berdua di atas vespa II sumber foto: www.agi.it
Usia 70 tahun bagi orang Indonesia adalah usia tua. Boleh dibilang kakek dan nenek. Lebih dari itu, dikategorikan juga sebagai usia tak produktif meski dia masih bisa bekerja. Lalu, dianjurkan untuk tinggal di rumah menjaga cucu cicit. Sungguh seperti masuk dalam kuburan ide dan pekerjaan.
Indonesia beda dengan Italia. Orang Italia yang berumur 70 tahun masih disebut kelompok produktif. Masih bisa menulis di koran, membaca, bekerja sebagai relawan tanpa minta gaji, membantu mereka yang membutuhkan tenaganya, memberi seminar bagi dosen purnakarya di universitas. Jadi, di usia 70 tahun, orang Italia masih berproduksi.
Karakter orang Italia ini ikut terbawa dalam hasil karya mereka. Vespa adalah salah satu hasil karya orang Italia. Vespa lahir 70 tahun lalu (23 April 1946) dari 2 orang insinyur terkenal Enrico Piaggio dan Corradino D’Ascanio. Sampai saat ini vespa masih diproduksi di seluruh dunia dan namanya makin jaya.
Vespa memang tidak terlepas dari karakter orang Italia. Italia terkenal karena banyak hal terutama menyangkut kekayaan yang nilainya tinggi sekali. Saking tingginya, orang menyebutnya kekayaan yang tak ternilai. Maksudnya nilainya tak terjangkaui lagi dengan uang. Dari sekian kekayaan itu, Italia sebenarnya terkenal karena 2 hal yakni dunia mode dan sepak bola. Sepak bola Italia—meski saat ini terpuruk—tetap menjadi idola banyak penduduk dunia saat ini. Demikian juga dengan dunia mode. Milan dengan ikon mode modern membuat Italia menjadi negara terkenal di dunia.
Dunia mode ini juga yang membuat vespa menjadi terkenal. Vespa lahir setelah perang dunia II (1919-1945). Saat itu keluarga Italia menderita kemiskinan karena semua makanan dan uang habis terkuras dalam perang. Perang inilah yang membuat warga Italia miskin. Beberapa sahabat Italia saya sampai saat ini masih meratapi perang ini.
Bahkan, mendengar kata perang, mereka langsung menjerit. Perang yang memiskinkan, tidak masuk akal, membuat rakyat menderita, mati, dan sebagainya. Kata-kata yang menggambarkan betapa perang sungguh brutal, membuat manusia menderita bahkan mati. Dari sudut pandang ekonomi, perang menjadi momok yang mematikan bagi pertumbuhan ekonomi.
Bagaimana berproduksi jika alat produksi hancur oleh bom. Demikian juga dengan hasil tanam yang turun dratis. Bagaimana menanam jika tidak ada pupuk sebagai alat bantu untuk melejitkan hasil tanam. Lebih dari itu, perang membuat manusia tidak bisa bekerja. Perang membuat warga takut untuk keluar rumah dan bekerja di ladang.
Vespa lahir setelah situasi memilukan ini. Saat itu, semua keluarga Italia mendambakannya. Vespa menjadi idola. Namun, di balik dambaan ini, vespa sebenarnya dibenci. Terutama oleh kelompok pecinta sepeda. Kelompok ini ingin terus nyaman dengan sepeda mereka. Sepeda memang menjadi simbol kekuasaan. Tidak banyak yang memiliki sepeda. Hanya mereka yang berkuasa. Berkuasa berarti punya kekuatan dan kekayaan. Maka, kalau vespa hadir, otomatis kekuatan dan kekuasaan mereka terancam.
Meski dibenci, vespa tetap berkembang. Ini berkat kerja keras dua penemunya yang terus menerus memperbarui hasil karya mereka. Olesan mode pun masuk dalam perkembangan vespa. Vespa didesain dengan berbagai model sejak awal produksinya. Sejak saat itu, vespa menjadi salah satu ikon mode Italia. Dalam perkembangannya vespa benar-benar menjadi ikon mode yang patut diperhitungkan oleh dunia.