumen Verdi ini 6 tahun sebelum kematiannya. Ettore memang berkelana bukan di Parma saja. Dia mengenyam pendidikan seni pahat di Napoli lalu berkarya di berbagai kota di Italia seperti Roma. Bahkan, dia juga memahat patung Dante Alighieri di kota Washington, AS.
Karya Ettore bersama Casani yang megah itu menjadi hancur saat terjadi bom pada Perang Dunia II di Kota Parma. Dari 28 patung yang ada, hanya 9 yang bisa diselamatkan. Yang lainnya rusak. Warga Parma saat itu tidak ingin melihat monumen yang kebanggan mereka yang hancur itu. Mereka memutuskan untuk menghancurkan sekalian sebagian monumen yang tersisa.
Monumen Giuseppe Verdi tidak hilang begitu saja. Pada 2013 yang lalu, Monumen Verdi dibangun kembali di pusat kota. Kali ini bentuknya lebih kecil. Figur yang berjumlah 28 bersama sang Maestro Verdi ditempatkan di satu beranda besar di bagian depan monumen. Sedangkan bagian belakangnya di bagi menjadi tiga bagian. Kini, monumen itu selalu menjadi hiasan mata warga Parma setiap kali mereka ke pusat kota.
Usaha warga Parma ini kiranya menjadi contoh bagaimana membangun kembali masa lalu yang kadang dilupakan. Dalam hal ini, warga Parma berhasil menjadikan masa lalu sebagai masa depan. Monumen itu adalah aset bagi anak cucu di masa yang akan datang. Dia akan menjadi obyek penelitian mereka. Mereka akan bertanya siapakah figur-figur ini dan mengapa ada di sini. Dari sinilah sejarah masa depan itu dibuat.