Makin hari, alam kita makin rusak. Usia alam kita memang makin tua. Namun, bukan ini alasan utama kerusakannya. Alam rusak justru karena ulah manusia.ย
Ada kerusakan pada bagian tertentu karena faktor usia namun yang paling parah adalah kerusakan yang dibuat oleh manusia. Kebakaran, penggunaan pupuk kimia, zat-zat yang merusak lapisan ozon, pencemaran air, pembabatan hutan, dan sebagainya. Singkatnya, semua kerusakan ini membuat ekosistem tidak stabil.
Manusia saja tidak nyaman dengan alam yang terpolusi. Demikian juga hewan khususnya binatang yang hidup di hutan. Mereka terancam oleh kerakusan manusia. Mereka bukan saja diburu tetapi juga dipaksa untuk keluar dari rumah idamannya.
Manusia memang kejam. Memaksa hewan itu untuk tinggal di luar hutan. Macam-macam cara mengusirnya: membakar hutannya, merusak tanahnya, bahkan membunuh beberapa jenis binatang tertentu.
Menurut beberapa ahli lingkungan hidup, jika keadaan ini tidak cepat berubah, pada tahun 2100 yang akan datang setengah dari makhluk hidup di bumi ini akan mati. Bayangkan jika kita mencapai tahun 2100 nanti. Setengah dari kita penghuni bumi ini akan hilang.
Entah manusia, hewan, binatang lainnya, dan juga tetumbuhan akan hilang. Anak cucu kita tidak akan tahu situasi sebelum mereka. Dalam hal ini, kita adalah para pembunuh sejarah kehidupan, alam, budaya, dan ekonomi.
Kita tentu tidak ingin situasi itu datang cepat. Bahkan, sebagai manusia yang tahu dan sadar akan bahaya itu, kita bisa mencari cara mengatasinya. Salah satu cara unik dan bermanfaat adalah yang dibuat oleh Joel Sartore. Sartore adalah wartawan majalah National Geographic.
Saya beberapa kali membacanya dalam edisi Inggris dan Italia, juga membaca edisi Indonesia ketika di Indonesia dulu. Sayang di sini tidak punya teman yang berlangganan sehingga jarang menengoknya. Kalau pas ke kampus, di sela-sela waktu istirahat sering membuka-buka halamannya.
Joel adalah fotografer dari majalah National Geographic ini. Kontribusinya berlangsung selama 20-an tahun. Pekerjaan ini ia tinggalkan sejak tahun 2006 yang lalu saat ia harus kembali ke rumah untuk merawat istrinya yang sakit beserta anak-anaknya yang kecil. Joel yang lahir di Ponca City, Oklahoma, AS pada 16 Juni 1962 ini rupanya mencintai keluarga. Dia memiliki passion yang besar untuk alam tetapi ini rupanya lebih kecil ketimbang cinta untuk istri dan anak-anaknya.
Betapa luas kontribusinya ini. Lebih luas lagi saat dia menjalani kegiatan lainnya seperti menjadi pembicara, penulis, dan guru. Ini tentu saja berkaitan dengan pekerjaan utamanya sebagai fotografer untuk alam.
Minat Joel untuk alam begitu besar. Ia bahkan tetap meneruskan pekerjaannya dari rumahnya di kota Nebraska saat merawat istri dan anak-anaknya. Joel mempunya cara lain untuk mencintai alam. Baginya, cinta itu mesti berwujud. Wujudnya adalah dengan membuat aksi nyata agar ribuan bahkan jutaan binatang di alam selamat dari kerakusan manusia.
Tujuan utamanya adalah menyelamatkan binatang ini dari kerakusan manusia. Mungkin dia tidak bisa menyelamatkan fisiknya tetapi minimal anak cucu kita bisa melihat gambarnya. Gambar ini akan membuat sejarah terus berkesinambungan. Anak cucu kita akan tahu bahwa ada begitu banyak jenis burung dan hewan lainnya yang pernah ada di bumi ini. Ini adalah proyek besar dari Joel.
Saat ini, di Photo Ark terdapat lebih dari 6.000 jenis binatang yang dipotret. Berarti sudah lebih dari sebagian yang ditargetkan. Joel memang menjelaskan bahwa kegiatan memotret ini mungkin akan berlangsung sampai usia tuanya. Jadi, untuk mencapai target 12 ribu jenis binatang, Joel harus memotret sepanjang hidupnya.
Jadi ingat beberapa foto di Nat-Geo beberapa bulan lalu tentang manusia dan Ikan Hiu. Di Argentina, foto itu menunjukkan warga Argentina dewasa yang mempermainkan Hiu kecil di pinggir pantai. Sementara, di salah satu pantai di Jawa Tengah, Indonesia, anak-anak mendorong ikan Hiu besar yang terdampar di pantai. Dua realitas bertolak belakang tentang cara manusia menghargai ikan Hiu.
Aksi Joel mungkin tidak sebanding dengan banyaknya jumlah jenis binatang di bumi ini. Tetapi, aksi ini justru membuka mata kita untuk bersama-sama melestarikan bumi ini. Joel sengaja memajangkan fotonya di publik yang lebih besar seperti di Empire State Building, New York, AS atau juga di San Pietro, Vatican.
Jole tentu membutuhkan bantuan kita. Dia mengajak pengunjung situsnya atau siapa saja yang melihat pameran fotonya untuk ikut beraksi dari sekarang juga. Caranya macam-macam. Mulai dari membeli foto-fotonya yang dicetak sampai ajakan untuk mengunjungi hutan besar atau kebun binatang dan memotret binatang apa saja. Bila perlu, kirimkan foto-foto itu ke teman-teman atau pajangkan ke situs online dan ceritakan pada teman-teman tentang kegiatan ini. Katanya, lebih banyak yang tahu tentang kegiatan ini, akan lebih baik lagi.
Saya kira di Indonesia di situs National Geographic selalu ada semacam lomba FOTO. Di Italia Nat-Geo juga mengorganisir lomba seperti ini. Selalu ada foto-foto menarik yang dipilih setiap bulannya.
Mari melestarikan alam kita. Mari menyelamatkan binatang-binatang di sekitar kita. Terima kasih Joel Sartore.
Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.
Salam hangat.
PRM, 23/9/2016
Gordi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H