Anda tersenyum dan ramah saja, itu sudah jadi bahan penilaian bagi tamu yang datang. Orang Asia biasanya ramah dan murah senyum dan warga Parma biasanya suka lihat yang itu dalam acara ini. Kami mencoba untuk menampilkan itu. Sehingga, bendera Indonesia tidak sekadar tampil di atas panggung Indonesia tetapi mencoba memberi kekhasan tersendiri. Kekhasan yang berbeda dari negara Asia dan negara-negara peserta lainnya.
Setiap tahun memang pesertanya banyak. Tahun 2016 ini tercatat ada 27 negara yang bepartisipasi. Tahun 2014 yang lalu beberapa negara Asia termasuk Indonesia tampil seperti Filipina, India, Vietnam, Pakistan, Israel, Srilangka, Turki (!) khususnya menu kebab dari suku Kurdi.
Selain Asia ada juga dari Amerika Latin seperti Peru yang stand-nya dekat dengan Indonesia. Dari Afrika seperti Senegal, Gana, Etiopia, Sudan, Kostarika, Maroko, dan sebagainya.
Acara ini menjadi acara internasional. Tujuannya memang mendekatkan hubungan internasional seperti ini. Penyelenggara festival ini yakni Forum Solidaritas (Forum Solidarietร ) mau menjunjung tema ini. Bersama beberapa pemerintah kota madya di Parma dan sekitarnya, forum ini menegaskan bahwa diperlukan acara budaya seperti ini untuk meruntuhkan tembok pembatas yang memisahkan dan mengotak-ngotakkan manusia dari berbagai negara.
Kupon itu menjadi alat tukar di berbagai ruang acara. Kupon itu akhirnya masuk ke pengelola acara. Dari situ, kita bisa tahu, berapa jumlah pengunjung yang datang melihat acara dan menikmati menu kuliner kita.
Semuanya di bawah koordinasi tim khusus dari pemerintah kota madya Parma. Tim ini yang memfasilitasi peserta festival. Bagusnya, di sini karena tim ini benar-benar menjadi penyelenggara. Mereka menyediakan sarana seperti tungku api, kulkas untuk penyimpanan makanan, dan berbagai sarana lainnya.
Mereka juga akan mencek kadar setiap makanan. Jadi, tim ini rupanya dilengkapi dengan tim kesehatan. Ini untuk menghindari kalau ada jenis makanan yang terindikasi beracun. Semua jenis makanan memang disediakan oleh tim. Peserta tinggal membuat daftar menu. Jadi, jangan khawatir soal kadar kebersihan dan kesehatannya.
Semua makanan ini habis, laris manis. Indonesia adalah negara kedua yang menunya habis sebelum acara selesai. Negara pertama diraih oleh Israel. Indonesia memang hanya menyediakan menu untuk 350 orang.
Rupanya peminat lebih dari angka ini. Bahkan, untuk makanan sendiri saat acara selesai, kami minta beberapa menu di teman-teman India. Menu yang kami siapkan sejak pagi hari rupanya habis. Bahkan, kotak kerupuk pun sampai kosong. Kerupuk itu rupanya disukai oleh orang Italia.
Kami senang dan puas karena usaha kami dari pagi sampai malam berhasil. Usaha yang berat tentunya. Tetapi, seperti kata pepatah, seberat apa pun, jika dikerjakan bersama, akan bisa mencapai garis akhir. Dan, acara ini bukan saja sampai garis akhir tetapi sampai pada garis akhir kepuasan.
Indonesia di dadaku, merah putih di hatiku. Kami memang memakai seragam merah putih dalam acara ini. Seirama dengan warna bendera kita yang kami pasang di bagian masuk para tamu. Di luar warna ini ada pakaian koki khusus khas pemasak. Ada topi, sarung tangan, dan sepatu.