Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita รจ bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menengok Isi Perpustakaan “Biblioteca Palatina” di Kota Parma

20 Mei 2016   20:00 Diperbarui: 14 Oktober 2016   11:17 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Buku Tua yang masih terawat, FOTO: dokpri
Koleksi Buku Tua yang masih terawat, FOTO: dokpri
Jangan heran dengan jumlah koleksi ini karena โ€œBiblioteca Palatinaโ€ termasuk salah satu perpustakaan tua. Didirikan pada tahun 1761 oleh dua raja saat itu (duchi) yakni Filippo dan Ferdinando di Borbone. Pembangunannya berlangsung sekitar 8 tahun sampai pada peresmiannya di tahun 1769. Saat itu, Parma masih dibawah kekuasaan Imperator Austria, Giuseppe II. Megahnya perpustakaan ini tak lepas dari karya arsitek Prancis Ennemond Alexander Petitot (Lion 1727-Parma 1801). Petitot banyak meninggalkan karya arsitek di kota Parma dan sekitarnya.

Perpustakaan Palatina pun berkembang dari masa ke masa. Perkembangan yang cukup signifikan adalah pada zaman Ratu Maria Luigia (12 Desember 1791-17 Desember 1847), istri keempat dari Raja Napoleon (15 Agustus 1769-5 Mei 1821). Napoleon sebagai imperator Prancis pernah menguasai kota Parma dan beberapa kota sekitarnya seperti Piacenza dan Guastalla yakni dari tahun 1814-1847.ย 

Maria Luiga melalui kepala perpustakaan Palatina, Angelo Pezzana (1805-1862) menambah koleksi dari beberapa perpustakaan dan koleksi pribadi dari orang-orang di kota Parma. Di sini termasuk koleksi tua dalam bahasa Ibrani. Peran petugas perpustakaan memang amat penting dalam menjaga koleksi ini. Saat ini kepala Perpustakaan Palatina adalah Sabina Magrini. Bekerja mulai tahun 2012. Dia adalah kepala perpustakaan yang ke-26 dalam sejarah Biblioteca Palatina ini.

Dari sala di lettura di Maria Luiga ini, kami berpindah ke beberapa ruangan lainnya seperti Galleria Petitot yang berisi kumpulan karya Petitot, ke Galleria dellโ€™Incoronata, lalu ke Sala Dante berisi opera di Dante, dan terakhir ke Biblioteca Derossiana berisi koleksi buku modern.

Rupanya kunjungan singkat bagian akhir ini menarik. Lumayan untuk menambah ilmu pengetahuan. Paling tidak pernah melihat koleksi buku tua. Juga muncul niat untuk menelusuri sejarah perpustakaan dan informasi di dalamnya. Dari sini pun saya tahu kalau mengunjungi perpustakaan itu penting.Selain sekadar โ€˜cuci mata intelektual juga untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan kita. Di hadapan koleksi kuno ini, saya merasa kok makin saya mencari makin merasa sedikit sekali pengetahuan saya. Maka, tak ada cara lain selain terus menerus menelusuri pusat sejarah tempat berkembangnya ilmu pengetahuan.

Salam ilmu pengetahuan.

Sekadar berbagi yang dilihat, dirasakan, dialami, didengar dan dibaca.

PRM, 20/5/2016

Gordi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun