Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menengok Rumah Musim Panasnya Orang Italia (3)

3 Juli 2016   11:25 Diperbarui: 4 Juli 2016   09:18 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah musim panas kami dilihat dari samping Kanan

Kalau orang kaya di Jakarta suka ke puncak untuk menghindari panasnya Jakarta, orang Italia malah mencari rumah untuk musim panas. Orang Jakarta mencari yang dingin, orang Italia mencari yang panas.

Keduanya memang beda. Perbedaan itulah yang saya lihat pertama kali dua tahun lalu. Saat itu, saya bersama dua sahabat pergi ke gunung di luar kota Parma. Tak disangka, kami masuk rumah seorang keluarga kakek dan nenek. Di sana mereka tinggal selama 3 bulan yakni saat musim panas. Rumah yang berupa kastel (castello) kecil ini rupanya menjadi rumah kedua mereka.

“Kalau musim panas, kami tinggal di sini. Selebihnya tinggal di Parma,” jawab sang Kakek dari meja kantornya saat saya tanya. Mereka memang hanya tinggal sebentar saja di sini. Setelahnya rumah ini ditutup.

Tempat tidur ditutup seperti ini sepanjang 9 bulan
Tempat tidur ditutup seperti ini sepanjang 9 bulan
Hebat ya, punya rumah juga untuk musim panas. Rumah seperti inilah yang kami kunjungi saat kami datang 3 jam perjalanan dari kota Parma kemarin. Tiga dari kami berempat yang datang, harus tinggal di Molveno, Trentio untuk membersihkan rumah musim panas ini. Setelah berpamitan dengan sahabat kami, sang sopir, yang kembali ke Parma, kami mulai beraksi.

Mulai dari membereskan makanan yang kami bawa. Kami mengatur semua jenis makanan yang akan kami gunakan selama 2 minggu di sini. Kulkas dan pendingin lainnya dinyalakan, dapur-dapur dibersihkan, kamar makan, dan semua ruang di lantai dasar rumah berlantai empat ini.

Pekerjaan ini memang memakan waktu. Tetapi, dengan tenaga kami bertiga plus dua sahabat kami yang bekerja di bagian luar rumah seperti taman, pekerjaan ini selesai dalam 2 hari.

Di setiap kamar ada wastafel dan pemanas ruangan seperti ini
Di setiap kamar ada wastafel dan pemanas ruangan seperti ini
Rumah ini tidak ditinggali selama 9 bulan. Jadi, selama musim panas yang lamanya 3 bulan saja rumah ini berfungsi. Itulah sebabnya, debunya bertebaran di mana-mana. Di langit-langit setiap ruangan selalu ada jaring laba-laba dan tumpukan debu. Inilah yang kami bersihkan terlebih dahulu sebelum membersihkan dinding, kaca, meja-kursi, dan tempat tidur.

Pekerjaan kami berjaring seperti jaring laba-laba ini. Jaring laba-laba selalu berhubungan satu dengan lainnya. Jaringan itu membentuk lingkaran. Lingkaran itulah yang juga menjadi model pekerjaan kami. Dari langit-langit ke dinging lalu ke lantai. Belum selesai bagian langit, bagian dinding minta dibersihkan, demikian selanjutnya untuk bagian lantai dan perabot dalam ruangan.

Cara termudah untuk memutus rantai jaringan laba-laba adalah memutuskan salah satu talinya. Kami juga menggunakan sistem ini dalam pekerjaan sederhana ini. Mematok bagian per bagian. Maka, sahabat saya mulai dengan membersihkan bagian langit-langit dan dinding. Saya memerhatikan bagian berikutnya yakni bagian kaca jendela dan lantai. Lalu, sahabat saya berikutnya membersihkan tempat tidur dan menyiapkan perlengkapan tidur di setiap kamar. Kamar mandi juga demikian. Dibersihkan dari bagian langit-langit lalu ke dinding, lantai, dan kloset.

pemandangan cantik dari salah satu sudut jendela kamar
pemandangan cantik dari salah satu sudut jendela kamar
Cara ini mudah dan praktis. Meski dibagi per bagian, kami membuat pekerjaan ini menjadi pekerjaan bersama. Bukan pekerjaan per bagian. Ketika sahabat saya yang pertama selesai, dia siap membantu membereskan bagian lainnya yang belum selesai. Memang pekerjaan seharusnya seperti ini kali ya. Dari sini memang ada manfaatnya yakni kita meraba semua jenis pekerjaan. Saya yang hanya bagian kaca dan lantai jadi tahu juga bagian langit-langit, tempat tidur, dan kamar mandi.

Pekerjaan seperti ini memang sudah saya lakoni kala menjadi pekerja musiman di salah satu hotel internasional di bilangan puncak, Gadog-Cipayung, Bogor, Jawa Barat tahun 2007-2008 yang lalu. Hotel itu kiranya masih eksis sampai sekarang. Disebut internasional karena tamunya mayoritas bule asing. Dari Belanda, Jerman, Meksiko, Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan sebagainya. Pemilik hotel GG House ini memang mempunya relasi di beberapa negara ini.

Saat itu, saya mempelajari banyak hal tentang dunia perhotelan. Mulai dari pelayanan menerima tamu, menyiapkan kamar, menyiapkan jenis makanan dan minuman, mengajak tamu untuk jalan-jalan ke daerah sekitar, memperkenalkan cara menanam padi misalnya, juga bagaimana melayani tamu, menawari makanan dan minuman, bagaimana berhadapan dengan bule cewek yang hanya berbikini saja di kolam renang hotel. Ini contoh kecil tetapi perlu diingat.

model kamar mandi, bagian kloset dan tempat mandi yang sebelah kiri dan masih tertutup
model kamar mandi, bagian kloset dan tempat mandi yang sebelah kiri dan masih tertutup
Boss kami waktu itu menekankan tentang sopan santun ini. Dia mengajak kami untuk berlaku sopan saat menawarkan minuman dan mengantarkannya ke kolam renang, tempat bule-bule ini berendam di siang hari. Salah satu tipsnya adalah jangan melihat dengan gaya melotot tetapi pandanglah matanya saat berdialog dengan dia.

Meski di rumah musim panas ini, kami tidak melayani tamu, kami tetap berlaku sebagai pemilik rumah. Pemilik rumah tentu akan memerhatikan dengan serius keadaan rumahnya. Inilah semangat yang kami bawa saat menyiapkan rumah ini.

Dalam beberapa hari ke depan, sahabat kami yang lain entah berkelompok, berkeluarga, akan datang. Jadwal pemakaian rumah memang sudah ada. Ada kelompok pelajar dan mahasiswa, kelompok pekerja, kelompok keluarga, dan sebagainya. Rumah ini akan menjadi rumah bersahabat bagi setiap kelompok yang datang.

Pemandangan rumah dari sebelah kiri
Pemandangan rumah dari sebelah kiri
Kami sedang menyiapkan rumah ini agar menjadi rumah kami semua. Rumah bersahabat yang akan menjadi tempat berlibur di musim panas yang nyaman. Kenyamanan itu yang ada ada dalam benak kami saat kami menyelesaikan tahap akhir persiapan kamar dan ruangan.

Bagian akhir dari persiapan ini adalah menyiapkan tempat tidur. Kasur dan selimut sudah tersedia dalam lemari di setiap kamar. Kami hanya membuka penutup kasur, memasang kain sprei, sarung bantal, memasang selimut, dan merapikan beberapa bagian sekitarnya. Bagian akhir adalah memberi pewangi agar kamar dan ruangan ini menjadi tempat yang nyaman untuk tempat tinggal.

halaman rumah yang bersih, bisa dijadikan tempat parkir
halaman rumah yang bersih, bisa dijadikan tempat parkir
Persiapan ini hanya persiapan bagian dalam yang sederhana. Persiapan bagian luar rupanya lebih rumit lagi. Untuk bagian ini, peran kami bertiga kecil. Dua sahabat kami yang lain berada di barisan depan pada bagian ini. Ada yang memotong rumput, merapikan taman, membersihkan tempat parkiran mobil, halaman, dan sebagainya.

Selain itu, ada juga bagian teknis penting menyangkut rumah tangga. Misalnya jaringan listrik untuk menghidupkan pompa air, pemanas air, jaringan lift, bahkan pemanas ruangan kalau perlu. Ini harus dibereskan sebab dalam 9 bulan, bagian-bagian ini tidak difungsikan.

Di setiap kamar ada meja dan kursi, cocok untuk menulis dan membaca
Di setiap kamar ada meja dan kursi, cocok untuk menulis dan membaca
Tentu cara termudah adalah memanggil tukang tekniknya. Tetapi tidak semuanya harus dengan tukang teknik. Ada bagian lain yang bisa dikerjakan sendiri misalnya untuk menghidupkan mesin pemanas air dan mesin lift. Dua bagian ini bisa dihidupkan sendiri karena tidak rumit. Tinggal tekan tombol ON saja.

Lalu, yang tak kalah penting adalah bagian yang menghubungkan kami dengan dunia luar. Di sini masuk bagian telepon, televisi, dan internet. Inilah asyiknya rumah musim panas a la orang Italia. Rupanya ketiga jaringan ini sudah tersedia. Tinggal diaktifkan lagi. Misalnya jaringan televisi, sahabat saya mencobanya pagi hari. Aktif dan langsung berfungsi.

Untuk telepon dan internet, kami harus memanggil tukang tekniknya. Dia juga datang hanya sebentar saja karena hanya untuk mengaktifkan jaringannya. Ini tidak bisa kami selesaikan karena ada kata kunci yang harus dibuka. Setelahnya, malam hari, kami sudah bisa melihat pertandingan piala Amerika dan piala Eropa yang sedang bergulir. Demikian juga dengan jaringan internetnya berupa wi-fi berkecepatan tinggi.

Rasa-rasanya bagus yah rumah musim panas ini. Saya merasa seperti memiliki semuanya. Pagi sampai sore bekerja, malam bisa duduk santai beristirahat sambil menonton TV atau bermain kartu, atau bermain internet.

Tamannya sudah cantik setelah ditata
Tamannya sudah cantik setelah ditata
Saya yang merasa memiliki semuanya ini sekaligus juga merasa tidak punya apa-apa. Wong saya hanya pekerja yang menyiapkan rumah. Tetapi pekerja yang tidak sekadar bekerja melainkan pekerja yang sekaligus pemilik rumah. Maksudnya, bekerja bukan sebagai pekerja tetapi bekerja sebagai pemilik rumah.

Saya berterima kasih pada para sahabat Italia ini yang memperkenankan saya ikut menyiapkan rumah musim panas ini. Saya jadi tahu suasana rumah musim panas ini sebelum dibereskan dan setelah dibereskan sehingga tampak seperti rumah tinggal yang bersahabat. Selamat berlibur.

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

Tulisan terkait dari urutan terakhir:

MLV, 3/7/2016

Gordi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun