Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Cara Orang Italia Merawat Taman Kota

9 Maret 2016   22:42 Diperbarui: 10 Maret 2016   03:08 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="jalur sepedan dan jalur pejalan kaki"][/caption]Kehidupan kota yang ramai kadang membuat manusia tidak berdaya. Manusia seolah-olah kalah oleh kesibukan dan keraiamainnya. Padahal, manusia tidak boleh kalah.

Manusia adalah pencipta situasi maka dialah sebenarnya yang membuat situasi itu menutup ruang geraknya. Orang yang punya visi akan mencari jalan keluarnya. Salah satu jalan keluar itu adalah membuat taman kota. Di taman kota, manusia menemukan kerinduan hatinya untuk berpikir terbuka, berkhayal terbuka, melihat sejauh mungkin, berefleksi, membaca, atau juga bermain.

Taman kota memang selayaknya menyediakan hal-hal di atas. Taman kota adalah tempat di mana kita bisa bebas bergerak. Berjalan tanpa hambatan. Atau bersepeda tanpa takut terlindas mobil dan motor. Duduk tanpa terhimpit. Membaca tanpa terganggu oleh kebisingan. Atau sekadar bermain di alam bebas.

[caption caption="gerbang taman dan jalur sepeda"]

[/caption]

Orang Parma, Italia mencintai hal-hal ini. Maka, mereka tak segan-segan menyulap lahan kota menjadi taman kota. Bagi orang Parma, lahan itu adalah tempat membuang kepenatan. Kepenatan memang mesti keluar dari pikiran manusia sebab keberadaannya mengganggu.

Di kota Parma, ada banyak taman kota, besar dan kecil. Salah satunya adalah Parco Bizzozero, Taman Bizzozero. Taman ini jadi satu dari sekian tempat untuk membuang kepenatan di kota Parma. Membuang kepenatan memang tidak mudah. Kadang-kadang harus mencari tempat yang nyaman, jauh dari keramaian. Dan, taman ini letaknya di pinggiran kota Parma. Pinggiran bukan berarti di luar kota. Masih menjadi bagian dari kota tetapi tidak menjadi bagian dari pusat kota.

[caption caption="jalur pejalan kaki, tempat duduk, tong sampah"]

[/caption]

Taman seluas 40.000 m2 ini disulap dari lahan pertanian. Sampai tahun 60-an, bagian taman ini masih jadi lahan basah. Saat itu, belum ada banyak rumah. Penduduk kota Parma juga sedikit. Saat penduduk makin bertambah, kebutuhan akan taman makin besar. Pemerintah kota Parma pun menyulap lahan basah ini jadi taman.

Beberapa hari yang lalu, sesaat setelah hujan, saya berjalan-jalan ke taman ini. Tujuan saya sebenarnya bukan ke sini. Saya hanya singgah di sini saat pulang perjalanan dari tempat lain. Tak ada salahnya. Saya sungguh menikmati saat-saat sepi di taman ini. Biasanya banyak yang bermain di sini. Kali ini sepi karena baru saja selesai hujan. 

Tidak ada yang lalu lalang di jalur sepeda. Saya hanya berjumpa dua anak muda yang juga sedang berjalan-jalan seperti saya. Tidak ada anak kecil yang berteriak dan bermain di sini. Tidak ada pula yang berjalan-jalan sekadar memberi kebebasan pada anjingnya untuk bermain-main. Jalur sepeda juga kosong.

[caption caption="pejalan kaki dan pohon rindang"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun