Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Pengungsi dari Afganistan yang Menjadi Tukang Jahit Sukses di Kota Roma, Italia

14 Agustus 2016   19:34 Diperbarui: 14 Agustus 2016   19:50 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Roma, Samin berkomitmen mengubah hidupnya. Dia mulai dengan meminta suaka sambil menetap di sebuah rumah penampungan il Centro Enea. Di sini juga dia mulai belajar bahasa Italia. Bahasa yang menurutnya sulit dan tidak mungkin bisa dikuasai dengan baik.

Dengan segala cara, dia berhasil. Dia ingat jasa baik gurunya yang membawakan jus setiap kali pelajaran. Jus itu mungkin kecil nilainya, kata Samin, tetapi cukup untuk mereka yang sedang belajar banyak hal di Italia ini.

Dari rasa cukup ini, Samin ingin memiliki yang lebih. Katanya, hidup di Italia tanpa pekerjaan adalah mustahil. Dia pun mengikuti kursus dan pelatihan untuk menjadi pekerja di hotel. Akhirnya dia bisa bekerja di hotel yang cukup besar di kota Roma. Ini adalah sebuah anugerah baginya yang adalah orang asing dan baru tiba di Italia.

Anugerah besar akhirnya tiba di hadapan Samin. Dari temannya, dia mendapat informasi tentang proyek LAB: Stat up your business.Melalui proyek ini, dia ingin melanjutkan impiannya menjadi tukang jahit. Proyeknya pun dia mulai dengan bantuan biaya dari Fondo Europeo per i Rifugati,semacam dana dari Uni Eropa atau Benua Eropa untuk para pengungsi.

Bukan hanya itu. Dia juga mendapat penghargaan dari International Training Centredari International Labour Organization. Penghargaan ini dia dapat setelah mempresentasikan proyeknya untuk menjadi Tukang Jahit profesional. Dengan berbagai pertimbangan, proyek ini pun berjalan lancar dan akhirnya sampai pada pembukaannya secara resmi.

Dia namai usahanya dengan sebutan Sartoria d’Eco. Atau Tukang Jahit Eco. Entah nama Eco ini dia ambil dari mana. Dia tidak menjelaskannya secara rinci. Yang jelas, dalam pembukaan usahanya ini, banyak temannya sesama pengungsi dan juga teman Italia yang hadir.

Samin datang dari negeri perang dan kini menetap dalam damai di Italia. Dari hanya seorang tukang jahit kecilan menjadi tukang jahit profesional. Dari modal benang dan jarum, sebotol acqua, balpoin, dan pemantik, menjadi wirausaha di Italia. DariMazar-i-Sharifsampaidi Roma. Perjalanan yang indah dan berhasil.

Samin kini menjadi teladan sekaligus panutan bagi kaum imigran. Sejarah hidupnya kiranya menjadi inspirasi bagi imigran lainnya. Imigran kini mendapat berita baru bukan saja tentang para imigran pengemis tetapi juga para imigran yang berhasil.

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 14/8/2016

Gordi

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun