Seperti Giulia yang memberikan nyawanya bagi sang adik Giorgia, Andrea sang relawan juga memberikan hati dan tenaganya bagi kedua anak kecil ini.Andrea rupanya masih menyimpan kenangan bersama kedua anak ini saat dia menemukannya. Pertemuan itu, bagi Andrea sungguh membekas. Tak bisa dihapus begitu saja.
Ingatan itulah yang membuat Andrea menulis surat kepada Giulia yang sudah meninggal itu. Surat itu diletakkan di samping peti mayat Giulia dalam Misa Requem pada Sabtu 27 Agustus kemarin di kota Ascoli. Dalam surat itu, Andrea mengungkapkan permintaan maaf dan sedikit rasa kecewa karena terlambat menyelamatkannya.
Saya sertakan di sini isi suratnya:
Hai Giulia, saya hanya membantu menarikmu keluar dari himpitan puing gempa. Saya mohon maaf jika kami datang terlambat. Sayang sekali, kamu tidak lagi bernapas saat itu. Saya mau agar kamu melihat dari atas sana bahwa, kami sudah berusaha sekuat tenaga untuk menarikmu keluar dari himpitan puing gempa itu.
Saat saya akan kembali ke rumahku di kota Aquila, saya akan tahu bahwa ada satu malaikat kecil yang melihat saya dari surga, dan pada malam hari dia seperti sebuah bintang yang bercahaya.
Ciao Giulia, meski kamu tidak mengenal saya, saya menyayangimu.
Andrea
Surat yang mengharukan. Seorang relawan atau pekerja seperti ini melukiskan keadaan hatinya. Hati yang penuh cinta untuk para korban gempa.
Dalam situasi sedih seperti ini, kedua pemimpin Italia ini memberikan harapan pada para korban. Mattarella berjanji untuk tidak membiarkan warga berjuang sendirian. Negara akan bantu. Demikian juga dengan Renzi yang berjanji untuk membantu merekonstruksi kembali bangunan yang hancur. Ini butuh biaya besar dan prosesnya bertahun-tahun.