Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Cara Orang Italia "Menghargai" Pakaian Bekas

24 Maret 2016   00:32 Diperbarui: 24 Maret 2016   17:37 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="kotak penampung pakaian bekas"][/caption]Apakah Anda punya pakaian bekas? Di manakah Anda menyimpannya? Pernahkah Anda membuangnya di tempat sampah? Apakah ada tempat sampah untuk pakaian bekas?

Rentetatan pertanyaan ini menjadi kerangka besar dari tulisan ini. Berangkat dari perbincangan dengan seorang teman dari Spanyol. Suatu malam, tak disangka, saya mengomentari model sepatunya.

“Anda tampak muda dengan model sepatu ini!” komentar saya padanya.

“Sepatu pemberian kakak saya,” balasnya sambil mengecek bagian bawah sepatunya.

Sepatu itu bermodel keren ala anak muda. Lebih tepatnya sepatu ini digunakan saat musim panas. Saat itu, Eropa masih di musim dingin.

“Kan hanya digunakan dalam rumah saja,“ lanjutnya lagi.

Dalam rumah kami, memang ada penghangat, jadi tidak terlalu dingin saat penghangat itu dinyalakan. Tentu saja bukan 24 jam. Hanya 5 jam pada sore dan 4 jam pada pagi hari.

Teman saya ini rupanya banyak menerima pakaian dan sepatu dari kakaknya. Dia yang sering tinggal di luar Eropa tidak begitu membutuhkan pakaian bergaya Eropa. Misalnya kalau ke daerah tropis seperti di Afrika, dia tidak membutuhkan sepatu musim dingin.

“Saya belum pernah membeli sendiri pakaian dan sepatu, sejak tamat SMA,“ sambungnya lagi.

Jika pulang ke Spanyol, dia tidak perlu membeli pakaian baru lagi. Semuanya sudah ada. Dia memakai pakaian bekas milik kakak dan adiknya yang tinggal di Spanyol. Mereka tidak menggunakan lagi pakaian tersebut. Pikiran saya langsung berputar-putar sambil memuji mereka, hebat yah mereka menghargai pakaian bekas. Padahal, ada orang kaya yang saking rakusnya membeli pakaian baru, pakaian layak pakai pun dibuang. Dalam benak mereka, hanya ada satu ide, yakni meraih yang bermodel baru. Padahal, yang baru selalu akan menjadi yang lama.

Teman saya ini berasal dari Spanyol dan sekarang tinggal di Italia. Orang Italia juga punya cara tersendiri dalam menangani pakaian bekas. Pakaian bekas bagi orang Italia adalah pakaian yang masih layak dipakai. Meski tidak membutuhkannya lagi, mereka tidak menjadikan pakaian bekas itu sebagai sampah. Pakaian bekas itu masih digunakan oleh orang lain. Mereka tidak peduli, jatuh di tangan siapakah pakaian itu. Mereka hanya membawa pakaian itu di tempat yang sudah disediakan. Dalam bahasa Italia, tempat itu disebut sebagai raccolta abiti usati atau juga raccolta indumenti usati. Keduanya mempunyai makna sama, yakni tempat menabung pakaian bekas. Tempatnya berupa kotak berwarna kuning (cassonetti gialli) dengan tulisan abiti usati  atau indumenti usati dan beberapa rumusan lainnya. Intinya ada keterangan pakaian bekas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun