Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melihat Panorama Alam dari Kereta Gantung

13 Juli 2016   05:52 Diperbarui: 13 Juli 2016   12:03 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
stasiun akhir dari jalur pertama

Tahun ini seperti tahun lalu, saya menikmatinya lagi. Hanya saja di tempat yang berbeda yakni di Molveno, Trentino, Italia Utara. Sudut kemiringan dan ketinggian tempatnya juga berbeda. Tahun ini, jalur pertama justru yang tingkat kemiringannya tinggi. Ada tebing terjal dan batu beruncing di bawahnya. Jika terjadi kecelakaan memang, harapan untuk selamat kecil sekali.

Selain tebing terjal ini, di jalur pertama ini juga kita bisa melihat Danau Molveno yang indah itu. Hanya saja butuh keberanian juga untuk melihatnya. Beberapa teman sengaja memilih tempat duduk membelakangi danau agar tidak melihat rasa terjalnya.

stasiun akhir dari jalur pertama
stasiun akhir dari jalur pertama
Jalur kedua cukup bagus. Tidak terlalu miring. Di bawahnya hanya ada rerumputan indah. Sedangkan pemandangan alamnya berupa deretan gunung tinggi bersalju dan berbatu. Indah melihatnya karena berlawanan dengan matahari sore yang bersinar tepat di celah-celah puncak gunung itu. Sedangkan hamparan rerumputan menjadi tempat yang baik untuk peliharaan seperti sapi dan kambing.

Kenyamanannya juga bervariasi. Di jalur pertama, keretanya tertutup dan berisi maksimal 6 orang. Kereta di jalur kedua hanya untuk 2 orang dan terbuka. Sensainya berbeda tentu saja antara jalur pertama dan jalur berikutnya. Dari ketinggiannya saja berbeda. Jalur pertama dari 865 meter dpl sampai 1367. Lalu masuk ke jalur berikutnya sampai ketinggian 1525 meter dpl. Tampak sekali sudut kemiringannya berbeda jauh.

Naik kereta gantung bagi saya seperti naik pesawat yang terbang rendah. Kita bisa melihat benda-benda, tetumbuhan, alam, manusia, dan hal lainnya di bawah kita dengan jelas. Kalau pesawat, pergerakannya cepat sehingga sensai menikmati alamnya kurang terasa. Kereta gantung tidak demikian. Kereta gantung justru menjadi pos yang strategis untuk menikmati semuanya. Jangan heran jika, bukan saja danau yang bisa dinikmati panoramanya tetapi juga gunung.

Sungguh sensasi yang membekas sebagai pengalaman yang tak terlupakan. Beruntunglah mereka yang bisa menikmati pengalaman ini sejak kecil seperti beberapa anak kecil yang kami jumpai dalam dua kali petualangan ini. Anak kecil memang sebnarnya dilarang tetapi kalau dengan orang tua atau orang dewasa diizinkan.

di belakang ada gunung, salju, dan mentari, indahnya alam
di belakang ada gunung, salju, dan mentari, indahnya alam
Keindahan alam dan panorama langi-langit serta danau ini jauh lebih besar dari ongkos yang kita keluarkan. Tahun ini misalnya, ongkosnya tidak semahal nilai panorama alam yang indah. Jalur pertama sekali jalan (one way ticket, owt) hanya 8 euro. Pergi-pulang (return ticket, rt), pp, jalur pertama hanya 12 euro. Jadi hemat 4 euro. Jalur kedua hanya 4,50 euro. Pp jalur kedua hanya 6,50. Hemat 3,50 euro. Sedangkan kalau dari jalur pertama sampai jalur kedua, sekali jalan, owt, 11,50 euro. Dari jalur pertama ke jalur kedua, rt, hanya 15,50 euro.

Kalau dirupiahkan, harga ini memang besar. Saya kira kalau di Indonesia harganya juga sesuai kemampuan masyarakat. Yang jelas ada potongan untuk anak-anak, remaja, dan mahasiswa. Bahkan, anak bawah 12 tahun digratiskan. Tahun lalu, kami juga dapat gratis. Satu dari sahabat saya mempunyai kenalan dengan pengelola kereta gantung itu. Kenalannya itu memberi dia 20 buah tiket untuk kami sekalian sebagai promosi awal musim panas. Tiket gratis ini seperti tiket berbayar lainnya hanya saja tidak tertera besar ongkosnya. Jadi, kalau dimasukkan mesin pengesahan tiket (validasi tiket), keluar angka 0,00 euro.

kereta di jalur kedua bisa diisi 4 orang maksimal, tetapi lebih asyik berdua
kereta di jalur kedua bisa diisi 4 orang maksimal, tetapi lebih asyik berdua
Inilah sensai naik kereta gantung ke gunung-gunung di Italia. Orang tertentu mungkin melihat ini sebagai kesempatan rekreasi belaka atau mempersingkat jalan. Tetapi bagi orang yang cinta alam, kesempatan ini menjadi hal yang bagus untuk menikmati betapa indahnya alam. Karya tangan manusia yang menciptakan kereta gantung ini justru disempurnakan dengan karya-Nya berupa alam yang tiada tara itu.

Rasa-rasanya mustahil manusia menciptakan alam yang indah itu. Setelah tiba di atas puncak yang dituju, memandang ke bawah, rasa-rasanya kok indah sekali. Rasa dingin menggigil di atas puncak hilang sekejap saat kita melihat indahnya deretan puncak gunung, bebatuan bersalju, dan pemandangan ke dataran rendah di sekitarnya.

Naik kereta gantung ini memang bukan sekadar menikmati keretanya tetapi yang paling utama adalah mnikmati alamnya. Kereta itu hanya sesaat dan sarana pembantu saja. Yang paling lama dan membekas di hati kiranya pemandangan alam yang tiada tara itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun